Bayu membawa pulang Ezra yang sudah sangat mengantuk, bahkan beberapa kali matanya terpejam saat dimobil tadi. Bayu menyuruh Ezra tidur saja, namun anak itu menggeleng bersikeras untuk tetap terjaga. meskipun sangat sulit, sampai Bayu tertawa melihat ekspresi lucu Ezra yang menahan kantuk.
Malam ini jalanan cukup sepi, jadi Bayu menjalankan mobilnya tanpa hambatan apapun. ia ingin segera sampai, agar Ezra dapat tidur dengan nyaman. kasihan juga melihat keponakannya yang berusaha melotot.
Ini salahnya juga, ia mengajak Ezra berjalan-jalan disebuah pusat perbelanjaan ditemani temannya, Ivan.
Awalnya Ezra memekik senang, tapi ternyata lama kelamaan Ezra merasa bosan. apalagi Bayu dan Ivan terus mengobrol tanpa memperdulikannya ditambah mereka mengunjungi coffe shop dan disanalah puncak kebosanan Ezra.
Ivan memang ramah dan suka anak kecil, sama seperti Bayu. tapi, karena momennya mereka sedang bertemu setelah satu tahun sempat lost contact membuat keduanya terlalu asik mengobrol sampai lupa dengan Ezra.
Mereka berhenti, setelah Ezra sesak nafas karena asma nya kambuh. Bayu segera membawa pulang Ezra dan merasa bersalah.
Jika sampai Ezra mengadu pada Hana dan Fikri, bisa tamat riwatanya. bisa-bisa ia diusir ke Bandung, padahalkan dia ingin liburan lama dengan Adrain.
"om gendong ya?" tawar Bayu pada Ezra.
Tapi anak kecil itu menggeleng, dan berusaha berjalan normal meskipun sempoyongan karena mengantuk.
Karena tak tahan, akhirnya Bayu menggendong Ezra ala koala. dia memeluk tubuh kecil itu, dan mengusap lembut punggung Ezra.
"kamu kurusan dek" ujarnya berbisik.
Ezra masih bisa mendengarnya, ia tidak sampai tertidur. hanya memejamkan matanya, karena rasa kantuk yang luar biasa.
"dia kenapa?" tanya Fikri yang sedang duduk diruang tv, melihat Bayu menggendong cucu kecilnya.
"ngantuk pa, aku mau bawa langsung ke kamar ya" Fikri mengikuti keduanya ke lantai atas bersamaan dengan datangnya Hana dari dapur.
Alhasil, keduanya mengikuti sampai ke kamar.
"nafasnya berat ya?" Hana yang melucuti jaket dan sepatu Ezra, memeriksa nafas cucunya. memang terdengar mengi dan berat.
"iya, kayaknya tiap malem deh" ujar Bayu, sambil mengusap pelan dada Ezra.
"besok papa telpon om Tian buat periksa adek, kasian kalo emang tiap malem" Fikri ikut bersuara. ia mengecup pelan kening Ezra, pastinya tidak sampai mengganggu tidur cucunya itu.
Namun, saat ketiganya hendak meninggalkan kamar. tiba-tiba Ezra merengek seperti hendak menangis.
"loh kenapa?" tanya Hana khawatir.
"jangan ditinggalinn" lirik Ezra sambil memegang erat tangan Hana.
Hana mengelus dan menenangkan Ezra yang hendak menangis, ia merasa heran dengan cucunya. kenapa dia? tidak biasanya seperti ini.
"iya, oma gaakan tinggalin Adrain. tapi Adek bobo lagi yaa sshhtt" Hana menepuk pelan dada cucunya, ia juga mengkode Bayu dan Fikri agar segera keluar kamar.
Malam ini, Hana akan menemani Adrain tidur.
==
"Mira, apa saya punya jadwal lagi?" tanya Fano kepada sekretarisnya.
Mira menjawab dengan sopan, "tidak pak, barusan meeting terkahir hari ini. dan jadwal selanjutnya kosong pak, akan dilanjut besok"
KAMU SEDANG MEMBACA
adrain [sudah terbit]
Teen FictionNamanya Ezra Langit Adrain, yang berarti pertolongan langit gelap. tidak begitu salah sang ibu memberi nama demikian. dengan membaca kisahnya, orang-orang akan paham kenapa.