15. Guling Hidup

12.2K 1K 73
                                    

Via mengerjapkan mata beberapa kali  yang terasa sangat berat untuk terbuka. Kepalanya terasa begitu pening dan berdenyut. Ia memegang kepalanya dan masih berusaha membuka matanya. Via melenguh pelan dan mulai bisa membuka matanya. Hal pertama kali yang ia lihat adalah langit-langit kamar.

Kembali lagi ia menutup kedua matanya karena penglihatannya berkunang-kunang. Demi apapun! Via tidak akan menegak minuman alkohol lagi. Perasaannya memang terasa ringan saat ia berada di bawah pengaruh alkohol, tapi ketika sadar tubuhnya begitu lemah dan perasaanya tidak enak.

Setelah merasa kepalanya agak mendingan, ia pun membuka matanya lalu menggeliat. Meregangkan seluruh tubuhnya yang terasa kaku. Setiap sendi tubuhnya terasa begitu pegal, seperti sudah melakukan pekerjaan yang begitu berat.

Ia beringsut duduk membuat selimut yang membungkus tubuhnya melorot. Pahanya terasa gatal, jadi ia menggaruknya tanpa menyibak selimut yang masih membungkus tubuh bagian bawahnya. Gerakan tangannya terhenti saat merasa ada yang janggal. Dress yang begitu pendek atau tersingkap? pikirnya. Perlahan ia menunduk dan melihat tidak lagi memakai dress melainkan baju kaos dan ia bisa mencium aroma dari baju kaos itu. Aroma pria.

Tentu saja ia terkejut lalu ia mengedarkan pandangannya, ternyata ia tidak berada di kamar hotelnya. Ia mulai panik dan mencoba mengingat apa yang di lakukan semalam. Tapi, sama sekali tidak ada yang teringat dan muncul dalam kepalanya setelah ia memutuskan untuk menegak habis minuman beralkohol tinggi.

Kepalanya ditolehkan ke arah pintu kamar mandi yang dibuka dan menampilkan Anis yang hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggang hingga batas di bawah lutut. Sontak Via menjerit dan melempar semua bantal ke arah Anis.

"Ke-kenapa... kenapa kamu di sini?!!" jerit Via histeris setelah tidak ada lagi bantal di pakai melempar Anis. Selimut dililitkan kembali ke seluruh tubuhnya dan mulai beringsut mundur.

"Ya karna ini kamar gue," jawab Anis kesal karena hantaman kuat bantal mengenai wajahnya.

"Kok... kok bisa... Oh My Gosh!!" Via masih saja histeris apalagi saat ia melihat di balik selimutnya. Ia hanya mengenakan celana dalam tanpa celana luar dan ia yakin celana dalam yang ia kenakan sekarang bukan celana dalam yang ia kenakan kemarin. Lalu ia meraba bagian dadanya. Benar saja, ia tidak memakai bra.

Anis tertawa melihat Via yang frustasi memeriksa keadaannya. Ia pun berjalan santai menuju ke koper sambil bersiul ria. Saat sibuk mencari pakaiannya, ia tersentak saat punggungnya di hantam bantal. Kemudian ia menengok ke arah Via yang kembali duduk di atas ranjang sambil mengeratkan selimut.

"Dasar mesum!! Kamu perkosa aku, 'kan?!!" tuduh Via mulai menangis histeris membuat Anis memutar bola mata kesal.

"Sakit gak?"

"Hah?" Via berhenti menangis dan menyeka air matanya.

"Itu lo sakit gak?" Anis mengendikkan dagu ke arah bawah bagian tubuh Via yang membuat Via kembali melotot.

"Dasar mesum!!"

"Huaa aku udah gak perawan!!".Anis mengusap telinganya. Bisa-bisa tetangga kamarnya mendengar jeritan Via dan mereka di grebek.

"Gue tanya sekali lagi... itu lo sakit gak?" tanya Anis sabar membuat Via lagi-lagi berhenti menangis, tapi bulir-bulir air mata masih berjatuhan.

"Gak," jawab Via pelan sambil menggeleng polos.

"Jadi lo masih perawan cengeng!!" ejek Anis tertawa keras lalu kembali menghadap ke arah koper untuk mengambil pakaian.

"Be-beneran semalam kamu gak apa-apain aku?!" tanya Via terbata-bata sambil menyeka air matanya. Sekali lagi Anis menengok lalu menatap Via genit.

"Mau banget ya gue apa-apain? Ya udah ayo!" Anis sontak berdiri dan handuknya melorot, padahal sama sekali ia tidak sengaja. Benar-benar tidak di sengaja.

Love Makes a FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang