End 1 of 7
Happy Reading
------------------------------------------------------------------------------------------------
Fame. Face. And .. money.
KLANG! Jackson mengerjap saat jeruji besi didepannya bergetar karena seseorang menabraknya. Matanya tidak berkedip diantara teriakan dan sorakan disekitarnya. Darah. Luka. Teriakan. Pukulan. Dan suara memekakan telinga saat orang-orang itu berteriak saling menyahut, membuat Jackson merasa berdiri ditempat asing. Dia memandang mata tajam para petarung didepannya. Penuh darah. Penuh luka. Bahkan Jackson tidak sanggup untuk merasakan betapa sakitnya.
"Kau takut?"
Jackson mengerjap saat seorang lelaki berbisik dengan lembut disebelahnya. Dia memasang senyuman manisnya dan menggeleng. Lelaki itu kembali menegakan badannya dan tersenyum memandang ring berjeruji didepannya. Seperti kandang, batin Jackson pelan. Dia kembali mengerjap saat seseorang dihantam dan terpelanting menggetarkan jerujinya. Mata petarung itu tepat memandang Jackson, dan tersenyum.
"I 'll give you a win," bisik lelaki itu, mungkin hanya Jackson yang bisa mendengarkannya.
Lelaki itu menyeringai lalu berbalik dan memukul lelaki yang lebih besar dengannya. Beberapa kali hantaman membuat lelaki yang lebih besar darinya ambruk. Sorakan dibelakang Jackson menandakan lelaki yang hanya berkaus putih dan kedua tangan berbalut kain putih memenangkan petarungan kali ini.
"Markie selalu terbaik, WOW!" seru lelaki disebelah Jackson dengan tepuk tangan sangat gembira.
Lelaki berkaus putih lusuh itu masih mengangkat tangannya dan kini menghadap Jackson. tersenyum tipis, menunjukan dia sudah menepati janjinya. Jackson hanya memandang lelaki itu tanpa mengerjap juga tanpa ekspresi.
"Feeling sick, Prince?"
Jackson menoleh setelah dia memuntahkan makanannya dipintu belakang gedung—tepat dikotak tempat sampah besar. Dia melirik lelaki dengan wajah penuh luka diwajahnya, walaupun sedikit lebih bersih. Lelaki itu menyeringai saat Jackson menegakan badannya dan mengusap sudut bibirnya.
"I'm not Prince," tukas Jackson.
Dia merogoh kantong coatnya dan menyerahkan lipatan handuk saputangan kecil pada lelaki didepan.
"Jackson. Not Prince," kata Jackson dan lelaki didepannya hanya memandang Jackson dengan meneleng.
Jackson menggoyangkan tangannya mengisyaratkan lelaki itu untuk mengambil handuk ditangannya.
"Mark," kata lelaki itu lalu mengambil handuk dari tangan Jackson untuk mengusap lukanya.
"Kau tidak tahan melihat keseruan didalam?" kekeh Mark.
"Aku tidak suka bau darah dan .. keringat," Jackson sedikit melirik Mark yang masih terlihat penuh keringat.
Mark hanya tersenyum, lalu duduk dan bersandar pada dinding untuk melepaskan dua kain dikedua tangannya. Kain panjang itu tampak lusuh, dan terlihat luka-luka di jari-jari Mark.
"Ini pekerjaan lelaki, Jackson." kata Mark pelan lalu dia mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya dan menghitungnya.
"Siapa Lee bagimu? Dia sangat kaya." Mark tersenyum sambil menjilat jarinya untuk menghitung lembaran uangnya.
Dia menoleh saat Jackson tak kunjung menjawab. Jackson masih memandang Mark dengan tatapan kosong. Lalu Mark menyeringai.
"Little sweetheart?" Mark tersenyum.