Chapter 64 | I Love You

5.1K 187 2
                                    

~Say You Love Me~

Jessie Were

.

.

.

'Jika kau pulang hanya untuk mengulang. Maka jangn pernah kembali.'
_________________

Auristela membuka matanya dengan perlahan lahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Auristela membuka matanya dengan perlahan lahan. Tangannya menyentuh keningnya, memijat mijat pelan keningnya yang terasa pening. Kepalanya terasa sakit. "Kau sudah bangun?" Auristela langsung menatap pemilik suara yang tadi bertanya kepadanya. Auristela melototkan kedua bola matanya terkejut. Tiba-tiba jantungnya berpacu cepat. Sesak. Dadanya terasa sesak. Auristela sulit bernafas. Tangannya memukul mukul ke udara. Rasa panik mulai menguasainya. Auristela merasa takut. Keringat mulai bercucuran deras hingga mulutnya terasa kelu dan kering.

Dengan sigap Sean menghampiri Auristela. Mengangkat tubuh wanita itu. Sean memposisikan Auristela duduk. Tangan Sean langsung mengambil obat yang berada di atas meja di samping tempat tidur. Sean mengeluarkan dua pil obat dan memberikan obat tersebut kepada Auristela.

Auristela menggeleng gelengkan kepalanya. "T—ti—ga," ucapnya terbata bata. Sean mengernyit bingung dengan permintaan Auristela. "Tiga? Bukankah dosis untukmu hanya dua?" Auristela tidak menanggapi ucapan Sean. Tangannya langsung merebut paksa obatnya dari tangan Sean. Auristela langsung meneguk tiga butir obat sekligus.

Napas Auristela mulai teratur kembali. Detak jantungnya juga sudah mulai kembali normal. Tadi adalah serangan panik. Auristela mengalami serangan panik beberapa minggu belakangan ini. "Bagaimana kau tahu kalau dosis untukku hanya dua?" tanya Auristela.

"Aku melihatmu setiap malam. Aku melihatmu meminum obat itu."

Auristela menghembuskan napasnya gusar. Telapak tangannya mengusap usap wajahnya frustrasi. "Bisa kau tinggalkan aku sendiri? Bisa kau pergi?!" titah Auristela penuh penekanan.

"Dengar Auristela...."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arco Iris | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang