Tidak terasa malam telah berlalu dan digantikan oleh mentari pagi, Rian yang telah Selesai megunakan seragam dan juga memasukan buku-buku pelajaran sesuai dengan jadwal hari ini kedalam tas.
Setelah selesai Rian pun keluar dari kamar dan menuruni anak tangga lalu melangkah untuk menuju ke ruang makan untuk sarapan pagi.
Saat dirinya sampai di ruang makan terlihat kedua orang tuanya sedang duduk dan menikmati sarapan mereka.
"Pagi mah, pah. " kata Rian dan duduk di salah satu kurusi yang berada di meja makan tersebut.
"Pagi juga Rian." jawab Davin.
"Pagi juga sayang, ayok kamu cepat makan ini nasi goreng punya kamu udah gak terlalu panas, jadi kamu bisa langsung makan aja." ujar Stelin menyuruh anak semata wayangnya utuk segera makan.
"Iya mah, makasih." kata Rian.
Rianpun menyuapkan satu sedok makan masuh kedalam mulutnya dan merasakan suhu makanan tersebut lalu kemudia menikmati makanan itu dengan sanggat lahap. Karena menurut Rian masakan mamanya adalah masakan nomor satu dari suhu, rasa serta testur sesuai dengan selera lidahnya.
Setelah selesai sarapan pagi Davin mulai membuka percakapan di ruang makan.
"Rian, papa dan mama akan pergi ke bandara sebentar jam sembilan pagi, karena papa harus menadatagani kotrak kerja sama di perusahaan yang ada di Paris. Begitupula dangan mama kamu." kata Davin.
"Jadi kemarin mama sudah memperkerjakan pembantu di rumah ini untuk berkerja hari ini, jadi kamu jangan senak jidat nyuruh pembantu itu kerja setengah hari lagi!" peringatan Stelin kepada anaknya itu.
"Suka-suka Rian dong mah, lagian Rian dari dulu pengeng tinggal di apartemen tapi mama dan papa ngelarang." Jelas Rian.
Yaudah jadi selama mama dan papa gak ada di rumah Rian yang berkuasa." ujar Rian lagi.
"Terserah kamu aja, papa dan mama malas debat sama kamu." ujar Davin.
Sedangkan Stelin hanya bisa menghelakan nafasnya sambil megelengkan kepalanya mendengar perkataan anaknya.
"Yaudah, sekalian aja kamu yang urus semuanya. Gak usah mama repot-repot memperkerjakan pembantu." Putus Stelin.
"Ogah mah, masa iya Rian nyapu sama ngepel Rumah yang besar gini! Pokonya harus ada pembatu yang berkerja dari pagi sampai sore aja!" kata Rian lagi tidak terima senang bahwa dia yang harus mengurus rumah yang sangat besar ini.
"Iyain aja sayang, biar gak panjang masalahnya ini anak kalau di ajak ngomong selalu minta menang sendiri." ujar Davin.
"Iya sama kayak kamu, kan anak kamu!" Sahut Stelin.
"Anak kamu juga loh dia." Balas Davin.
"Oke mama setuju, yaudah kamu berangkat sekolah aja sekarang!" usir Stelin sambil merapikan meja makan.
"Iya Rian berangkat sekarang." Pamit Rian dan pergi keluar dari ruang makan itu, tapi tidak lama kemudian dia balik lagi ke ruang maka tersebut.
"Nati pulangnya bawakan Rian hadiah dari Paris ya." ujar Rian sambil tersenyum manis dan membuat kedua orangtuanya merasa aneh dengan sifat Rian yang suka berubah-rubah.
"Tumben minta hadiah?" ujar Davin sambil mengangkat satu alisnya.
Hal ini sangat jarang terjadi, Rian tidak pernah meminta hadia atau pun oleh-oleh dari kedua orang tuanya yang biasanya pergi ke luar negeri.
Meskipun Rian tidak pernah memintanya Davin dan stelin tanpa disuruh pun akan membilkan Rian oleh-oleh dari negara yang mereka kunjungi.
"Emang kamu mau minta hadiah apa sayang?" tanya Stelin heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Buddy's
Teen FictionREVISI⚠️ Menceritakan tetang 4 sekawan yang saling melindungi dan peduli satu sama lain di Candles High School serta bakat yang luar biasa mereka miliki untuk melengkapi satu sama lain. Salah satu kesamaan mereka adalah memiliki nama yang berawalan...