2 Of 7 End
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jackson mengakhiri fansign-nya dengan tambahan fan-service pelukan bagi antrian terakhir. Dia mendapatkan boneka anak anjing besar yang dibawanya pulang. Lambaian dan senyuman Jackson membuat para fansnya berteriak histeris, bahkan tak jarang fans laki-laki meneriakan namanya. Dia tetap melambai sampai dia masuk ke dalam van-nya. Wajahnya ketara letih dan menyandar pada sandaran kursi mobilnya. Dia membuka satu matanya saat manajernya menyodori iPadnya.
"Kita masih ada satu jadwal lagi," kata manajernya.
Jackson berusaha tidak mengeluh, dia tahu dengan impiannya saat ini. Dia mengangguk dan menegakan kembali badannya. Dia melihat jadwal yang tertera untuk pergi ke salah satu acara brand yang diambassadorinya. Dia meletakan iPad dipangkuannya dan memandang jalanan yang dilewatinya.
"Mark meneleponmu beberapa jam yang lalu," kata manajernya membuat idol itu menolehnya.
Jackson mengambil ponsel dari lelaki yang duduk disebelahnya. Ada beberapa panggilan masuk yang tertera dengan simbol hati saja.
"Kau tidak mengangkatnya, Jinyoung-ah?" tanya Jackson.
Wajah Jinyoung hanya mengerjap dan menggedikan bahunya, "Kau meninggalkan ponselmu di mobil."
"Seharusnya kau membawanya," kata Jackson menyipit.
"yeah.. 'seharusnya'," kata Jinyoung lalu tersenyum manis yang membuat Jackson menyeringai sebal.
"Sudah kuatur, kau bisa pulang lebih cepat malam ini," kata Jinyoung sambil mengambil iPad dari pangkuan Jackson.
Jackson masuk ke dalam rumahnya, dan menekan lampu ruang tamunya. Rumah itu nyaris jarang disinggahinya kecuali tidur—itupun beberapa hari. Atau terkadang dia sedikit mengambil jadwal diluar dan bisa berminggu-minggu dirumah saat ingin membuat lagu sendiri.
"Hi," sapa pemuda itu saat masuk ke dalam ruangan gelap dan hanya beberapa cahaya dari monitor yang tampak.
Jackson menekan saklar lampu dan lelaki yang duduk dikursi tunggalnya berputar. Dia tersenyum saat melihat lelaki yang duduk dikursi pemberiannya setahun lalu.
"Kau pulang cepat?" tanya lelaki yang duduk sambil menurunkan headset-nya.
Dia merentangkan kedua lengannya dan memutar kursinya seakan siap untuk menerima Jackson dipangkuannya.
"Kau yang terlalu lama didepan monitor, Mr. Tuan." Kata Jackson berdecak pelan sambil duduk dipangkuan pemuda yang melingkarkan lengan dipinggangnya.
"Apa yang kau kerjakan , Mark?" tanya Jackson sambil mengusap dagu lelaki didepannya.
Dia melirik monitor Mark yang tampak seperti susunan-susunan rumit. Membuatnya pusing dan lebih memilih memandang lelakinya lagi. Mark menyusupkan wajahnya pada dekapan Jackson , saat Jackson mengusap lembut rambutnya.
"Hanya menyempurnakan programku," gumam Mark.
Jackson lalu melirik monitornya lagi dan memandang keseluruhan ruangan. Banyak model senjata disana, ada bahan titanium bahkan mesiu. Ruangan itu memiliki layar hologram besar ditengahnya dan beberapa rancangan—yang Jackson tidak tahu—seperti susunan kabel dan kode program komputer.
"Kuharap kau tidak membuat dirimu lelah," bisik Jackson dan mencium dahi Mark lembut.
"I smell something.. ehm.." Mark mendongakan kepalanya dan tersenyum lebar pada Jackson.