16|kata maaf 🖤

291 39 3
                                    

Baru saja kemarin aku jatuh ke dalam jurang yang dalam, dan sekarang Tiba-tiba saja aku jatuh ke dalam pelukanmu!

🥀












Lewis Capaldi~Someone You Loved🎶

______________________________

Selamat membaca
Jangan lupa Bintang 🌟nya

_____________________________











"Woy lo pingsan ya..! "

Sebuah teriakan di balik pintu toilet membuyarkan lamunan apri.

"Ada orang gak? Gw mau masuk.. " Ucapnya lagi sambil menggedor gedor pintu toilet

"Iya! Iya! Sebentar.. " Ujar apri seraya membuka pintu toilet

"Lo ngapain sih hah! " Tanyanya membentak apri

"Gw boker.. Dan yah belum gw siram tuh klosetnya.. " Jawab apri acuh seraya pergi meninggalkan wanita aneh itu.

Sedangkan si wanita aneh itu hanya bergidik seraya masuk ke dalam toilet.

Apri kembali ke dalam kelas rasanya dia melupakan sesuatu tapi apa, oh iya kesadarannya.

"Ian gw pulang ya, kepala gw pusing" Ucap apri pada rian yang tengah berbincang dengan salah seorang teman cowoknya.

"Lah! Kenapa pri! Kalo gak enak badan gw anterin deh, gw takut--" Ucap rian seraya berdiri menghadap apri

"Tapi ian, kelasnya gimana? "

"Gak papa deh, dari pada lo kenapa napa" Ucapnya seraya mengambil tas ransel nya

"Aduh rian! Masih aja mau temenan sama parasit" Ucap Tania tiba-tiba datang dengan fajar yang masih setia di rangkulan tania.

Apri menatap mata fajar ada rasa rindu di sana rasanya apri ingin meneriaki fajar ingin memukulnya tapi untuk apa?

Dia bukan siapa-siapa nya sekarang sahabat nya pun sudah bukan.

"Maksud lo apa tan! " Ucap rian emosi

"Maksud gw, rian ngapain masih mau temenan sama orang yang udah jelas jelas pembohong" Ucap Tania dengan menekankan kata 'pembohong'

"Lo yang pembohong Tania" Rian tertawa mengejek dengan menekankan nada bicaranya.

"Maksud lo" Ucapnya panik

Apri yang melihat pembelaan rian pun hanya diam karena jika dia harus melawan pun toh ujung ujungnya pasti apri kalah.

Lihatlah dia sudah menyerah sebelum perang di mulai.

Apri mencoba mengalihkan pandangan nya, rasanya jika harus terus menatap fajar bukannya hilang rasa sakit malah semakin menorehkan banyak luka.

Dan yah fajar coba lihat dia hanya diam tanpa membela apri ataupun membela tania.

"Pikir aja sendiri! Yuk pri.. " Rian meraih pergelangan tangan apri dan seraya pergi meninggalkan tania yang terlihat mematung atas perkataan rian barusan.

"Tunggu.. " Tiba-tiba fajar meraih pergelangan tangan apri yang satunya.

Deggghh!

Apri merasakan Seperti ada listrik yang menyengat tangan apri.

Million Dreams[APRIYANI RAHAYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang