7 of 7 end. Last Title
Semi Sad Ending.
________________________________________________________________________________
"'re you home?" Jackson membuka pintu mobilnya sambil menahan ponsel dibahunya.
"Sorry, aku akan pulang lebih terlambat," jawab lelaki yang berada diseberang sana.
Tangan Jackson berhenti pada gagang pintu mobilnya. Dia menegakan badannya.
"Again?" tanya Jackson.
"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku, Sweetheart," kata lelaki itu lagi.
Jackson hanya menghela nafasnya, "Baiklah. Jangan lupakan makan malammu,"
Dia menutup teleponnya , masuk ke dalam mobilnya. Dia melemparkan beberapa brosur dekorasi rumah dan meliriknya sekilas sebelum dirinya menekan gas mobilnya.
Jackson terbangun ditengah malam saat suara pintu kamarnya terbuka. Dia meriyip dan menyalakan lampu kamarnya. Dia tersenyum pada lelaki yang melonggarkan dasinya. Lelaki itu hanya menyeringai lalu merangkak keatas ranjang.
"Kau sudah makan malam, Mark?" tanya Jackson pelan.
Lelaki itu masuk dalam pelukan Jackson dan mengangguk.
"Aku sudah memilih rumah by the way," kata Jackson dan Mark melepaskan pelukannya lembut.
Dia memandang Jackson secara seksama lama mengangguk lagi.
"About our party.." kata Jackson pelan pada Mark yang kembali berdiri untuk melepaskan dasinya.
"Aku menyerahkannya padamu. Apapun pilihanmu, I'll say Yes," Mark mengedipkan satu matanya membuat Jackson menggeleng pelan dan menyeringai.
Jackson ikut turun dari ranjangnya. Dia menghampiri Mark dan berdiri didepannya. Tangannya dengan perlahan membantu melepas dasi lelaki didepannya.
"Kau selalu mengatakan 'terserah'. Aku tak tahu aku harus bagaimana?" Jackson mengatakannya dengan sedikit sedih, sambil memerhatikan ikatan dasi yang terurai.
Mark memerhatikan lelaki didepannya dan mencium pelipisnya lembut.
"Kau mengenalku dengan baik," gumam Mark lalu menarik Jackson lebih dekat dengan memegang kedua lengannya.
"Kau tahu.. aku selalu mengatakan 'ya' padamu, Sweetheart," bisik Mark lalu menuruni wajah Jackson dengan bibirnya.
Jackson hanya menyeringai kecil. Dia tahu, Mark selalu mengatakan Ya dengan apapun yang dimintanya. Mark selalu menurutinya.
"Aku akan mandi lebih dulu. Kau tidurlah lagi, akan kususul secepatnya," kata Mark tersenyum memandang Jackson.
Jackson menatap Mark sedikit lama dan mengangguk. Sebelum dia keluar dari rengkuhan Mark, lelakinya mencium sudut bibirnya lembut.
"Jangan cemberut. Aku ingin kau selalu tersenyum," kata Mark membuat Jackson menyembulkan sedikit senyumannya.
Jackson kembali ke ranjangnya dan meringkuk dalam selimutnya. Dia memandang sosok Mark yang masuk dalam kamar mandi. Dia hanya diam lalu memejamkan matanya. Dia tidak tahu, hatinya seperti berat dan kepalanya seperti tidak bisa berpikir. Semuanya seperti asing baginya tiba-tiba. Dia hanya bisa melepaskannya dengan mimpi indah malam ini. Setengah jam kemudian, dia merasakan pelukan lembut dengan wangi sabun yang sama dengan miliknya. Mark sudah berbaring disebelahnya.