Setelah masalah putranya yang menangis karena ketidaktahuan Yasinta juga Bima perihal Akselerasi putra mereka.
Pasangan suami istri tersebut segera mencari tahu semuanya kepada bi Ira, yang memang mengetahui banyak hal selama mereka tinggal di Apatemen.
bi Ira menjelaskan semuanya, sampai Bima dan Yasinta merasa bersalah dan menyesal, namun mereka tak ingin tenggelam didalam rasa menyesal.
Kini keduanya harus memperbaiki itu semua. Yasinta juga sudah mengobrol dengan Wali Kelas baru putranya.
Kini ia menjadi seorang ibu yang sesungguhnya, dirinya juga sudah mengetahui teman dekat Adrain disekolah dari cerita-cerita Adrain.
Siang ini, Adrain hanya ditemani bunda dirumah karena yang lain tengah sibuk dengan urusannya masing-masing.
Bima dan sikembar tentu sibuk bekerja, sedangkan Arkan kini sibuk membantu klub basket memperisiapkan demo di acara MOS.
Tadinya Arkan tidak ingin ikut serta, namun karena kurang personil akhirnya Arkan berhasil diajak.
Dan harus mengikuti intruksi pelatihnya, yaitu berlatih dan mempersiapkan penampilan terbaik agar bisa menarik perhatian adik kelas barunya.
Sedangkan Adrain juga kembali fokus belajar, ia tidak ingin menjadi anak malas. meskipun mainan dan fasilitas yang diberikan Bima agak menggoyangkan sedikit iman.
Adrain tetap lanjut membaca beberapa buku pelajaran kelas lima yang bundanya belikan. tak lupa ia juga memepelajari beberapa soal agar lebih mengerti.
Padahal, diantara Yasinta ataupun Bima tidak ada yang menuntut Adrain untuk mendapatkan nilai sempurna. justru mereka lebih memfokuskan Adrain dalam pengobatannya, meskipun harus dilakukan perlahan.
Adrain tetap ingin memberikan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, ia tidak ingin menegecewakan siapapun.
Yasinta juga tidak bisa menghentikan Adrain, ia hanya akan menyuruh putranya beristirahat apabila memang sudah waktunya.
Ditemani beberapa dokumen yang karyawan nya kirim, Yasinta menjaga sibungsu dikamar anak itu sambil menyelesaikan pekerjaannya.
Adrain yang belajar dimeja belajarnya dan Yasinta yang memilih bekerja disofa.
Meskipun Yasinta resmi resign, tapi ia masih bertanggung jawab pada beberapa pekerjaan. yang terpenting tidak menyita banyak waktunya, dan bisa dikerjakan diwaktu senggang.
Karena Adrain makin rentan sakit, anak itu juga kadang tertutup dalam rasa sakitnya. membuat orang-orang disekitarnya harus lebih peka dan mengerti akan kondisi Adrain.
"adek udah yu, nanti lagi belajarnya" Yasinta menghampiri bungsunya, mencium pucuk kepala bocah itu. wangi strawberry seketika memenuhi pemciuman Yasinta, ia tersenyum karena menyukai wangi ini.
"bunda udah?" tanya Adrain, menatap bundanya.
"udah, sekarang kita ke bawah buat makan siang. terus nanti bobok siang ok?"
"oke bunda cantikkkk"
Yasinta terkejut mendengar ucapan putranya, "hei bunda dibilang cantik dong sama anak ganteng"
"adek ganteng ya, kan bunda?" Adrain malah bertanya.
"iya adek ganteng banget" Yasinta tersenyum dan mengusap rambut Adrain.
Anak kecil itu digandeng oleh Yasinta menuju ruang makan, Adrain memandang Yasinta yang lebih tinggi darinya sambil bertanya.
"adek ganteng mirip ayah, ya bunda?" Yasinta agak terkejut dengan pertanyaan putranya, ia merasa gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
adrain [sudah terbit]
Teen FictionNamanya Ezra Langit Adrain, yang berarti pertolongan langit gelap. tidak begitu salah sang ibu memberi nama demikian. dengan membaca kisahnya, orang-orang akan paham kenapa.