Dreaming / Last

208 27 18
                                    

Lastest.

Happy reading^^

_______________________________________________________________________________

Jackson memandang Mark yang membantunya membereskan pakaiannya. Hari ini, penyangga lehernya dan gipsnya sudah dilepas. Dia mendapatkan hasil pemeriksaan, bahwa keadaannya sudah lebih baik. Tidak ada luka serius, hanya saja semuanya menyisakan tanya mengapa hanya Mark yang dilupakannya.

"Mungkin ada hal-hal khusus yang terpendam dialam bawah sadar Anda, Mr. Wang. Kemungkinan itu juga akan kembali disaat tertentu."

Jackson menghela nafasnya, dia meraba tentang ingatannya. Memandang Mark lebih sering dan berusaha mengingat tentang pemuda itu. Tapi selalu nihil.

"Kau mau membawa ini pulang?" tanya Mark membuyarkan lamunan Jackson.

Pemuda yang masih berselonjor di ranjangnya itu melirik boneka pokemon kecil. Dia mengerjap memandang Mark.

"Mommy membelikannya untukmu," kata Mark tersenyum lalu menghilangkannya saat sadar Jackson tidak bisa mengingat tentangnya.

"Bawa saja," kata Jackson pelan dan tersenyum simpul.

Mark mengangguk lalu menarik resleting tas Jackson. Dia sudah memisahkan antara barang kotor dan juga yang masih bersih.

"Jinyoung tidak bisa menjemputmu, Mom dan Dad juga tidak bisa untuk hari ini. Kau pulang bersamaku, ok?" kata Mark lembut dan Jackson hanya mengangguk.

Sebelum Mark berbalik, Jackson menarik lengan hoodie Mark. Pemuda itu memandang Jackson, jantungnya berdentum saat melihat wajah itu benar-benar dari dekat. Dia hanya bisa berterimakasih wajah itu kembali membuka matanya dan memandangnya.

"Mark.." gumam Jackson pelan.

"Maafkan aku, aku tidak ingat tentangmu. Maukah kau membantu mengingatmu? Ceritakan tentang kita," kata Jackson.

Mark menelan ludahnya, dia merasakan badannya kaku dan kelu. Jackson masih memandangnya memohon. Mark hanya mengangguk pelan, membuat Jackson tersenyum dan berterimakasih dengan suara kecil.


Jackson kembali ke kediaman keluarga Tuan, karena dia melupakan apartemennya bersama Mark. Mommynya kembali membersihkan kamar lama Jackson, dan mengembalikan barang-barang Jackson dari apartemen barunya. Mark menuntunnya menaiki tangga, ketika mereka sudah sampai dirumah itu. Saat dia membukakan pintu kamar pemuda dikamitannya, Jackson tersenyum.

"Aku tidur sendiri?" tanya Jackson sambil berjalan mengikuti tuntunan Mark menuju ranjang besarnya.

Mark mengangguk. Setiap kali Jackson bertanya, perasaannya carut marut dan dadanya terasa sesak.

"Kau tidur dimana?" tanya Jackson sambil duduk ditepi ranjangnya dan mendongak menatap Mark.

"Aku sudah memiliki apartemen. Beberapa tahun lalu, aku sudah tinggal disana," kata Mark sambil berusaha tersenyum.

Jackson ber'oh' pelan lalu memandang sekitarnya. Dia mengerjap lalu tersenyum sendiri.

"Sepertinya aku lupa, aku tidur dimana. Rasanya kamar ini asing bagiku," pandangan Jackson masih tampak linglung.

Antara sakit dan juga iba, Mark melihat pemuda didepannya itu dengan ingin membelai kepalanya lembut.

"Kau ingat pekerjaanmu?" tanya Mark memandang Jackson yang masih tampak melihat keseluruh sudut ruangan. Pandangan Jackson kembali pada Mark lalu mengangguk.

Project One-shot S5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang