Chapter 59 | Terluka

4K 167 0
                                    

~Selfish~

Madison Beer

.

.

.

'Untuk apa memperjuangkan seuatu yang tidak mungkin digapai....'
_________________ 

'_________________ 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selma sehari berada di Bandung, Auristela disuguhkan banyak hal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selma sehari berada di Bandung, Auristela disuguhkan banyak hal. Banyak orang-orang yang menyapanya. Mereka—orang-orang yang menyapa Auristela, sangat ramah-ramah. Raka juga suka menemuinya dan bercerita banyak hal tentang Indonesia, terutama tentang Bandung. Auristela sedikit bisa mengalihkan dan mengobati lukanya. Auristela juga sangat jarang memainkan ponsel. Artikel dan akun gossip banyak membicarakan Sean dan Valeska. Auristela tidak ingin membuat hatinya terluka kembali.

Sebelumnya Carla memberikan ponsel untuk Auristela. Carla berucap agar Auristela mengganti ponselnya. Itu semua agar Sean tidak bisa melacak keberadaan Auristela. Auristela menuruti perkataan Carla. Ia mengganti ponselnya.

Hari ini Auristela ingin pergi bersama Carla. Ya, Carla sudah menyusulnya, dan sekarang, Carla sedang bersama Auristela. Carla mengajak Auristela berlatih bela diri, dan Auristela menyetujuinya.

"Kau menangis terus ya? Matamu terlihat bengkak," tebak Carla. Auristela hanya tersenyum simpul mendengar tebakan Carla yang seratus persen benar. Carla yang tidak tahan pun langsung memeluk tubuh Auristela, mendekap erat tubuh Auristela. "Berhentilah menangis. Kau hanya membuang buang waktu. Buat apa kau menginginkan seseorang, disaat orang tersebut tidak menginginkanmu?! Kau pantas mendpatkan yang lebih baik."

"Seharusnya aku tidak mencintainya. Tapi aku tidak bisa menahannya, Carla. Ada perasaan yang belum pernah aku rasakan."

Carla melepas pelukannya. Kedua telapak tangannya menangkup wajah Auristela. Ibu jari Carla menghapus jejak-jejak air mata yang membasahi pipi Auristela. "Tidak ada lagi air mata! Hari ini kita akan bersenang senang!" ujar Carla.

Auristela dan Carla berjalan keluar. Keduanya bertemu dengan Raka di depan pintu masuk. Raka memperhatikan Auristela dan Carla bergantian. "Kau menangis lagi tuan putri?" goda Raka.

Arco Iris | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang