Setelah resmi menjadi siswa kelas lima, ia dan Kenzi juga resmi satu kelas di kelas V A. tentunya mereka senang, terlebih Ezra yang memang pamalu dan harus bergabung dengan siswa kelas V teman baru mereka.
Dengan adanya Kenzi, membuat Ezra tidak terlalu merasa sendiri. ia kira, kakak kelasnya itu akan membully nya karena mereka agak nakal dan berkuasa. tapi, ternyata mereka sangat humble dengan kawan sekelas termasuk Ezra dan Kenzi.
Bahkan kini mereka memiliki teman baru. namanya, Davi dan Alvin. mereka siswa kelas V yang pertama akrab dengan keduanya.
Tapi ternyata, Ezra dan Kenzi tidak menikmati kelas barunya dengan lama. masa awal kelas lima mereka terpotong libur akhir tahun selama dua minggu. tapi tak apa, mereka akan menikmati kembali setelah masuk di tahun ajaran baru.
Karena libur, Ezra bingung harus berbuat apa. ia ingin bermain dengan bang Arkan, tapi kakaknya itu tidak pernah lagi pulang setelah tinggal di Apartemen.
Tidak hanya Arkan, tapi ayah dan bunda juga tidak pernah lagi pulang. dan jika Ezra ingin mengunjungi mereka, selalu terasa sulit karena mereka terlalu sibuk.
Setelah makan malam tempo hari, terhitung hanya dua kali Ezra bertemu dengan ayah dan bunda. itu pun, hanya beberapa menit tatap muka tanpa banyak pembicaraan.
Rasa rindu Ezra tentunya memuncak. namun, makin lama ia makin berpikir percuma. bukan artian ia menyerah untuk dipandang mereka, tapi kini Ezra hanya akan menjalani nya. bak air mengalir saja, jika memang itu takdirnya maka Ezra akan jalani.
Tidak hanya rindu yang memuncak. kini rasa sakit pada tubuhnya juga makin tidak sopan. setiap malam tanpa absen, dan siang hari yang semakin sering. nafasnya selalu berat dan nyeri.
Ia ingin mengadu pada bunda, tapi bertemu saja jarang. sekalinya bertemu, bunda hanya bilang tidak boleh nakal.
bu Ira juga belum tau, karena yang ingin ia beri tahu pertama adalah bunda bukan bu Ira.
Ezra makin sering sakit, kelelahan sedikit saja ia akan demam yang berakhir terus tidur dan sulit makan.
"aden" panggil bu Ira, membuyarkan lamunan Ezra didepan layar televisi.
"ada apa bu?" tanya Ezra.
"ini ada telpon dari oma, katanya kangen" ujar bu Ira dengan kekehan nya.
Ezra segera mengambil alih telpon dengan semangat. ia benar-benar rindu dengan oma.
"halo oma"
"halo cucu oma yang ganteng, assalamualaikum"
"waalaikum salam omaaa yang cantik"
"cucu oma bisa aja" terdengar suara tawa dari sana.
"gimana kabarnya sayang? Adrain baik? sehat nak?"
"alhamdulillah oma, aku sehat banget. oma sama opa gimana kabarnya disana? sehat?"
"alhamdulillah kita sehat, tapi kita rindu sama cucu yang paling kecil"
"aku ya oma? aku juga rindu oma"
"iyaa dong, siapa lagi. kita kangen sama adek"
"aku lebih kangen oma, apalagi sekarang lagi libur jadinya bosen dirumah"
"kebetulan dong?!, nanti sore dijemput sama om Bayu mau? kamu nginep beberapa hari dirumah oma ya?"
"boleh oma?"
"boleh dongg, ayo siap-siap. nanti abis ashar om Bayu jemput"
"siap omaaa assalamualaikum"
KAMU SEDANG MEMBACA
adrain [sudah terbit]
Teen FictionNamanya Ezra Langit Adrain, yang berarti pertolongan langit gelap. tidak begitu salah sang ibu memberi nama demikian. dengan membaca kisahnya, orang-orang akan paham kenapa.