Chapter 55 | Pemotretan

3.1K 128 0
                                    

~Rear View~

ZAYN

.

.

.

'Aku sudah jatuh. Jatuh begitu dalam. Aku jatuh begitu dalam dengannya.'
________________

Carla menuntun Auristela menuju rooftop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Carla menuntun Auristela menuju rooftop. Kedua tangan Carla memegangi bahu Auristela. Sesampainya di atas, udara dingin menyambut mereka. Auristela terdiam. Fokus matanya menatap gelapnya langit malam.

"Kau tahu sekarang jam berpa?" tanya Auristela.

Carla melirik arloji emas yang ada di pergelangan tangannya. Jarum jam itu menunjukan angka dua belas lewat tujuh menit dini hari. "Jam dua belas lewat tujuh menit," jawab Carla yang langsung Auristela angguki, lalu ubuhnya kembali berbalik membelakangi Carla.

"Kau trauma dengan kejadian tadi?" tanya Carla prihatin. Kakinya melangkah mendekati Auristela. Auristela terkekeh kecil atas pertanyaan yang tadi terlontar dari mulut Carla. Demi tuhan! Auristela sama sekali tidak merasa ketakutan sedikit pun dengan kejadin tadi.

Auristela menggelengkan kepalanya pelan sebelum menjawab pertanyaan Carla. "Tidak. Aku sama sekali tidak peduli dengan kejadian tadi. Pria yang menggodaku bukanlah tandinganku." Auristela membaringkan tubuhnya. Matanya masih menatap gelapnya langit. "Satu satunya yang membuatku takut adalah Sean. Maksudku, tatapan dan ekspresinya tadi. Seperti ada iblis yang merasuki tubuh Sean."

Carla terkekeh. Kakinya berjalan ke ujung rooftop, tubuhnya terduduk dengan kaki yang menggantung ke bawah. "Mungkin juga dengan jiwanya," ujar Carla.

"Maksudmu?" bingung Auristela.

"Aku terkejut dengan bela dirimu. Bahkan sepertinya kau bisa mengatasi dua penjaga pria itu, tanpa bantuan siapa pun." Satu yang harus selalu Carla ingat, yaitu tidak boleh menggambarka setiap sifat anggota HA kepada orang asing. Terutama sang pemimpin. "Aku selalu berlatih. Untuk berjaga jaga kalau ada kejadian seperti tadi," jawab Auristela apa adanya.

"Auristela kemarilah! Aku tidak mengerti kenapa kau suka menatap langit," heran Carla. Auristela tersenyum, lalu kakinya berjalan menghampiri Carla. Auristela ikut duduk di ujung rofftop.

"Memandangi langit membuatku tenang," jawab Auristela atas keheranan Carla.

Carla mengbaikan jawaban Auristela. Tatapan matanya menatap Auristela serius. "Aku tidak tahu kau wanita seprti apa. Tapi aku baru melihat Sean benar-benar melindungi seorang wanita. Sean begitu takut kau terluka. Di matanya kau seperti malaikat penolong. Selama aku berkerja bersamanya, aku belum pernah melihatnya benar-benar melindungi seorang wanita. Maksudku, pria itu akan menolong, tapi hanya dengan menyuruh orang. Bukan langsung dirinya yang turun. Kau berharga untuknya. Setidaknya kau mengubahnya ke sisi yang lebih baik, Auristela."

Arco Iris | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang