part 6

906 118 10
                                    

Author pov.

"Kita mau kemana eomma? Kenapa pagi pagi sekali?"sera bertanya dengan wajah kuceknya khas bangun tidur.

Jennie melihat ke arah jam dinding yang kini menunjukkan pukul 05.30 pagi.

"Sera sayang dengerin eomma ya. Mulai hari ini kita bakal pindah ke rumah baru kita sayang."ujar jennie sembari merapikan kopernya.

"Apa appa juga ikut?"

Jennie menggeleng."Appa gak ikut."

"Wae?"

"Eee ka karena..--"

"jen.."

Jennie reflek menoleh kearah rowoon yang kini tengah berdiri didepan pintu dengan wajah memelasnya.

"Appa!."sera berlari kepada rowoon. Dan disambut hangat oleh sang empu.

"jen tolong pikirin ini baik2 sekali lagi."kata rowoon dengan wajah sedihnya.

"Ngapain dipikirin sih? Yg ada malah makin sakit."

Yap. Jennie men skakmat rowoon lagi.

"jen tolong lah.."

"sera ayo kita pergi."Ajak jennie saat selesai berkemas.

Sera menggeleng."Kasian appa eomma kalau sendirian dirumah."

Jennie menghela nafas panjang."Yasudah kalau sera mau sama appa, eomma perginya sendiri aja kalo gitu. Nanti kalau orang tua sera, Appa chen sama eomma soojin udah dateng jemput, sera baik baik ya jangan lupain eomma, juga jaga kesehatan kamu ya sayang jadi anak yang baik juga pastinya. Lain waktu kita ketemu lagi oke?. Eomma sayang banget sama sera. Eomma udah anggep sera kaya anak eomma sendiri."jennie mengusap kepala sera dengan lembut.

"Eommaaaa..."seketika wajah sera memerah menahan tangis.

Jennie mengecup singkat pipi sera lalu tersenyum dan kemudian berbalik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie mengecup singkat pipi sera lalu tersenyum dan kemudian berbalik.

Pada saat hendak menuruni anak tangga tiba tiba..

"Eommaa!"sera berlari dan memeluk erat kaki jennie dari belakang membuat jennie terhenti.

Jennie menutup matanya dan saat itu juga air matanya menetes. Entah kenapa rasanya berat sekali ia tak tega meninggalkan sera. Mungkin karna ia sudah terlanjur menyayangi sera dan menggapnya seperti anaknyq sendiri.

"eomma hikss.."

Karna tak tahan jennie berbalik dan berjongkok menghadap sera yg kini tengah menangis.

"sera kenapa nangis?"tanya jennie.

"jangan pergiii.."lirihnya."sera gak mau kalo eomma pergi.  Sera sayang eomma hikss."

"Mianhe sera-ya"

"Pokonya eomma gak boleh pergi...

... Kalo eomma pergi sera bakal mogok makan."lanjutnya.

"sera ngancem eomma?"

"........."

"Hufffttt...

...yasudah eomma gak jadi pergi."

"Jinjja?"

" Hmmm... Tapi sera gak boleh nangis lagi ya?."

"ne eomma."

"Anak pintar."jennie tersenyum.

Sera menampilkan deretan giginya.

"horeeee. Eomma gak jadi pergi horee."sera kembali berlari lari saking senangnya.

"Apa kau benar2 membatalkan niatmu untuk pergi jen? Huftt aku bersyukur sekali." kata rowoon tersenyum senang.

"Hmmm ya...

...setidaknya sampai orangtua sera datang menjemput."kata jennie lalu berbalik masuk kamar dengan menyeret lagi koper miliknya lalu mengunci pintunya.

Seyum rowoon kembali memudar.

"Jenn...."

"Sudahlah. Aku sedang tidak ingin berdebat. Aku cukup malas dan muak denganmu!."

"Jennie ak..--"

"PERGI AKU BILANG PERGI!!"teriak jennie dari dalam kamarnya.

"Mianhe jennie-ya."lirih rowoon.

Author pov end.

Next?








My husband [ Rowoon X Jennie  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang