Akhirnya Reza sampai di rumahnya, ia berjalan memasukbke dalam rumah dengan sangat tidak bersemangat sambil menarik-narik panci yang telah menyetuh lantai.
"Tumben cepat pulang nak." Ujar Elena sambil mengambil panci besar itu dari gengaman sang anak sulungnya.
"Capek aja mah, pingin istirahat hari ini." Balas Reza sambil tersenyum memperlihatkan giginya.
"Kayak orang abis kerja keras aja kamu, padahal kerjanya tidur makan berak doang."
"Semua aktivita itu juga membutuhkan tenaga mah."
"Yaudah sana istirahat kalau lapar tuh di dapur udah ada makanan."
"Sokeey."
Reza pun menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya, saat dirinya telah sampai di pintu kamar dan hendak membuka kamar. Seketika dirinya berhenti dan berbalik arah menuju kamar lain.
Reza langsung membuka kamar yang ada di hadapannya yaitu kamar Elsa rasanya kurang kalau seorang kakak laki-laki tidak menganggu adik perempuannya.
Reza yang baru membuka pintu itupun langsung mendapat tatap sinis dari sang adik yang tengah membaca buku di atas tempat tidur. Reza masuk ke dalam kamar sambil melihat sekeliling ruangan dan menuju ke arah kaca sambil membenarkan rambutnya, dan detik itu juga mata Reza langsung melihat farfum dan mengambilnya tanpa mengatakan sepatah kata.
Kemudia keluar tanpa menutup pintu kamar Elsa.
"Ga jelas!" Dengus Elsa
Tidak lama kemudian Reza datang kembali dan mematikan lampu dan ac kamar anak bungsu itu sambil menyemprotkan farfum yang dia ambil lalu menutup pintu kamar sambil membawa pergi remot ac milik Elsa.
Kini dalam hitungan 3 detik kesabaran Elsa sudah di ujung tanduk dalam menghadapi tingkah random sang kakak.
"MAMA... KAKAK REZA GANGGUIN ELSA!" teriakkan maha dasyat itu pun langsung terdegar di penjuru rumah.
"REZA JANGAN GANGGUIN ADEK KAMU! CEPAT MINTA MAAF!"
Reza kemudian kembali masuk ke dalam kamar Elsa dan kini adiknya telah berada di ambang pintu.
"Ngapain lagu lo hah?!" Bentak Elsa saat Reza kini berada di hadapannya.
"Dasar tarzan!"
"Lo tuh setan!"
"Nih farfum lo, gak wangi! Beli farfum apa beli air lo?"
"Bacot!"
"Adek durhaka!"
"Kakak tidak berguna!"
Setelah perdebatan saudara itu selesai, akhirnya Reza telah berada di dalam kamarnya sambil berbaring di atas tempat tidur, sambil memikirkan tentang hari ini yang telah terjadi.
"Di jauhin dengan sahabat sendiri! Dapa kabar mantan ngebully crush! Sial banget hidup! Padahal baru aja mau menata kehidupan baru eh orang lama muncul!" Gumam Reza sambil menghela nafas dengan kasar.
Reza bangkit dari tempat tidurnya dan meraih gitar yang berada disisi tempat tidurnya, mungkinbanyak orang berfikir kegunaan musik itu hanya untuk menenangkan pikiran atau emosi.
Bagi Reza musik tidak mempunyai kegunaan karena musik bukanlah alat, tetapi ekspresi perasaan seseorang yang bernilai estetik yang dikeluarkan melalui melodi. Untuk itu orang-orang pencinta musik mengatakan manfaat sebuah melodi yang mereka maikan adalah obat bagi kehidupan mereka.
Pitikan senar gitar yang Reza hasilkan kini membetuk sebuah melodi lagu high hopes dari sebuah grup musik asal Irlandia yaitu Kodaline.
Makna dari lagu High Hopes - Kodaline bercerita tentang harapan tinggi yang dimilikinya. Namun, dunia terus berputar sehingga untuk mencapai hal tersebut tidak semudah yang dikira. Kehidupan ini membuatnya frustrasi terlebih lagi saat orang yang dicintainya itu meninggalkannya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Buddy's
Teen FictionREVISI⚠️ Menceritakan tetang 4 sekawan yang saling melindungi dan peduli satu sama lain di Candles High School serta bakat yang luar biasa mereka miliki untuk melengkapi satu sama lain. Salah satu kesamaan mereka adalah memiliki nama yang berawalan...