44. Talk By The Beach

8.9K 836 72
                                    

Hembusan angin sepoi-sepoi menerpa seluruh tubuh Via hingga masuk ke pori-porinya yang membuatnya meremang dan kedinginan. Tiada kata yang ia ucapkan ataupun penolakan serta melayangkan protes ketika Malvin membawanya ke sini, pantai. Usai menangis beberapa menit yang lalu.

Kedua orang itu sedang duduk di atas pasir pantai melihat hamparan laut yang membentang luas. Malam ini begitu cerah, banyak bintang-bintang yang menemani bulan untuk menerangi bumi.

Via memeluk kedua lututnya hingga menyentuh dadanya. Sementara Malvin menekuk kedua kakinya dan juga memeluk lututnya.

"Am I bad?" lirih Via tetap menatap lurus ke depan. Malvin yang mendengarnya menoleh menatapnya dari samping. Suaranya parau karena terlalu lama menangis dan tadi berteriak beberapa kali. "Make him disappointed like that?" sambung Via.

"Sejak kapan lo pikirin perasaan orang lain? Itu bukan diri lo." Via sontak membalas tatapan datar Malvin, lalu mendengus pelan.

"Koko Mal pernah jatuh cinta?" Malvin agak terkejut mendengar pertanyaan Via.

"Yeah. I'm straight. I ever." Via tersenyum geli mendengar jawaban Malvin yang kelewat datar.

"Pernah patah hati?"

"Namanya juga jatuh cinta Vi... pasti sakit." Via mengangkat satu alisnya mendengar perkataan Malvin.

"Fall..in love. Fall is hurt." Malvin menjelaskan maksud dari perkataannya. Via manggut-manggut lalu tersenyum geli.

"Bukannya Koko Mal gak pernah pacaran. Gimana bisa patah hati?"

"Patah hati gak di rasakan cuma karena putus cinta." Malvin memutus pandangannya dari Via dan menatap lurus ke depan layaknya menerawang.

"Ah... one-sided love?" Malvin menoleh sekilas lalu menggeleng.

"Tiara?" ujar Via ragu mencoba mengingat apa yang membuatnya dulu menyerah menyukai Malvin karena mendengar desas desus Malvin menyukai wanita bernama Tiara. Dan sampai sekarang Malvin belum pacaran karena katanya tidak bisa move on dari Tiara.

"Bukan." Malvin kembali menatap Via. "My first love." Malvin menambahkan perkataannya membuat Via manggut-manggut.

"I think your first love Tiara?"

Malvin menggeleng kecil. "I never liked her. It's only their conclusion." Mata Via membulat sejenak. "For the first time I fell in love at the age of sixteen. When I met her for the first time."

Via bisa melihat sorot mata Malvin yang berubah menjadi sedikit berbinar beberapa detik kemudian kembali menjadi datar. Dan sudut Malvin berkedut untuk menahan senyumnya agar tidak merekah.

"Love at first sight?"

"Yup. Like that." Malvin akhirnya tersenyum geli. Merasa lucu menceritakan cinta pertamanya di usianya yang sekarang dua puluh sembilan tahun. Sementara Via terpengarah karena melihat Malvin tersenyum. Hal yang sangat jarang dilakukan seorang Malvin.

"So? Kenapa kalian gak pacaran? Apa dia tau perasaan Koko Mal?" tanya Via setelah hening beberapa saat.

"Dia gak tau perasaan gue. Tapi, gue tau perasaan dia."

Via begitu antusias mendengar cerita cinta Malvin. Pria dingin dan tertutup itu seakan tidak ragu menceritakan cinta pertamanya pada Via. "Really? Terus perasaannya gimana?"

"Dia juga suka sama gue."

Via terdiam sejenak."Terus kalau gitu kenapa kalian gak pacaran?" tanyanya bingung dan merasa heran karena Malvin dan cinta pertamanya itu saling menyukai, tetapi kenapa keduanya tidak pacaran.

Love Makes a FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang