3 of 7 end
Final Part. Maaf banyak typo.
Happy reading
_________________________________________________________________________________________
"Adikmu?" tuntut Jaebum.
Mark hanya menghela nafasnya dengan tetap melakukan pekerjaannya.
"Kau mencintai adikmu sendiri? Brother complex?!" Jaebum semakin berseru.
"Dia anak dari Mommy yang dinikahi oleh ayahku saat aku berusia 5 tahun. Kami tidak memiliki hubungan darah," kata MArk santai.
"Kenapa kau sembunyikan?" suara Jaebum masih tampak menuntut.
"Di—dia yang selalu kau khawatirkan saat kita masih tingkat pertama. Bukan pacarmu?!" tanya JAebum lantang mengingat Mark pernah bercerita tentang seseorang dengan rona merah dipipinya dan sangat menggemaskan.
"Ya," jawab Mark.
"Kau juga yang memberi perarturan padanya mengenai dia tidak boleh berciuman sampai berusia 18 tahun, tidak boleh bercinta sebelum 21 tahun ... kau?"
"Ya," jawab Mark lagi,
Jaebum masih memandang Mark yang sibuk dengan urusannya. Dia terdiam sedikit lama sampai Mark mendongak dan tersenyum. Mark menyingkirkan kertas-kertasnya.
"Aku tidak melarangnya bersamamu Jaebum-ah. Aku mengenalmu dengan baik. Hanya jangan melanggar apa yang sudah kukatakan padanya," Kata Mark lembut.
Jaebum masih memandang Mark dengan seksama. Dia memalingkan wajahnya saat Mark tersenyum padanya.
**
Rumor tentang kisah Mark, Jackson dan Jaebum sudah berhembus diseluruh sudut sekolah. Wajah lembut Jackson, hampir terabadikan pada setiap ponsel anak-anak disekolah. Tapi, tidak menutup kekaguman mereka melihat Jackson saat berlari dilapangan dengan wajah yang menarik siapapun. Mereka mengatakan Jackson seperti memiliki dua sisi yang berbeda. Hal yang sama yang dirasakan Jaebum.
"Kau tidak ingin menonton film Jackson?" tawar Jaebum saat menjemput Jackson setelah berlatihnya.
"Boleh," Jackson mengusap rambutnya yang basah oleh keringat sambil mengangguk.
"Film apa yang kau suka?" Jaebum masih memerhatikan pemuda yang duduk disebelahnya.
"Apapun," Jackson menolehnya sambil tersenyum.
Jaebum menatap Jackson sekilas lalu menganggukinya, dia menarik lengan Jackson lebih dekat padanya dan mengajaknya berjalan.
Tidak ada interaksi berlebihan antara Mark dan Jackson selama disekolah. Jaebum selalu mengamatinya, bahkan kedua pemuda itu jarang bertegur sapa. Dia memiliki banyak pertanyaan untuk Jackson yang kini duduk diantara kakinya.
"Kau menyukai film horror?" tanya Jackson sambil mencari film yang ada dilayar televisi.
Jaebum memeluk Jackson dari belakang dan menyandarkan dagunya pada bahu Jackson. Dia menggeleng pelan.
"Baiklah, jadi kita menonton apa?" Jackson melirik Jaebum yang kini ikut menolehnya.
"Romance," kata Jaebum pelan dan Jackson tersenyum.
"Baiklah," kekeh Jackson.
Jackson mencari beberapa film, lalu menemukan judul yang menarik dan mereka mulai menontonnya. Pikiran Jaebum tidak pada tempatnya saat ini, dia menduga Mark akan menghubunginya selama Jackson bersamanya. Tapi tidak ada ponsel berkelip atau berdering dari Mark. Dia ingin mulai bertanya tentang hubungan mereka, juga tentang Mark.