Chapter 60 | Sadar?

4.1K 172 0
                                    

~If I Knew~

Bruno Mars

.

.

.

'Hangus. Semua tentangku terbakar begitu saja.'
_________________

'_________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu kemudian....

Sudah satu minggu berlalu. Sean merasa dirinya kembali terkurung dalam kegelapan. Selama satu minggu, Sean tidak lagi mengurusi Hell Angels. Sean melepas tahtahnya begitu saja. Kehadiran Valeska setelah sekian tahun lamanya, membuat Sean terkejut. Sean tidak tahu dengan apa yang ia rasakan saat matanya menatap kembali mata milik Valeska. Namun ada rasa rindu yang terbesit di hati Sean. Yang jelas, kehadiran Valeska mengubah segalanya.

Sean sendiri tidak tahu di mana keberadaan Auristela. Setelah kejadian ia bertemu Valeska, dirinya tidak lagi melihat Auristela. Auristela menghilang begitu saja. Dan itu membuat Sean gila. Sean tidak tahu dengan hatinya. Sean tidak tahu siapa yang dicintainya. Auristela atau Valeska?

'Ting!'

Sean melirik ponselnya yang berbunyi. Pesan masuk dari Albert. Itu salah satu pesan dari ratusan pesan yang Albert kirim. Sean tidak membukanya. Sean menunggu pesan dari Auristela! Bukan pesan-pesan sampah dari para anggotanya.

'Sean! Kita melemah bodoh! Jika kau memutuskan untuk meninggalkan Hell Angels, maka aku yang akan mengambil alih komando. Aku akan memimpin dengan caraku!'

Satu pesan dari Albert membuat Sean tertarik untuk membukannya. Sean tersenyum sinis setelah membaca habis pesan yang Albert beri. Jari jemarinya menri nari di atas keybord ponselnya. Sean mengetik pesan balasan untuk Albert.

'Aku tidak peduli. Lakukan sesukamu!'

Beberapa detik pesannya terkirim, Albert sudah mengirimkan pesan-pesan balasan makian kepada Sean. Pria itu juga berkali kali menelepon Sean. Merasa kesal, Sean mematikan ponselnya. Tangannya memijat mijat pelan pelipisnya. Kacau. Hidupnya kembali kacau hanya karena wanita.        

Arco Iris | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang