"Mereka merentas sistem pemerintahan,"
Jackson melirik anak yang berdiri yang tak jauh dengannya. Dia mengeratkan hoodienya dan memasang earphone ditelinganya. Suara dua anak yang berbincang itu tetap terdengar ditelinganya. Mereka bahkan mengabaikan bus yang berhenti dan terus berbincang.
"Sepertinya mereka hacker yang hebat. Namanya keren, Unknown" kata salah satu anak itu sambil mata berbinar.
Jackson hanya tersenyum kecil saat mendengarnya. Dia mendengar pembicaraan mereka yang memuji aksi hacker yang berhasil membocorkan konspirasi pemerintah beberapa minggu lalu. Dia akhirnya memutuskan untuk naik bus yang berhenti berikutnya dan meninggalkan dua anak yang masih seru berbicara.
"Like a hero,hm?" gumam Jackson sambil tersenyum kecil.
Dia memandang LED layar ditengah kota, yang masih santer memberitakan kabar pekan lalu. Banyak politikus tertangkap, bahkan terbunuh termasuk jajaran mafia yang dibelakang mereka.
"Tragis," Jackson tersenyum kecil.
**
Jackson berhasil menjadi badan intelijen setelah dua tahun gagal mengikuti tesnya. Dia berhasil menjadi seorang agent dengan penampilan keren—menurutnya—dan cukup tampan. Dia memiliki beberapa identitas palsu bahkan beberapa menyamarkan usianya. Tugas pertamanya yang diterimanya adalah menjadi bodyguard seorang pewaris keluarga Tuan. Keluarga pembisnis dan politikus yang disinyalir menjadi sasaran hacker berikutnya.
"Berapa usiamu?" tanya Mark—Mark Tuan, dia adalah anak lelaki tunggal dari keluarga Tuan.
"29 tahun , Sir," jawab Jackson berdiri dengan sopan didepan Mark.
"Terlihat lebih muda. Kurasa kau seperti 21 tahun," kekeh Mark lalu melewatinya.
"Panggil aku Mark. Aku tidak suka terlalu kaku seperti itu." Mark duduk disofa sambil memandang JAckson yang masih berdiri.
"Panggil aku," perintah Mark.
"Si—Mark.." Jackson tampak canggung saat mengatakannya.
MArk hanya menyeringai, "Aku terkadang suka bermain diranjang, Jackson. Kau keberatan?"
Jackson tidak hanya memandang Mark datar, dia seorang pengawal dan—seharusnya—menuruti apa yang diinginkan tuannya. Mungkin dia bisa melaporkan sebagai tindakan asusila, tapi dia tahu kredibilitas Mark Tuan tidak ada yang bisa menandinginya.
"Jackson?" ulang MArk.
"Are you virgin?" tanya Mark lagi.
"Ya," jawab Jackson tanpa ekspresi membuat Mark mengerjap lalu tersenyum kecil.
**
Mark adalah tipikal yang ceria dan ramah pada rekan kerjanya, dia sangat humble dan ramah. Tapi memiliki dua sisi yang berbeda saat dia sedang berpikir. Serius. Mark sangat pintar dan bahkan cerdas. Dia mengamati Jackson yang selalu berkutat disampingnya juga memperlakukan Jackson seperti teman satu rumahnya.
"Kau manis dengan dengan hoodie seperti itu, Jack." Mark melirik Jackson yang baru saja berganti hoodienya.
Jackson hanya menghela nafasnya pada lelaki yang duduk dengan menompang dagunya didua lututnya. Mark menyukai game dan memiliki PC game yang cukup canggih.
"Duduklah disampingku, aku tahu kau bisa menggunakan alat ini dengan baik," Mark menyeringai sambil menggedikan dagunya ke layar monitornya.
"Aku handal dengan senjata, Mark." kata Jackson lalu berjalan melewati Mark menuju ke dapur apartemen Mark.