EXTRA PART III

19.6K 965 55
                                    

Hola!!!

Ada yg masih nunggu cerita ini, gak?

Akhirnya dapat ide bikin extra part III.

Happy reading!!!

______________________________

Peluh berjatuhan di sekitar pelipisnya serta rasa sakit yang berkali-kali lipat yang ia rasakan. Beberapa kali ia menghembuskan nafas berat. Air matanya pun mengalir bak aliran air kran. Cengkeraman tangannya pada tangan sang suami kiat menguat.

Ini bukan pertama kalinya bagi Via merasakan yang namanya melahirkan, tapi ini adalah pertama kalinya ia melahirkan secara normal. Sungguh, ia telah merasakan yang namanya perjuangan seorang ibu.

Begitupun Anis yang harap-harap cemas menatap sang istri. Beberapa kali kalimat penyemangat ia teriakan pada sang istri yang berjuang melahirkan anak mereka.

"Terus Sayang... ngeden lagi... ya gitu... gitu..." Berulang kali Anis mengucapkan kalimat tersebut. Menggantikan dokter yang membantu proses persalinan.

"Shut up!!! I need a focus!!" Bukan Via namanya jika tidak protes apa yang Anis lakukan. Bahkan ia menjambak rambut sang suami agar diam, tapi bukan hanya karena itu, ia juga ingin menyalurkan rasa sakitnya. Ia ingin Anis tau bahwa sekarang ia sangat kesakitan.

Anis berteriak keras merasakan batok kepalanya perih karena jambakan Via. Anis merasa beberapa helai rambutnya akan rontok.

Via mengejan keras, ia melepas jambakannya dari rambut Anis beralih kembali mencengkeram tangan Anis.

"Ya kepalanya udah keluar Bu... ayo sekali lagi ngedan." Sekali lagi Via mengejan dan keluar lah sang bayi mungil. Anis menangis terharu melihat perjuangan sang istri, ia menghadiahi ciuman bertubi-tubi untuk sang istri. Lalu ciumannya terhenti saat Anis merasakan tidak ada pergerakan pada Via.

"Sayang...!"

"Sayang!!" teriak Anis panik mengguncang tubuh Via.

"Sayang jangan ninggalin aku sama bayi kita! Heh? Kamu belum liat anak kita, jangan pergi dong!" Anis kembali menangis sembari menepuk pipi sang istri.

"Apa sih?!! Berisik banget! Kamu doain aku mati?!! Iya?!!" Via membuka matanya. Menatap kesal sang suami. Padahal Via tadi hanya memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan diri, tapi Anis malah mengganggunya.

"Ya enggak Sayang... I love you so much much much and moreee!"nAnis tidak peduli jika suster dan dokter menatap aneh padanya karena mencium Via.

Setelah bayi mereka di mandikan, Dokter Sinta menelungkupkan sang bayi ke atas dada Via. Via kembali menangis terharu. Tidak menyangka jika bayi mungilnya telah lahir. Tangannya terulur mengusap sangat hati-hati punggungnya.

"Mirip banget sama Mamas." Anis mengangguk membenarkan perkataan Via.

Bayi mungil itu menggeliat pelan dan tak lama kemudian menangis kencang. Keduanya panik bukan main, apalagi Via yang ikut menangis karena tidak bisa menenangkan sang anak.

"Mamas! Bayinya nangis!" Anis menggaruk kepalanya pusing. Tidak tau harus menenangkan siapa terlebih dahulu, sang anak atau sang istri. Akhirnya keributan itu terhenti saat Mami yang menenangkan bayi mereka sementara Anis pun menenangkan Via.

"Dia mau nyusu Vi," ujar Mami.

"Caranya?" tanya Via sesenggukan. Akhirnya Mami pun mengajarkan sang putri caranya menyusui.

Via pernah hamil dan melahirkan, namun tidak pernah merasakan yang namanya menyusui karena anak pertamanya tidak terselamatkan.

Via begitu kaku menerima bayinya dalam gendongannya. Lalu ia mengarahkan bibir mungil yang mirip bibirnya ke buah dada sebelah kanannya. Saat putri kecilnya mulai menyusu, Via merasakan hatinya menghangat. Senyumnya terpancar begitu bahagia. Tangannya menoel-noel pipi anaknya.

Love Makes a FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang