Bab 12

595 54 6
                                    


Selama acara Ara ikut mendampingi Andrian, karena ada mertuanya. Sekarang waktunya foto-foto, Andrian sedang berfoto dengan orang tuanya, sedangkan Ara melihat dari jauh.


Setelah selesai berfoto dengan orang tuanya, sebenarnya Andrian ingin mengajak Ara, tapi diurungkannya karena para adik-adik mahasiswi mengajak Andrian berfoto terlebih dahulu.

Ara yang menyaksikan dari jauh, merasa tidak suka dengan Andrian, yang berfoto dekat-dekat dengan para cewek-cewek tersebut.

"Dasar, laki-laki semuanya sama saja!" umpat Ara, kemudian berdiri meninggalkan tempat tersebut.

Orang tua Andrian yang melihat Ara pergi, langsung paham kalau menantunya lagi cemburu.

"Andrian," panggil ayah Andrian.

"Iya, Yah," sahut Andrian.

"Ayah sama Bunda pulang duluan, bujuk Ara, sepertinya dia cemburu," ujar ayah, membuat Andrian langsung menoleh ke tempat duduk Ara. Benar saja, Ara sudah tidak di sana, Andrian melihat ayahnya kembali lalu mengangguk.

***

Siang hari, Andrian sudah hampir satu jam menunggu Ara di depan kampus, tapi Ara tidak kunjung datang. Andrian melihat Rina, dengan segera Andrian menghampirinya.

"Rina," panggil Andrian, membuat Rina langsung menoleh ke belakang.

"Eh, Kak Andrian," jawab Rina sambil tersenyum.

"Na, kamu lihat Ara nggak?" tanya Andrian membuat Rina langsung menyergit.

"Bukannya Ara udah pulang, Kak. Soalnya mata kuliah kami cuma sampai jam 11, perasaan tadi Ara nggak masuk kelas, karena menghadiri acara wisuda Kakak, bukan?" tanya Rina yang dibalas anggukan oleh Andrian.

"Ok, makasih, aku pulang dulu," ucap Andrian yang dibalas anggukan oleh Rina.

Selam perjalanan Andrian masih berfikir, apakah Ara benar-benar cemburu melihatnya tadi? Kalo memang benar Andrian akan sangat senang.

Sampai di rumah Andrian mengucap salam, tapi tidak ada sahutan sama sekali.

"Mungkin Mak ke kebun," gumam Andrian, kemudian ia naik ke atas.

Bagitu Andrian membuka knop pintu, ia langsung tersenyum melihat Ara sedang tengkurap sambil membaca di atas ranjang.

Ara yang melihat Andrian datang, langsung duduk dan tidak mau melihat Andrian.

"Kamu cemburu?" tanya Andrian, membuat Ara langsung menatap tajam ke arahnya.

"Gak, Ara gak bakalan cemburu melihat kakak sama siapa pun, karena semua laki-laki itu sama!" ketus Ara, kemudian ia berdiri, Andrian yang mendengar jawaban Ara, langsung tersenyum kemudian menarik Ara ke dekapannya.

"Apaan sih, Kak? Lepasin!" suara Ara mulai meninggi, tapi di hiraukan oleh Andrian, ia malah mempererat pelukannya.

"Shut ... jangan marah-marah terus, nanti cantiknya ilang," bujuk Andrian.

"Biarin, kenapa emang kalo cantik Ara hilang? Kakak mau nikah lagi? Silahkan, Ara gak akan larang-larang Kakak, karena yang Ara tahu semua laki-laki itu sama, lepasin!" bentak Ara sambil memberontak, bukannya melepaskan, Andrian malah menghimpit Ara ke tembok.

Musuhku Penyelamat HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang