SPECIAL PART 100K VIEWS

11.7K 698 37
                                    

Via membanting lembaran tebal hingga menimbulkan debuman keras. Merasakan otaknya memanas hingga asap keluar dari kedua lubang telinganya.

Dosen sialan!

Makinya dalam hati.

Sudah lima kali ia melakukan revisi untuk skripsinya, tapi tetap saja belum di ACC.

Apa ia harus meletakkan lembaran uang seratus ribu di setiap halaman, agar tidak disuruh revisi lagi?

Senyumnya terulas lebar. Ide yang sangat brilian. Segera ia berdiri, tidak lupa mematikan macbook miliknya. Keluar dari kamar, ia berlari, menuruni anak tangga hingga tiba di kamar bawah. Kamar milik Andra.

Menyerobot masuk begitu saja dan bukan Andra yang ada di dalam sana, melainkan mantan pacar sialannya. Si Bang Sat.

"Kak An mana?"

"Kenapa?" Via menolehkan kepala tertuju pada Andra yang baru keluar dari kamar mandi. Kakaknya itu memegang perut menggunakan tangan kanan sementara tangan kirinya memegang pinggul kirinya. Jalannya pun pelan, ekspresinya seperti menahan sakit.

"Kak An kenapa? Abis di 'tusbool' Bang Sat?"

Andra melotot begitupun Iyo membuatnya tertawa keras

"Anjir! Ngapain gue 'tusbool' Andra? Gue punya cewek kali!" sahut Iyo dengan senyum pongah. Pasti mengira Via akan cemburu karena pria itu memiliki kekasih. Sementara Via yang baru menjomblo.

"Mulut lo Vi, dijaga!" desis Andra menatapnya tajam. Via menyengir. Kini lebih dulu masuk ke dalam kamar tersebut.

"Kak An...."

"Apa?" sahut kakaknya itu malas kini fokus pada macbook di hadapannya. Via tau jika Andra dan Iyo saat ini sibuk dengan pekerjaan mereka. Dua pria itu sedang merintis perusahaan star up. Via tidak terlalu tau detailnya. Asalkan Andra menghasilkan uang.

"Gini, masa Pak Hasan belum ACC skripsiku? Aku kan pengen cepet ujian, biar bisa wisuda tahun ini!" Via mulai curhat, bahkan kini memijat pundak kakaknya itu yang hanya manggut-manggut. Membuatnya berdecak kesal.

"Vi, mending lo pijitin gue deh," sahutan tersebut bukan cuma membuat Via menoleh, tetapi Andra juga. Via menatap Iyo tajam dan Andra tak kalah tajam membuat Iyo menyengir kering, kemudian kembali fokus ke layar macbook di hadapannya.

"Mau lo apa? Langsung to the point aja," kini Andra memusatkan perhatian pada Via. Agar Via segera keluar dari kamarnya dan Iyo berhenti curi pandang pada adiknya itu.

Via berhenti memijat, kini beralih duduk di sebelah kakaknya. Memasang senyuman manis. "Aku ada ide biar Pak Hasan ACC skripsiku. Nanti di setiap lembarannya aku taro duit seratus ribu eh atau enggak lima pulu ribu aja?!" Kedua mata Via berbinar. "Aku minta duitnya Kak An. Nah jumlah halaman skripsiku tuh..."

Suara tawa menguar membuat perkataan Via berhenti. Via hendak melempar Iyo menggunakan sandal bulu yang di pakaianya, tapi Andra lebih dulu menjitak kepalanya.

"Bego! Yang ada lo bakal didamprat kalau jalanin ide lo itu!" cibir Andra usai menjitak kepala adiknya itu. Via cemberut seraya mengusap kepalanya.

"Ide lo bagus kok," sahut Iyo seraya mengacungkan dua jempol tangannya. "Bagus untuk ditertawakan." Lalu kembali tertawa.

Via berdecak kesal, segera berdiri. Keluar dari sana. Tidak lupa menghentak kedua kakinya dengan kesal. Sangat kesal!

*****

Via keluar dari kamarnya, lalu turun ke bawah. Hendak menuju ke dapur, tapi mengurungkan niatnya saat melewati kamar Andra dan menemukan kakaknya itu sedang mengemas pakaian ke dalam tas ransel.

Love Makes a FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang