makan malam

7.5K 822 34
                                    

Fino berjalan gontai menuju sofa diruang tamu. ia baru sampai rumah setelah menyelesaikan pekerjaan terakhir barusan di Rumah Sakit.

Badan nya sangat lelah, terlebih jarak yang lumayan jauh mengharuskan ia menyetir mobil lebih lama. alasan tersebut memang sering ia gunakan, kenapa malas pulang.

Pukul sebelas malam, tapi rumah ini sudah sangat sepi dan gelap. seperti rumah kosong yang ditinggalkan pemiliknya, padahal disini masih ada adiknya dan beberapa art juga supir.

Tapi rasanya begitu sepi. Fino yang baru sebentar berada dalam suasana ini, merasa kurang nyaman. lalu, bagaimana dengan Ezra yang setiap harinya merasakan sepi, ditambah aturan Bima yang melarang Ezra main keluar apalagi berbaur dengan para anak tetangga.

Patutlah jika anak itu sedikit takut dunia luar, dan sering dibicarakan sebagai anak anti sosial.

Fino menghela nafas, setelah tenaganya kembali terkumpul. ia menaiki tangga yang menuju kamarnya, setelah sebelumnya mengambil sebotol air mineral dari kulkas.

Tapi sebelum masuk kamar, Fino menyempatkan diri masuk kedalam kamar adiknya, Adrain.

Setelah pintu terbuka, pandangan Fino langsung jatuh pada tubuh mungil yang terbungkus selimut ditambah plester penurun panas di dahi kecilnya. apa adiknya sakit? pikir Fino.

Fino duduk ditepian kasur ber-sprei tokoh pahlawan bernama Hulk tersebut, memandangi wajah pucat adiknya yang tidur begitu lelap.

Tangan kekar Fino mengelus rambut adiknya dengan lembut, sentuhan itu terasa nyaman yang ia rindukan. apa sudah lama, ia tidak melakukan hal ini? Fino sendiri tidak memgingat kapan terakhir kali ia melakukannya.

"masih hangat" gumam Fino, yang hanya didengar oleh dirinya saja.

Memandangi wajah Adrain, membuat Fino mengingat bagaimana dulu dirinya yang menolak kehadiran Adrain.

Pertama kali sang ayah membawa Yasinta, Fino dan kedua saudaranya begitu senang karena akan mendapatkan ibu yang baru. namun, kedatangan Yasinta juga membawa bayi kecil bernama Adrain.

Arkan yang masih belum mengerti, karena berumur delapan tahun terpekik senang melihat bayi mungil yang dibawa Yasinta. ia segera ingin dipanggil kakak saat itu juga.

Tapi tidak dengan sikembar yang merasa sudah cukup memiliki Arkan sebagai adik mereka. terlebih Fino yang tidak menyukai anak kecil selain Arkan.

Beberapa bulan Adrain kecil tinggal bersama mereka, Fano mulai menerimanya. ia bahkan makin sering bermain bersama baby Adrain yang lucu.

Fino yang terang-terangan tidak menyukai Adrain, terus dibujuk oleh Bima agar bisa menjadi kakak untuk Adrain.

Dua tahun Fino hidup dengan kebencian kepada Adrain.

Tapi waktu itu, ia melihat Adrain yang kesulitan bernafas disaat kedua orangtuanya harus pergi, untuk memenuhi sebuah undangan tanpa membawa Adrain, karena balita itu sedang pilek.

Ternyata Asmanya Adrain kambuh, dan mengharuskannya dibawa ke Rumah Sakit. waktu itu, Fino ikut panik melihat Adrain kesakitan. bahkan ia yang menggendong Adrain sampai diruang UGD.

Setelah itu, Fino pernah berjanji akan menjaga Adrain.

Fino menyudahi acara mengelus adiknya, ia menuju kamarnya. tapi sebelum itu, ia menyempatkan mencium kening Adrain dengan lembut.

"have a nice dream dek" bisiknya.

==

Berbeda di Apartemen milik sepasang suami istri, yang malam ini mereka menghabiskan waktu sampai larut malam.

adrain [sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang