Bab 6

526 56 2
                                    

***
Dikampus Ara dan Rina sedang mengerjakan tugas di perpustakaan lantai dua, saat Ara menoleh ke bawah karena tembok adalah kaca jadi bisa leluasa melihat ke bawah.

"Dih, ada presiden mahasiswa tuh, si mesum. Mau-maunya orang milih dia ya, kalo aku ikut pemilihan pasti udah ku coret itu mukanya," gumam Ara lalu tertawa.

'Andai kamu tahu Ra perasaan kak Andrian sama kamu, kamu gak mungkin sanggup ngatain dia di situasi begini, tapi aku gak bisa ngomong apa-apa ke kamu, semoga kalian jodoh,' batin Rina seraya menatap Ara.

"Woy, kamu ngapa sih liatin aku mulu, aku tahu aku cantik biasa aja kali," crocos Ara.

"Eh, gak apa-apa Ra yuk ke kelas," ajak Rina menarik Ara berdiri.

"Dih, ni anak kesambet apa? Kok tiba-tiba murung," cicitku seraya mengikuti Rina tapi di tengah jalan aku kebelet pipis.

"Na, aku ke toilet dulu ya," ucapku sambil berlari kecil

"Mau di temenin gak?" teriaknya yang langsung ku balas gelengkan kepala.

***

"Uh leganya," ucapku keluar dari toilet, kemudian aku berjalan ke kelas tapi sebelumnya aku melihat Kak Andrian lagi duduk bersama cewek.

'Ih kok aku kepo ya, jangan bilang aku suka sama dia, nggak-nggak. Tapi, kok aku gak rela gitu ya dia dekat sama cewek itu,' batinku seraya memandang ke arah mereka, tidak lama kemudian Kak Andrian melihatku, langsung ku alihkan pandangan dan berlalu ke kelas.

"Buat apa sih aku mikirin tuh cowok? Ya, terserah 'lah dia mau ngapain, kepo lu Ra, kepo," ucapku seraya mengetuk-ngetuk kepalaku pelan.

*POV Andrian*

Aku mengajak Tania ke halaman belakang dekat toilet, aku mau pamit sama Tania pacarku dan ingin mengakhiri hubunganku dengannya karena sebenarnya sudah lama aku tahu Tania selingkuh.

Aku sengaja diam tidak mau berantam sama Tania, karena waktuku juga sudah tidak lama di kampus ini bahkan di tempat ini.

Tidak sengaja kuedarkan pandanganku, netraku menatap cewek yang ku kenal, dia Ara dia seperti sedang memperhatikanku, tapi di saat netra kami bertemu dia langsung mengalihkan pandangan dan pergi begitu saja, aku harap dia tidak salah paham.

Aku juga tidak mengerti apa yang terjadi pada diriku ingin rasanya aku mengutarakan isi hatiku pada Ara agar ia tahu bahwa aku sungguh-sungguh menyukai dirinya.Tapi semuanya terhalang oleh waktuku yang tinggal sebentar lagi tinggal di sini.

Tinggalkan jejak

Musuhku Penyelamat HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang