23|sabar...?🖤

204 26 3
                                    

Melihatnya saja sudah terasa sulit,
Lantas jika ini yang harus aku lihat aku bisa apa?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca 🤗
Jangan lupa bintang 🌟nya
Dan komen nya 💭
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Disini rasanya dia harus sedikit lebih menjaga jarak atau terang terangan dekat, yang pasti apri benar-benar diliputi rasa takut yang teramat.

Duduk berdua bersama rian itu lah yang sedang apri lakukan sekarang. Rasanya dia lebih aman ketimbang harus berdekatan bersama fajar apalagi ini di kampus rasanya tak mungkin.

Apri meneguk habis air mineral nya hingga tandas. Dia benar benar haus atau ini hanyalah sebatas agar dia dan rian tidak banyak berbicara.

Tapi memang benar apri sedikit menghindar agar rian tidak banyak berbicara, apri masih merasa canggung perihal rian tau atas hubungan nya dengan fajar yang masih menggantung.

Apri mencoba mencari ponselnya di dalam saku celana jeans nya. Dan menghidupkannya dia sedikit bosan walau rian masih duduk di samping nya memperhatikan gerak gerik apri yang terlihat kikuk itu.

Apri dan rian duduk di salah satu bangku taman di kampus, jam masuk pun masih lama jadi apri dan rian memutuskan untuk duduk di sini memandangi beberapa orang orang yang tengah berjalan kesana kemari.

Rian menatap apri sekali lagi rupanya dia tengah sibuk dengan ponselnya apri tengah memainkan permainan cacing yang terlihat rupanya cacingnya itu sudah semakin membesar dan akhirnya dia mati akibat menabrak cacing yang lain. Sungguh membosankan sekali, rian mendengus dia benar-benar bosan dengan keadaan ini.

"Gak ada sesuatu yang bisa kita lakukan apa? selain duduk dan bermain cacing. " Rian tiba-tiba membuka suara, dia sedikit menyindir di akhir kalimat.

Apri mendongak menatap rian yang terlihat tengah memandang lurus ke depan.

"Tidak ada." Apri menjawab seadanya. Karena memang benar tidak ada hal yang menarik bagi apri selain bermain cacing.

"Pri.. Memang apa untungnya hubungan mu itu..." Melihat reaksi apri yang menatap tidak suka padanya rian menghentikan kalimatnya ini "maksud gw emm.. Kan fajar sebentar lagi akan... "

"Gw tau ini salah rian! Tapi gw bisa apa? semuanya terlalu rumit bagi gw! " Apri mengencangkan nada bicara nya dia sebenarnya tidak suka atas kalimat rian itu. "Gw bisa saja menolak tapi, hati gw enggak Ian. "Imbuhnya pelan walau apri rasa dia ingin berteriak. Tapi apri sadar dia sedang di mana sekarang.

Rian masih menatap apri melihat raut wajah apri yang memerah karena menahan amarah, entah amarah itu karenanya atau memang amarah perihal hubungan nya, rian pun tidak tahu.

" Maaf pri.. "

Apri tersenyum miris. "Gak papa kok ian...gak papa".air bening itu tiba-tiba saja keluar tanpa izin di mata apri, dia benar-benar lemah sekarang. " Gw selalu sabar setiap kali melihat mereka bersama, dan sekarang gw bisa bersama dengan dia, tapi dengan keadaan dia masih bersama dengan wanita itu. "Imbuh apri lirih.

Million Dreams[APRIYANI RAHAYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang