Safe (End)

161 23 5
                                    

Setiap malam, ketika Jackson pulang dari rutinitasnya, dia sesekali membantu Mark—seminggu sekali. Untuk memilah pesanan Mark, membantunya berdiskusi—untuk manfaat apa yang dihasilkan Mark. walaupun beberapa kali berujung mereka berargumen.

"Oke. Baiklah. Tidak." Kata Mark saat dia berargumen dengan Jackson mengenai sistem keamanan yang diminta oleh sebuah tempat perjudian ilegal.

"Apa yang harus kukatakan?" tanya Mark sambil melirik Jackson.

Jackson merebut keyboard Mark dan mengetikan beberapa kata. Dia mengirimnya dan mendapatkan balasan cepat.

"Mereka tidak marah?" tanya Mark saat menyadari penolakan halus Jackson mendapatkan jawaban yang sangat sopan.

"Kau harus pintar berkomunikasi, Sayang." Jackson beranjak sambil menyundul pelipis Mark dengan bibirnya.

Jackson hampir menunggui Mark setiap dia memiliki waktu luang. Dia akan berdiri dan membayangi Mark atau hanya sekedar duduk ditepi monitor Mark. Beberapa kali Mark menjelaskan ini dan itu, Jackson bahkan tidak mengerti dengan bahasa Mark—dia berusaha mencarinya dikamus bahasa terkadang.

"Thank you," bisik Mark pada lelaki yang mengenakan piyama panjang berwarna coklat—yang sibuk memerhatikan rancangan perangkat yang akan disusun Mark.

Mark berdiri dibelakang Jackson dan memeluknya dari belakang. Jackson masih memegang mugnya dan selembar kertas ditangan kirinya. Mark meletakan dagunya pada bahu Jackson sambil memainkan tali piyama Jackson yang tidak terikat. Pemuda itu mengenakan kaus dalaman putih dan hanya mengenakan piyamanya sebagai coat.

"Aku lelah. Aku ingin tidur," kata Jackson lalu berbalik dan mengembalikan kertas yang dipegangnya, lalu dia meneguk sisa minumannya sampai habis.

"Jangan tidur terlalu malam," kata Jackson lalu beranjak setelah Mark mendengung 'hm' pelan.


Mark mendapatkan email kembali yang berisi foto-foto Jackson. dia mengerjap saat itu menyadari foto-foto disekitar rumahnya. Dia mengingat apakah membuat sistem pengamanan rumahnya mengirim hasilnya langsung ke emailnya. Sebelum dia mengeceknya, dia berhenti. Hail. Nama itu tertera dibawahnya.

Aku membutuhkan programmu lebih banyak lagi. Aku sudah mengirimkan beberapa kali, tapi tampaknya kau enggan membalasnya? Why? Kuharap kau mengirimkannya segera. Jackson akan aman.

Urat dipelipis Mark mengedut saat menyadari apa yang dilakukan Hail. Dia memejamkan matanya. Dia mengurungkan niatnya untuk tidur, dan membuat sistem keamanan rumahnya lebih rumit untuk ditembus.

**

"Mark.." Jackson terbangun dari tidurnya dan menyadari Mark tidak berada disampingnya.

Dia mencari lelakinya dan menemukannya terlelap dikursi kerjanya. Pemuda itu masih mengenakan headset dan monitornya sudah mati. Beberapa hari terakhir ini, Mark lebih banyak menyibukan diri diruangan kerjanya.

"Mark?" panggil Jackson lagi lalu menurunkan headset yang dikenakan Mark.

Dia menyeret satu kursi untuk menyelonjorkan kaki Mark dan menyeret satu kursi lagi untuk duduk didepannya. Sesekali dia memandang ruangan Mark yang penuh dengan benda-benda 'misterius' menurutnya. Dia menoleh memandang kembali pada Mark saat pemuda tertidur itu kembali mengerang.

"Markie.." JAckson mengusap pelipisnya lembut.

Mark mengerjap kecil lalu membuka matanya.

"Kita pindah ke dalam?" tanya Jackson dan Mark hanya menghambur pada Jackson.

Jackson mengusap punggungnya lembut dan mencium puncak kepalanya beberapa kali. Mark terkadang terlihat sangat kuat, namun beberapa waktu dia juga terlihat sangat rapuh. Jackson mengingat pertama kali mereka bertemu saat Tuan Company membuka pameran barunya di salah satu pusat perbelanjaan. Disana salah satunya menampilkan hasil sistem keamanan tercanggih yang dibuat oleh pemuda 22 tahun. Jackson tersenyum memandang lelaki yang hanya satu tahun diatasnya. Dia takjub pada pemuda itu.

Project One-shot S5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang