Chapter 25 | Kisah Bella

5.3K 250 12
                                    

~Without Me~

Halsey

.

.

.

'Jangan takut. Aku disini. Aku akan selalu melindungi mu!'
_______________

"Dover...." panggil seorang anak perempuan. Anak laki-laki yang sepertinya kakak dari anak perumpuan itu menoleh. Ia memandangi adiknya yang lesuh."Kau lapar ya?" Anak perumpuan itu mengangguk anggukan kepalanya. "Aku pengen makan Dov." Anak laki-laki itu hanya tersenyum lesuh. Untunglah disaku celananya masih ada cukup uang untuk membeli makanan.

"Mari kita beli makanan. Kau mau makan apa? Pilih saja biar nanti aku yang belikan." Anak perempuan itu langsung memeluk kakaknya, lalu ia mengucapkan terima kasih. "Makasih ya Dover. Bella sayang banget sama Dover." Dover tersenyum mendengar perkataan yang keluar dari mulut adiknya. "Iya. Dover juga sayang sama Bella."

Mereka berdua berjalan bergandengan menuju toko roti. Sesampainya di toko roti, wajah Bella masih terlihat murung. Dover akhirnya bertanya pada adiknya itu. "Tidak ingin makan roti?" Bella menggelengkan kepalanya. "Bella bosen. Bella mau ayam yang ditepungin itu loh Dov. Bella mau makan itu. Kemarin Bella liat ada orang yang makan itu, makanannya terihat enak," adu Bella kecil.

Dover merogoh saku celananya. Hanya tersisa dua Dollar. Dua Dollar tidak cukup untuk membeli makanan yang diinginkan Bella. Membeli roti saja hanya dapat satu. Seandainya ia memiliki banyak uang. Apa pun yang diinginkan oleh Bella, pasti akan Dover berikan.

"Hmm, tidak jadi. Tadi Bella hanya bercanda! Beli roti saja ya." Dover memandang wajah Bella. Senyum keceriaan merekah di bibir Bella. Adiknya tersenyum ceria. Dan akhirnya mereka hanya membeli satu roti.

"Ini makan." Dover memberikan bungkusan roti yang tadi dibelinya kepada Bella yang langsung perempuan itu terima. "Kau tidak makan?" tanya Bella. Pasalnya mata coklatnya tidak melihat bungkusan roti di tangan Dover. "Tidak. Aku sudah kenyang." Dover tersenyum hangat pada Bella. Bella menganguk dan langsung memakan rotinya dengan lahap.

Setelah habis, bungkusnya ia berikan kembali kepada Dover. "Untukmu. Masih ada setengah di dalamnya. Aku sudah kenyang."

Dover tersenyum senang. Langsung saja ia memakan rotinya dengan lahap. Perutnya lapar. Sangat lapar. "Bella mau minum." Dover memberikan air putih kepad Bella. Setelah selesai makan, mereka berjalan pulang untuk beristirahat. Hanya rumah berukuran kecil. Jauh dari kata sederhana. Tapi cukup untuk mereka tinggali.

Waktu terus berjalan begitu cepat. Semakin lama mereka berdua tumbuh dewasa. Dover selalu menjaga Bella dengan baik. Bella bagai seorang ratu yang selau Dover utamakan. Selalu Dover lindungi. Apa pun yang diinginkan Bella selalu Dover beri. Dover tidak membiarkan satu tetes air mata jatuh di pipi Bella—adik kecilnya.

Bella bagai permatanya. Bella cahayanya. Bella adalah alasannya tetap hidup.

Saat kehidupan ekonomi mereka mulai membaik, Dover memperkenalkan Angela. Wanita dengan paras anggun, memiliki sifat yang lemah lembut, dan juga penurut. Bella menyambut Angela dengan senang. Bella senang akan punya teman.

Lambat laun hubungan Dover dan Angela semakin serius. Dan pada saat itu Bella memperkenalkan seorang pria bernama Cavin. Pria kaya raya dan tampan. Dover setuju dengan hubungan Bella dan Cavin. Bahkan mereka berencana menikah secara bersamaan.

Semakin lama, Cavin dan Bella semakin serius. Hubungan mereka sudah mendapat restu dari orang tua Cavin. Orang tua Cavin benar-benar menyukai Bella. Menurut kedua orang tua Cavin, Bella itu sosok wanita yang sopan dan menerima apa adanya. Lagi pula kedua orang tua Cavin tidak memandang Bella rendah hanya karena wanita itu tidak kaya. Cavin dan orang tuanya menerima Bella apa adanya, seperti wanita itu yang menerima Cavin dan kedua orang tuanya apa adanya.

Arco Iris | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang