Malam ini Yasinta kembali bangun setelah terpejam beberapa saat. ia belum tenang, karena Arkan belum pulang kerumah.
"mas, Arkan belum pulang?" tanya Yasinta pada Bima yang menunggu disofa ruang tamu.
Bima menggeleng, ia tetap fokus pada laptopnya. pekerjaannya makin banyak akhir-akhir ini.
"udah kamu telpon?" Yasinta bertanya lagi, ikut duduk disebelah suaminya.
"udah, tapi hp nya masih gak aktif"
Bima menyudahi acaranya, kini ia beralih fokus pada istrinya yang terlihat lebih gusar.
"ada apa hm?" tanya Bima, menggenggam lengan istrinya.
Yasinta tersenyum dan menggeleng, "aku cuma khawatir sama Arkan, mas"
Jawabnya mencoba meyakinkan, padahal ia sendiri kurang yakin dengan apa yang sedang ia rasakan.
Arkan memang sering nongkrong bersama teman-temannya sampai larut, tapi itu dulu sebelum insiden terjadi. lebih tepatnya, sebelum Ezra masuk SD.
Tapi kini, terhitung sudah tiga kali Arkan pulang malam atau tidak pulang setelah Arkan tinggal di Apartemen. dan ini kali pertamanya, semenjak orangtuanya kembali tinggal dirumah.
Jika dulu Arkan tidak berani, karena ada Ezra yang harus ia jaga. sebab Yasinta maupun Bima malah tinggal di Apartemen.
Singkatnya, dulu usia Ezra masih lima tahun. Yasinta akhirnya hamil anaknya dengan Bima, yang mereka tunggu.
Tapi di usia keenam bulan, kandungan Yasinta didiagnosa dokter memiliki kelainan. oleh karenanya harus benar-benar dijaga.
Tapi meskipun sudah berusaha keras untuk menjaganya dengan baik. di usianya yang kedelapan, Yasinta mengalami insiden kecil yang menyebabkan hal besar.
Yasinta yang hendak pergi ke mall, diantar supir menabrak mobil didepan mereka yang berhenti mendadak. menyebabkan perut Yasinta terbentur lumayan keras.
Karena kelainan yang diderita Yasinta, kondisi keduanya saat itu dikatakan kritis.
Maka tim dokter segera menyelamatkan Yasinta, karena meskipun sudah delapan bulan. si janin ternyata tidak se sehat yang diharapkan.
Tapi disini yang membuat mereka tertekan adalah rahim Yasinta yang harus diangkat, atau disebut Histerektomi, demi menyelamatkan nyawa Yasinta.
Bima dan keluarga hanya pasrah, mereka terpenting berharap kondisi Yasinta segera dipulihkan.
Tapi setelah bangun dari pasca operasi, Yasinta megalami depresi ringan. dia merasa bersalah kepada Bima karena tidak akan bisa memberikan keturunan.
Bima dan putra-putranya berusaha mengembalikan kondisi Yasinta, sampai wanita itu kembali bertemu dengan sibuknya dunia bisnis.
Yasinta berucap mantap akan mengurus bisnisnya. Bima setuju saja, karena kondisi istrinya semakin membaik setelah beralih fokus.
Namun mereka tidak sadar, jika masih ada Adrain yang sangat membutuhkan sosok ibu dan orangtua. jadilah Arkan meninggalkan kebiasaan nongkrongnya untuk menjaga Adrain meski tidak secara langsung.
Mengingat kejadian terdahulu, Yasinta dan Bima hanya bisa menahan sesak mereka. entahlah, saat ini keduanya bingung akan merasakan apa setelah mengambil keputusan besar ini.
Dalam hening pikiran mereka, tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan Arkan yang terlihat gugup melihat keberadaan ayah dan bundanya.
Yasinta segera menghampiri Arkan yang mematung didepan pintu, seakan siap dengan apa yang akan ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
adrain [sudah terbit]
Teen FictionNamanya Ezra Langit Adrain, yang berarti pertolongan langit gelap. tidak begitu salah sang ibu memberi nama demikian. dengan membaca kisahnya, orang-orang akan paham kenapa.