~Blank Space~
Taylor Swift
.
.
.
'Jika anda benar benar mencintainya, maka anda harus berusaha mencarinya.'
___________________2:15 AM
Lima jam lebih Evan menempuh waktu dari Naw York ke Las Vegas. Waktu sudah menunjukan pukul dua lebih dini hari. Evan mengabaikan rasa kantuknya. Kakinya melangkah masuk ke dalam markas Hell Angels. Tangannya mengetuk pelan pintu ruangan khusus untuk pemimpin Hell Angels. Ketika suara Sean mempersilahkan untuk masuk, Evan langsung mendorong pintu dan masuk ke dalam.
Evan menelan ludahnya sulit. Sean terlihat sangat kacau. Biasanya kalau sudah seperti ini, Sean akan menghabisi siapa pun yang menggangunya. Walau dalam keadaan terdesak atau membicarakan hal genting dan penting, Sean tidak akan segan untuk menghabisi siapapun yang memberitahu hal yang tidak penting untuknya.
"Sir...."
"Duduk."
Evan mematuhi perintah Sean. Evan segera menarik kursi yang ada di depan Sean. Kini keduanya saling berhadapan. Hanya meja persegi yang menjadi jarak antara mereka. "Apa yang kau ketahui?" tanya Sean dingin. Evan berdehem terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Sean. "Pada hari saat terakhir kali Anda melihat Auristela, saya melihat Auristela pergi dengan Carla. Auristela masuk ke dalam mobil Carla, lalu mobil itu pergi melaju. Saya hanya melihatnya membawa Auristela."
"Kemungkinan Carla tahu keberadaan Auristela. Bukankah dia orang terakhir yang terlihat sedang bersama Auristela?" lanjut Evan.
Sean menganguk angukan kepalanya. Tangannya membuka laci meja, dan mengeluarkan dua kertas berbentuk persegi panjang berukuran kecil. Sean memberikan satu lembar kepada Evan. Evan menerimanya. Evan tidak berani untuk menolak. Sean kembali membuka laci mejanya. Tangannya mengeluarkan sebuah kotak. Sean mengambil ganja kering yang sudah menjadi bubuk, lalu menaruhnya diatas lembaran kertas tadi, dan menggulungnya.
"Ada korek?" tanya Sean. Evan merogoh saku celananya, dan memberikan koreknya pada Sean.
"Kemungkinan memang Carla. Data-data dan CCTV setiap Bandara yang ada di New York, tidak bisa aku temukan. Bukankah itu keahlian Carla? Carla pintar dalam bidang IT," ujar Sean. Tangannya ia dekatan ke bibir, lalu Sean menghisap ganjanya dengan santai.
"Suruh tim inti ke Las Vegas esok pagi. Aku akan putuskan besok pagi."
Evan menganguk. Tubuhnya bangkit dari duduknya. Kepalanya menunduk penuh hormat. Dengan cepat, Evan melangkah pergi meninggalkan Sean.
Pikiran Sean melayang. Pkirannya terus bertanya tanya. Mengapa Carla melakukannya? Kenapa Carla mau membohonginya? Bukankah sangsinya akan berat jika wanita itu membohonginya? Apa pun yang sekarang Sean pikirkan, Sean akan memutuskannya besok. Memutuskan Carla bersalah atau tidak.
Sean mengambil ponselnya. Jarinya memencet nomer Auristela. Tidak aktif. Nomer Auristela tidak aktif.
Tidak pantang menyerah, Sean terus meneleponi Auristela, namun hasilnya sama saja. Tidak aktif. Emosi, Sean membanting ponselnya hingga retak. Ia tidak peduli jika ponselnya mati. Apa susahnya tinggal membeli lagi?! Berapapun harga ponsel yang Sean banting, itu tidak akan membuat uangnya habis jika ia kembali memebili seratus ponsel yang sama pun.
Merasa sesak, Sean memutuskan untuk pergi ke balkon. Menghirup udara terbuka akan menghilangkan rasa sesaknya.
~*~*~*~
KAMU SEDANG MEMBACA
Arco Iris | TAMAT
ActionTAMAT [ADA PART YANG ACAK!!!] Highest rank : #1 in dark 09-02-2021 #1 in mystry 01-01-2021 #1 in adventure 18-02-2021 #2 in war 05-08-2021 #3 in boss 13-02-2021 #3 in horor 01-01-2021 #3 in blood 11-02-2021 #3 in jerk 05-08-2020 #5 in billionaire 0...