5. Mantan Kedua

11.9K 1.3K 27
                                    

Laras tertawa mendengar cerita Via atau lebih tepatnya temannya itu sedang mendumel kesal lantaran semalam sang kakak menyuruhnya menikah dengan salah satu sahabat kakaknya. Ia sedikit banyak tau tentang hubungan Via dengan teman-teman kakaknya yang jauh dari kata dekat. Ditambah salah satunya adalah mantan kekasih Via.

Saat ini mereka sedang melakukan gladi bersih untuk acara resepsi besok malam yang bertemakan ala-ala kerajaan yang nantinya diiringi prajurit-prajurit karena mempelai pria seorang prajurit negara.

"Terus respon lo?"

"Gue nolak keras lah! Lagian Kak An nyuruh gue nikah supaya dia bisa nikah sama pacar nyebelinnya itu! Kak An kayak buang gue tau gak. Ibaratnya dia itu mau nitipin gue ke panti dan ninggalin gue. Gila aja dia nyuruh gue nikah sama salah satu temennya! Amit-amit!" Mulut Via bergerak tiada hentinya, begitupun tangannya yang sibuk merangkai bunga di setiap sudut ruangan.

"Ya tapi menurut gue idenya Kakak lo bagus juga Vi. Kan kalau Kakak lo udah nikah lo gak tinggal sendiri deh." Via langsung mendelik ke arah Laras yang hanya sibuk memilin kertas karena kerjaannya memang hanya memantau dan protes jika karyawannya melakukan kesalahan. Namanya juga bos.

"Dia tuh mau lepasin gue secara halus La," lirih Via kembali fokus ke pekerjaannya.

"Jadi kan lo udah blacklist Chito sama Iyo berarti tersisa Malvin sama Anis dong?"

"Kok lo masih bahas sih La?!" Inilah kebiasaan Laras yang tidak akan berhenti membahas topik jika belum puas menggoda Via agar semakin kesal.

"Malvin calon Dokter loh Vi, eh tapi gue pernah liat Anis yang waktu itu jemput lo pas kita masih kuliah dulu. Dia cakep. Pasti sekarang makin cakep, 'kan?" Hanya Anis yang pernah Laras lihat secara langsung sekitar lima tahun yang lalu, kalau yang lainnya hanya dari foto.

"Walaupun cakep, tapi mesum banget! Di otaknya dia tuh cuma berisi adegan-adegan porno!" Laras tergelak lagi mendengarnya.

"Ya kan kalau kalian nikah gak pa-pa kali Vi, dia mesumin lo." Via langsung memberi tatapan tajam untuk Laras membuat wanita itu menciut dan menyengir. "Berarti Malvin dong yang bagus jadi laki lo?"

Via mendesah berat mendengar Laras lagi-lagi berceletuk.

"Dia tuh manusia paling dingin yang gue kenal. Tapi sekalinya nyahut, sakit hati tau denger kata-katanya yang ngalahin bakso mercon langganan kita." Laras tertawa terpingkal-pingkal sambil memukul lengan Via gemas.

"Gue gak bisa bayangin La, kalau sampai gue beneran nikah sama Koko Mal. Bisa-bisa kelakuan gue di protes terus. Kalau gue sama dia bercocok tanam dan gue ngedesah dia protes karena gue berisik," tambah Via membuat Laras semakin terpingkal-pingkal diikuti Via. Sama-sama membayangkan apa yang tadi Via katakan.

Kemudian mereka berhenti saat mendengar notifikasi chat yang masuk di ponsel Via sebanyak tiga kali. Via pun merogoh saku blazer-nya kemudian mengecek siapa yang mengirim chat.

****3243529 : Hai...
****3243529 : Sorry kalau aku gangguin
****3243529 : Cuma mau bilang kalau aku yang bayarin makan siang kamu waktu itu.

Chat terakhir beberapa kali Via baca. Nomor tanpa di kenal itu memang sering mengirim chat dua hari ini, tapi baru kali ini panjang lebar. Biasanya hanya 'Hai..' Mungkin karena Via tidak pernah menggubris makanya orang itu mengirim chat seperti ini.

"Tanya Vi, dia siapa?" Via terkesiap saat Laras ternyata ikut mengintip. Ia mendelik lalu menoyor kepala Laras.

"Tuh klien kita udah datang, mending lo ke sana deh. Sekalian lo taro ini di tengah." Via menyerahkan beberapa tangkai bunga pada Laras lalu mendorong wanita itu. Laras pun mendengus dan menggerutu kesal.

Love Makes a FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang