part 5

986 124 5
                                    

Author pov.

Ini adalah hari minggu waktu yang pas untuk bersenang senang bukan?.

Tapi sedari tadi jennie hanya disibukkan oleh pekerjaan rumah dan dapurnya.

"eomma!"

Jennie yang tadinya fokus pada kegiatannya pun terhenti lalu menatap sera yang kini berlari kearahnya.

"ada apa hum? Pagi pagi udah lari lari aja."tanya jennie.

"ini adalah hari minggu eomma."

"Ye. Lalu?"

"Ayo kita jalan jalan."

"Sera-ya sebenarnya eomma juga ingin jalan jalan tapi eomma sedang tak enak badan kali ini. Lain kali aja ya sayang."

"Benarkah?"sera mengecek suhu badan jennie.

"Benar. Eomma demam.."Lirih sera dan membuat jennie tersenyum kecil.

"Tak apa eomma masih bis..--"

"Siapa yang sakit? Apa sera sedang sakit?"tanya rowoon tiba tiba dan mendekati tempat jennie dan sera berada.

"Aniya appa. Bukan sera tapi eomma."sera menatap jennie khawatir.

"Apa itu benar jen? Apa perlu kedokter?"tanya rowoon lalu ingin mengecek suhu badan jennie tapi lebih dulu ditahan oleh jennie.

"Aku tidak papa kau tak perlu mencemaskanku."

Rowoon heran dengan sikap dingin jennie akhir akhir ini ia tak secerewet dan berisik seperti dulu lagi, jennie lebih banyak diam dan memilih menghindari rowoon.

Apa jennie masih marah? Pikir rowoon.

"Jen jangan begini kau itu sedang sakit tak baik jika terus beraktivitas seperti ini lebih baik istirahat saja." Rowoon mencoba memberinya pengertian tapi malah dicuekkin.

"jen?"

"sera kamu nonton tv kesana dulu ya sayang."perintah jennie dan dituruti oleh sera.

"jennie kamu denger aku kan?"

"Sudah kubilang aku baik baik saja!" teriak jennie tapi tak terlalu keras membuat rowoon sedikit terperanjat.

"tapi wajahmu terlihat pucat."

"Ketimbang mengkhawatirkanku lebih baik kau berkencan saja sana dengan pacarmu itu. Aku lupa siapa namanya kemaren. He hyerin? Ah ya hyerin."ketusnya.

Rowoon menghela nafas panjang."kenapa jadi membahas hyerin?"

Jennie menoleh tak suka. "Apa? Kenapa? Kau tak suka jika aku membahasnya?"

"Bukan begitu. Tapi ini tentang kesehatanmu bagaimana bis.--"

"Aku tidak butuh perhatianmu, berhenti bersikap manis seperti itu padaku.  Buang saja rasa pedulimu itu. Aku muak dengan semua ini."jennie mulai tersulut emosi.

Rowoon hanya diam sekaligus kaget mendengar keluhan dari jennie tentangnya.

"Jadi kumohon berhentilah membuatku semakin berharap dan makin jatuh hati padamu. Aku sangat tersiksa dengan semua ini."

"Apa maksudmu?"

"Kau masih bertanya? Sebenarnya kau pasti tau jawabannya."

"Jen aku benar2 gak tau.."

"Jangan muna deh woon jujur aja sama aku."

"jujur apa sih jen."

Jennie menarik sudut bibirnya keatas."Aku tau kok kamu masih gak terima dengan pernikahan ini...

Rowoon terkejut.

...kamu terpaksa kan? Kamu tersiksa bukan karenaku?"

"jen aku.."

"Apa susahnya sih woon jujur sama aku?" jennie menatap lekat rowoon matanya sangat jelas tersirat kesedihan juga kekecewaan.

" Dan sekarang aku tanya sama kamu gimana rasanya diabaikan, dicuekkin, dan gak pernah dihargai? Enak?"

"........."

"Kenapa diem?. Gak enak kan? Itu yang aku rasain selama ini . Aku tahan semua rasa sakit ini dari dulu berharap kamu bakal berubah dan luluh sama aku tapi ternyata hikss....

....aku malah ditampar kenyataan sekali lagi dengan terkuaknya hubungan kamu sama hyerin. Kamu tersenyum begitu tulus padanya sedangkan padaku? Mencari topik saja susah apalagi tersenyum bahkan tertawa, tatapan teduhmu itu sangat jelas mengatakan betapa kau sangat mencintai gadis itu. Hhhaa andai aku seberuntung dia pasti aku adalah wanita paling bahagia didunia ini tapi...yasudah lah mungkin bukan jalannya. "

"Kau bicara apa jen..--"

Jennie menarik nafasnya kasar."Ketimbang bertahan dengan semua luka yang begitu menyiksa kita berdua ini lebih baik lepaskan saja dan lupakan semua yg telah lalu. Kita cari kebahagiaan kita masing-masing."

"apa maksudmu kita berdua? Dan kenapa harus masing masing?"

"Wooonn. Aku gak mau terluka lebih dalam lagi jadi tolong  pahami aku. Bukan hanya aku tersiksa tapi juga kau."jennie menunjuk dada rowoon.
"Aku tau kau sangat mencintai hyerin kau begitu menyayanginya. Lantas untuk apa bertahan disini? Kau untukknya bukan untukku pergi dan berbahagialah dengan hyerin dia gadis yang baik dan juga perhatian padamu jadi aku tak perlu khawatir lagi melepasmu. Kalian berdua memang cocok.:) tidak seperti denganku hehehe. Terlalu egois jika aku masih mengikatmu dengan hubungan ini."jennie memegang tangan rowoon."kau tau bukan mencintai seorang diri itu menyakitkan. Aku mengaku kalah woon, aku sadar cintakku bertepuk sebelah tangan cintakku tak ada apa apanya untukmu intinya perjuanganku sia sia, tak ada artinya."

"Kau tak perlu mengkhawatirkanku setelah ini aku berjanji tak akan menggagu hidupmu lagi. Aku mengikhlaskanmu dengannya."jennie tersenyum pada rowoon.

Meski tersenyum rowoon tau betapa sedihnya jennie saat ini jujur dia sangat kagum pada jennie ternyata dibalik sosoknya yg cerewet dan menyebalkan terdapat ketegaran dan ketulusan dihatinya membuat rowoon jadi bimbang dibuatnya. Lihatlah betapa baiknya dirinya yg mengikhlaskan cintanya untuk kebagiaan orang lain.

"Kenapa diam? Apa kau senang sekarang? Kau tenang saja aku akan meminta pengacara mengurus semuanya dan besok aku akan pergi secepatnya dari sini. Mari lupakan semuanya dan hidup seolah tak pernah ada kata ikatan pernikahan diantara kita hum? "

"bagaimana dengan sera?"

"Kau tak perlu cemas dengannya sera akan ikut denganku aku khawatir jika dia denganmu maka ia akan merepotkanmu dan bagaimana jika sera lapar? Apa kau bisa masak untuknya? Lebih baik sera denganku sementara ini. Jika orang tuanya menjemputnya maka telpon saja aku dan aku akan mengantarnya. Oke?"

Baru beberapa detik mengatakan itu jennie tiba tiba terjatuh disana.

"Jennie!"

"Eomma!!"

Author pov end.

Next??

My husband [ Rowoon X Jennie  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang