19. Manis

11.5K 1K 51
                                    

Ekhm!

This chapter contains some mature scenes!

Harap bijak dalam membaca!

Happy reading!

_____________________

Chito mengetukkan jari di dinding dekat tombol lift menunggu pintu lift terbuka. Saat ini ia berada di salah satu apartemen kliennya yang menggunakan jasanya untuk memperbaiki mobil yang sedang mogok beberapa hari yang lalu. Chito ke sini mengembalikan mobil kliennya yang merangkap jadi gebetannya.

Mana ada seorang bos mengembalikan mobil kliennya secara langsung? Hanya Chitolah seorang. Sekalian tadi ia sedang berbasa basi pada wanita itu.

Denting lift berbunyi, ia pun keluar di lobi apartemen dan langkahnya terhenti saat melihat Via sedang di ajak mengobrol dengan seorang pria yang di kenalnya. Mata Chito memicing lalu melebar ketika melihat siapa pria itu. Kedua orang itu terlihat cukup dekat dan itu membuatnya tidak nyaman.

"Vi..."

Chito memutuskan untuk memanggil Via. Tidak seperti biasanya karena ia cukup merasa khawatir. Via dan pria itu menoleh dan kedua orang itu seketika terdiam dan menjaga jarak.

"Kok lo ada di sini?" tanya Chito pada Via mengabaikan tatapan pria itu untuknya.

"Why? Ini kan tempat umum." jawab Via ketus seperti biasanya lalu melengos pergi. Kemudian Chito menatap pria itu yang tertawa pelan melihat sikap Via, bahkan pria itu sempat menggoda Via yang langsung di balas acungan jari tengah.

"Kok lo bisa kenal dia?" tanya Chito pada pria itu.

"Aelah gue gitu loh, semua cewek cantik gue kenal. Lo sendiri kenapa kenal dia?" Chito menandang tulang kering pria itu yang hanya terkekeh.

"Kita udah lama gak ketemu masa salam penyambutannya begini sih?" Pria itu pura-pura berkespresi sedih membuat Chito meraup wajahnya.

"Gue serius? Lo kenal dia atau tadi cuma liat dia lewat jadinya lo godain?" tanya Chito mulai serius.

"Engh.. kasih tau gak ya?"

"Bacot banget lo Manis kampret!" Pria itu tergelak karena melihat Chito kesal.

"Aelah kenapa sih anak-anak masih manggil gue Manis?" protes pria itu.

"Kan lo Maman Nista!" Maman merangkul pundak Chito dan masih tergelak.

"Lo kan juga nista. Kalau nama lo di singkat jadinya...Chista? Eh tapi gak enak di denger." Chito melepas rangkulan pria itu.

"Gue serius nanya lo. Lo kenal Via?"

"Kenapa? Gebetan lo?"

"Iya gebetan gue! Makanya lo jangan deket-deket sama dia!" Pria itu hanya tertawa melihat Chito.

"Ck! Kalau dia yang datangin gue, gue gak bisa nolak lah." Chito mengeraskan rahangnya menatap pria itu tajam kemudian pria itu menepuk pundaknya pelan lalu pamit.

Chito pun juga langsung pergi dari sana. Bukan untuk kembali ke bengkelnya, tapi ke kantor Andra.

Dengan tergesa-gesa ia menelusuri lorong panjang di lantai paling atas dan langsung masuk ke ruangan Andra membuat dua orang yang ada di ruangan itu tersentak.

Andra dan Iyo mengernyit menatap Chito yang ngos-ngosan. Mereka saling pandang sejenak dan Iyo yang menegur Chito.

"Napa lo? Di kejar setan?" Gurau Iyo terkikik.

Love Makes a FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang