Bab 3

656 55 2
                                    

Kamu!" pekikku dan pria blagu tersebut bersamaan sedangkan Rina hanya terkekeh.


"Allahu akbar gak ada lagi kah manusia selain anda di sekolah ini?" tanyaku nada tinggi.

"Mungkin kita jodoh kali," jawabnya tersenyum sedangkan mataku sudah melotot ingin rasanya kumasukkan cabe rawit satu piring ke mulutnya biar tahu rasa.

"Heh, denger ya aku gak kenal sama kamu dan gak tau apa-apa tentang kamu satu lagi aku gak ada urusan apapun samamu jadi menyingkirlah pria blagu!" Pekikku menahan amarah.

"Oh, iya kamu belum kenal aku ya kenalin namaku Andrian ketua mahasiswa dikampus ini dan satu lagi akau bakal tandain kamu, kamu mahasiswa baru bukan?" tanyanya menaikkan alis nya sebelah.

"Aiih, mantap Ra kamu di tandain sama ketua mahasiswa," bisik Rina dan langsungku hadiahi cubitan di perutnya hingga ia meringis kesakitan.

"Aahh sudah lah, aku malas berdebat sama orang yang gak jelas, minggir…," ucapku mendorongnya namun ia mencekal pergelangan tanganku.

"Gak sabar deh pengen jadi imam buat kamu..," ucapnya mengulum senyum sedangkan aku langsung menghempaskan tangannya.

"Pria brengsek …," ucapku lalu pergi begitu saja namun aku lupa menarik Rina yang masih di depan cowok tersebut tapi biarlah malas gua balik lagi.

"Ehh kamu temennya kan?" tanya Andrian.

"Gak gebetannya, udah tahu aku temenan sama dia masa kakak nanya lagi sih," ucap ainun kesel.

"Ehh iya iya maaf, aku boleh minta tolong gak?" tanya andrian.

"Minta tolong apa Kak kalo kakak nyuruh aku mencuri aku gak mau ya kak ," terang Rina  polos.

"Hahah kamu gak kalah kocak ya dari temen singamu itu," ucap Andrian kemudian mereka tertawa.

"Jadi gini aku mau minta alamat, no hp, sama kalo boleh tahu namanya siapa ya?" tanya  Andrian.

"Oalah jadi Mak comblang toh, boleh boleh boleh tapi kakak harus traktir aku makan bakso," jawab Rina sambil nyengir kuda.

"Santai, nanti bakal traktir kok," ucap Andrian.

"Ok lh, namanya Nur Ara Syafitri, nomor hpnya wait kak aku ambil hp dulu … nih 08xxxxxx, sedangkan alamat dia di jl.mawar no.10 ," terang Rina.

"Ok makasih ya, kamu siapa namanya? Boleh no wa mu  juga gak biar kita bahas manusia singa itu lewat wa aja ," ucap Andrian.

"Rina Kak, boleh nih 08xxxx," balas Rina.

" Thank's ya Rina, masalah traktir aman lah," ucap Andrian di balas senyuman dengan Rina.

Sedangkan Ara sudah kesel di dalam toilet karena Rina belum nyusul-nyusul juga.

'Aahh … ke mana sih tu anak buat kesal mulu deh mentang-mentang liat cowok blagu itu dia udh ikut-ikutan blagu ,' umpatku dalam hati.

" Dorrrr…," Rina mengangetkanku.

" Woyy kamu punya akhlak gak sih kalo aku mati gimana?" Tanyaku kesal

"Baguslah aku jadi gak ada saingan ,"ucapnya dengan santai sedangkan aku sudah siap melempar apa yang ku dapat untuknya, memang aku dan Rina selalu bersaing di kelas memperebutkan juara .

"Teman laknat emang dasar anak kebo ," ucapku tidak mau kalah.

"Ayo ke kelas Ra udah mau masuk," ajak Rina yang ku balas anggukan kemudian kami berdua melangkahkan kaki ke kelas, di tengah jalan aku melihat pria blagu itu senyum-senyum ke arah ku dan aku langsung membalas dengan tatapan ingin membunuh.

***Bersambung***

Musuhku Penyelamat HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang