Hari ini, Adrain lebih bersemangat untuk pergi ke sekolah. terhitung sudah tiga minggu sejak pertama masuk sekolah, ia menjalani aktifitas sebagai siswa.
"Yas, nanti meeting biar aku gantiin. kamu harus jemput adek kan?" ujar Bima, sambil menatap Yasinta yang sedang menyiapkan obat dan vitamin Adrain.
"gapapa mas, aku bisa hadir kok"
"adek dijemput jam sebelas kan? meeting nya jam sepuluh loh"
"bisa, aku udah urus jadi kamu tenang aja. nanti jam sebelas aku bisa jemput adek"
Adrain menatap kedua orangtuanya.
"aku dijemput pak Iwan aja bun, gapapa kok" anak itu paham, jika pekerjaan Yasinta kali ini benar-benar tidak bisa ditunda dan diwakilkan.
"iya, kalo nanti bunda gabisa jemput. pak Iwan langsung jemput adek, tapi janji ya sebelum ada yang jemput diem disekolah dulu gaboleh kemana-mana"
Adrain mengangguk, ia bukan anak TK jadi paham kok.
Ketiga kakaknya sudah berangkat, mereka sangat sibuk pagi ini.
"yuk berangkat sekarang!" ajak Bima yang kini sudah siap, ia menjinjing tas putranya di sebelah tangan.
"inget ya, tupperware nya gaboleh ilang. kemarin adek udah ilangin lagi satu" nasihat Yasinta dengan nada lembut, namun tegas karena ini menyangkut barang berharganya.
"iya bunda, assalamualaikum!" Adrain menyalimi tangan Yasinta, lalu wanita itu memcium kening putranya dan membiarkan Adrain pergi bersama Bima.
Setelah Adrain duduk tenang dimobil, Bima memasangkan seatbelt pada Adrain. lalu, mereka mulai meninggalkan halaman luas rumah menuju sekolah Adrain.
"inget ya, sebelum ada yang jemput gaboleh kemana-mana. nanti kalo bunda gabisa jemput, pak Iwan yang jemput adek ya?" Bima fokus menyetir, sambil sesekali melirik putranya yang tenang menatap jalanan didepan.
"iya, nanti aku tunggu di pos satpam kayak biasa ya"
Bima tersenyum dan mengacak rambut Adrain gemas, "ih ayah, ini udah disisir" kesal anak itu menyingkirkan lengan ayahnya.
Bima hanya tertawa menanggapi kekesalan putranya, ia kembali fokus ke jalanan.
Sampai ditujuan, Adrain segera menuju kelas karena sebentar lagi bel masuk berbunyi. kini, Adrain mulai membiasakan diri untuk berjalan tenang dan tidak berlari, sebab apabila ia melakukannya yang ada nantinya malah sesak nafas.
"Alvin gak sekolah?" tanya Adrain saat melihat bangku disebelah Davi kosong.
"iya, ada acara keluarga katanya" Davi yang menjawab.
"Zra, nanti istirahat antar aku ke perpustakaan ya? mau ngembaliin buku" ujar Kenzi.
"oke, tapi jangan lama ya"
"siap" Kenzi mengangguk semangat.
Setelah guru masuk, semua murid mulai tenang. kali ini, bu Ayu yang mengajar. meskipun beliau dikenal baik, tapi jangan harap kelas bisa bising seenaknya. bu Ayu sangat disiplin dalam belajar, ia tidak suka kelas yang berisik.
Meskipun nyata nya, didalam ruangan kelas lima A ini selalu ada oknum pembuat onar yang membuat anak-anak berisik.
Mereka akan kembali diam setelah bu Ayu menegur, dan kembali berisik beberapa waktu kemudian. begitulah sampai waktu jam pelajaran bu Ayu digantikan oleh guru lain.
==
K
ini Yasinta telah siap untuk melakukan meeting dengan beberapa orang penting dikantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
adrain [sudah terbit]
Fiksi RemajaNamanya Ezra Langit Adrain, yang berarti pertolongan langit gelap. tidak begitu salah sang ibu memberi nama demikian. dengan membaca kisahnya, orang-orang akan paham kenapa.