Rowoon pov.
Setelah kejadian tadi siang entah kenapa perasaan gue jadi gak karuan gini. Disisi lain gue lega hubungan gue sama hyerin diketahui jennie dan itu sedikit ngurangin sedikit beban dihati gue , sedangkan disisi lain gue ngerasa gak enak dan bersalah sama jennie. Lagipula bukan salah gue kan gak bisa balas perasaan jennie? Karna hyerin udah ada dihidup gue jauh sebelum jennie ada. Toh pernikahan ini juga bukan kehendak gue.
Setelah nganterin hyerin pulang gue juga balik pulang ke rumah. Sebenarnya gue agak males pulang karna sudah pasti keadaan pasti akan terasa berbeda nantinya, tapi ya mau gimana lagi gue capek banget seharian ini nemenin hyerin jalan-jalan.
Setelah sampai dirumah gue langsung masuk tanpa ketok dulu toh rumah punya gue juga.
Saat sampai diruang tengah gue bisa liat jennie yg lagi berusaha nidurin sera dengan pandangan kosongnya.
"Eomma kenapa nangis?...
Degg... Jennie nangis? Apa gara2 gue ya.
...Sera nakal ya? Makanya Eomma sedih."tanya sera mendongkak menatap jennie.
Jennie menunduk lalu menggeleng lemah."eomma gak nangis kok :)"
"Bohong."sera menyeka air mata jennie."Kalo gak nangis kenapa mata eomma berair? Berhentilah menangis eomma. Seharian ini eomma menangis bahkan saat masak pun eomma segugukan tadi. Lihatlah mata eomma jadi bengkak. Aku sedih melihat eomma seperti ini:("sera memeluk jennie dan menenggelam kan kepalanya di ceruk leher jennie.
Jennie tersenyum lalu mengangguk."Iya. Tapi sera tidur ya ini udah larut malam lo."sera ngangguk tanda setuju."ne eomma."
Tuh kan gue makin tidak enak kalau gini. Gue gak tau harus apa sekarang.
Yaudahlah gue langsung ke kamar aja.Belum tiga langkah berjalan gue langsung terhenti karna sebuah panggilan.
"Appa!"
Shitt..
Baru aja mau ngehindar eh malah..
"Eh sera masih belum tidur?"tanyaku basa basi seolah tak tau apa-apa yang sedang terjadi.
Sera turun dari pangkuan jennie dan berlari ke arahku."appa kenapa lama sekali?"tanyanya.
"appa ada urusan sebentar sayang."aku membelai surai rambut sera dengan lembut.
Jennie terlihat kaget dan berdiri kaku ditempatnya."K kau sudah pulang?"tanyanya.
Aku menatapnya lekat. Benar kata sera tadi mata jennie memang bengkak."matamu kenapa?"tanyaku basa basi yg sebenarnya jawabannya sudah diketahui olehku.
"Mataku?." Ia meraba raba matanya."Mataku tidak kenapa napa."
"kenapa bengkak?"
"eomma tadi menangis appa." beritahu sera padaku.
"benarkah?"
"Ye. Appa."
Jennie berjalan ke arahku dan mengambil alih sera dariku."Sera ayo kita tidur ini sudah larut malam."katanya dan langsung berlalu di hadapanku.
Aku masih tetap diam ditempatku dan menatap lurus jennie yg berjalan membelakangiku sampai akhirnya menghilang dari pandanganku."mian jennie-ya." Dan aku berniat untuk beristiharat sekarang.
Sebelum masuk kekamarku yg tepat bersebelahan dengan kamar jennie. Ya kami memang pisah ranjang itu karna aku yg menginginkan kesepakatan ini. Kurasa aku belum siap dengan semua ini pernikahan ini bahkan hadirnya menurutku ini terlalu buru buru. Saat aku lewat diriku sempat melihat tubuh bergetar jennie dari celah pintu yg sedikit terbuka, dia berbaring membelakangi pintu. Aku tau dia sedang menangis sekarang ini tapi aku tak bisa berbuat apa apa. Ya aku terlihat seperti pecundang sekarang yg hanya berdiri depan pintu tanpa berbuat apapun dan membiarkannya sedih dalam sana. Rasanya untuk mengucap "maaf" langsung padanya saja aku tak bisa.
Hufttt..
"Mianhe."lirihku sekali lagi."Aku belum bisa melepaskan hyerin. Aku terlalu mencintainya. Maafkan aku yg bodoh ini."kemudian dengan pelan aku menutup pintu kamarnya dan berjalan masuk kekamarku.
Rowoon pov end.
Next gak nih??
Jangan lupa vote and comen ya gusy..
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband [ Rowoon X Jennie ]
FanfictionTentang pahit asam manisnya kehidupan pasutri yang baru saja menikah. Cowoknya tinggi,tampan, mapan,dingin,dan juga bodoamatan. Lah cewenya bantet,bobrok,juga rada goblok..Disatuin kan tuhh...hhhaa gak tau dh gimana nantinya wkwkwk.