dijenguk cees

5.3K 473 27
                                    

Setelah melewati banyak drama di Rumah Sakit, tempat dimana putra mereka menghabiskan waktu selama hampir delapan hari.

Akhirnya anak manis itu sudah dibolehkan pulang, dengan catatan banyak beristirahat dan minum obat teratur, tidak lupa check up yang harus ia jalani kedepannya.

dokter Reza, menyarankan agar Adrain beristirahat dirumah beberapa hari sebelum kembali bersekolah. pasalnya, pulangnya hari ini adalah sebuah paksaan.

Iya, Adrain memaksa ingin pulang hari ini dengan alasan bosan. memang benar anak itu merasa hampir gila karena bosan, terus mendekam diruangan yang serba putih itu.

Belum lagi wejangan orang-orang dewasa yang setia menjaganya disana. benar-benar membuat Adrain tidak betah dan ingin segera pulang.

Meskipun ternyata, sama saja. kini dirumah pun, ia tidak bebas bergerak seperti biasanya.

Ayah dan bunda selalu melarangnya turun ke lantai satu, dengan alasan banyak anak tangga yang harus anak itu lewati nantinya bisa membuatnya kelelahan.

Mungkin, Bima dan Fikri berinisiatif membangun lift didalam rumah itu agar putra kecilnya tidak kelelahan saat naik turun tangga.

Tidak boleh! Adrain kan bukan lansia, yang harusnya membutuhkan lift itu oma dan opa nya, bukan malah dirinya yang masih lucu ini.

Kalau alasannya diluar Adrain ya boleh-boleh saja, pikir anak itu.

Ketiga kakaknya belum pulang. Arkan masih disekolah, dan kakak kembarnya masih bekerja.

Adrain pulang hanya ditemani oleh ayah dan bunda nya saja. Hana dan Fikri masih ada urusan di Rumah Sakit, entah apa itu.

bosan.

Itulah satu kata yang mampu menggambarkan seluruh dirinya saat ini. ingin sekali melakukan banyak hal, tapi larangan ayah barusan sudah cukup membuatnya malas.

Ia hanya duduk dikasur yang berada dikamar kedua orangtuanya. menonton kartun yang sengaja ditayangkan Yasinta, bermaksud membuat anaknya terhibur.

Ayah sengaja mengambil libur hari ini, pria itu bersama Yasinta sedang mengobrol dilantai bawah dengan Bayu. ya, Bima bilang itu barusan pada putranya.

Entah apa yang mereka bicarakan, pasalnya sudah cukup lama dirinya ditinggalkan sendirian.

Ingin menyusul, badannya masih terasa lemas. selain itu ayah juga menegaskan agar dirinya tidak pergi kemanapun, itu semua atas perjanjian keduanya semalam saat mereka masih berada dirumah sakit.

hahh

Lagi lagi Adrain menghela nafas, ia jengah sendiri. bosan, ingin tidur tapi tidak mengantuk, dan dirinya juga merasa sendirian sekarang.

Walaupun kini rasanya baik-baik saja ketika ditinggalkan sendiri, tapi tetap rasa takut itu masih ada.

Ingin sekali berteriak memanggil ayah dan bunda agar menemaninya disini, tapi itu usaha yang akan sia-sia.

Pasalnya, dirinya belum memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan hal tersebut sekarang.

Juga dapat ia pastikan setelah ia melakukannya, kedua orangtua dan kakaknya akan menasihatinya habis-habisan sampai telinganya panas.

Adrain melirik kaerah nakas, disana terpajang beberapa mainan kesayangannya yang sengaja diletakkan dikamar kedua orangtuanya.

Haruskah ia bermain robot-robotan itu sekarang? sepertinya bisa menghilangkan sedikit bosan.

Adrain berjalan perlahan, sangat terasa jika tubuhnya masih lemas.

Sempat bingung mengambil yang mana. setelah yakin, ia membawa dua robot tujuannya.

adrain [sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang