3 of 7 End
Part 1. Maaf kalo banyak typo. Selamat membaca.
________________________________________________________________________________
"Jackson Wang?"
Mark melirik lelaki yang berdiri disampingnya. Lelaki itu hanya tersenyum pada Mark sambal tetap memilah kertas ditangannya.
"Kau tertarik?" tanya lelaki itu lagi.
Mark hanya menyandarkan punggungnya dikursi kerjanya. Lalu memutarnya menghadap kearah jendela dimana pemandangannya menuju tepat dihalaman bawah. Dia melihat pemuda yang berlari ditengah lapangan basket, dengan nomor kostum 28.
"Dia siswa tahun pertama, tapi semester lalu sudah menjadi anggota inti klub basket." Lelaki disamping Mark menarik satu lembar kertas dan diletakannya dimeja depan Mark.Mark memutar kursinya Kembali. Dia hanya memandang sekilas isian data dengan foto pemuda yang tersenyum manis. Dia menarik ujung kertas itu dan membaca keseluruhan kertas itu.
"Jaebum-ah.." gumam Mark pelan masih memerhatikan foto yang berada dikertas atas nama Jackson Wang.
"Kau pernah mendengar rumornya?" tanya Mark pelan lalu melirik lelaki disebelahnya.
"Ehm," Jaebum tampak menggosok dagunya dengan dua ujung jarinya saat berpikir.
"Tidak ada," kata Jaebum dan tersenyum saat melihat wajah datar Mark.
"Oh, bersih?" Mark menarik lembaran data Jackson dari mejanya.
"Hanya saja kudengar, dia tidak pernah menolak ajakan kencan siapapun," kata Jaebum.
Mark menghentikan tarikan kertasnya dan mengerjap, perlahan ujung kertas yang setengah tertarik itu tampak lunglai hingga menggantung di tangan Mark.
"Tidak pernah," ulang Jaebum pelan.
"Seun,"
Jackson menoleh saat dia baru saja keluar gantinya sambil menyesap yoghurt kotaknya. Teman-temannya tersenyum sambil melewatinya. Mereka menepuk bahu Jackson dengan seringaian menggoda. Mereka sempat melirik gadis cantik yang berdiri hanya memandang pada Jackson.
"Aku Keyla dari tingkat 3,"
"Oh.." Jackson mengangguk sopan sambal menurunkan kotak susunya.
"Ada sesuatu yang bisa kubantu, Senior?" tanya Jackson.
"Panggil aku Keyla," gadis manis itu sambal menarik lengan Jackson lembut.
Jackson tersenyum manis dan menelengkan kepalanya.
"Minggu depan kau sudah mendengar akan ada prom-nite bukan?" Keyla tersenyum membuat kecantikan gadis itu semakin terlihat.
Jackson membalasnya dengan senyuman sambil mengangguk.
"Aku mendengar banyak tawaran untuk menjadi gad—"
"Jackson."
Jackson dan Keyla terdiam lalu menegakan kepalanya searah dengan koridor dimana mereka berdiri. Keyla yang menoleh lalu berdiri disamping Jackson dengan ujung telinga memerah.
"Selamat Siang, Mr. President." Sapa Jackson tampak enggan.
Mark berhenti melangkah tepat didepan Jackson, lalu melirik Keyla yang berdiri disebelah Jackson—yang menghindari tatapannya.