"Bantu aku untuk membenci waktu, karena disaat bersamaan.
Aku terlalu merindukanmu."
...Sejak hari dimana Risa salah masuk ruangan, ia tak pernah kembali ke deretan ruangan itu. Risa masih terngiang-ngiang, bagaimana tidak, ia sudah menyentuh mayat yang wajahnya, astaga nggak bisa dijelasin dengan ungkapan. Risa memilih menemani sahabatnya sepanjang hari. Hari ini adalah genap satu setengah bulan Vael koma.
"El, lo kapan bangun!" cairan bening meluncur dari pelupuk matanya. Cairan itu sekarang tak lepas dari netra Risa.
Mata Risa tertutup, mencoba menenangkan dirinya tetapi, tanpa ia sadari dia sudah terjatuh dibawah alam sadarnya.
Risa membuka matanya, ia berada ditempat yang tidak asing baginya, yaitu didalam ruangan putih bersih, dimana ia sudah pernah kesana beberapa kali.
"Sa!" teriak seseorang dibelakang Risa, sang punya nama pun mengernyitkan keningnya.
Risa membalikan badan, seketika terukir senyum indah diwajahnya karena disana terdapat sahabat kecilnya, sahabat yang sudah lama ia rindukan.
"Vael?!" Risa segera berlari mendekat kearah Vael. Risa langsung memeluk singkat tubuh sahabatnya walaupun ia tak bisa meraihnya.
"Gue kangen banget sama lo, dan kenapa udah lama gue nggak bisa kesini?" tanya Risa polos pada Vael.
"Karena gue nggak ada pesan untuk lo Sa!" Jelas Vael dengan nada bicara normal.
"Maksudnya?" Risa mengernyitkan kening, ia tak paham dengan yang dimaksud oleh Vael.
"Kalo nggak ada yang gue katakan ke lo, lo nggak bisa kesini!" papar Vael lalu meraih kedua pundak Risa.
"Terima kasih Sa!" bibir Vael terangkat membentuk seulas senyum.
"Untuk?" Dahi Risa berkerut. Mata Risa tak terlepas dari wajah Vael.
"Untuk semuanya!" ucap Vael sembari menyunggingkan senyuman.
"Apa maksud lo El?" Risa tetap tidak paham dengan perkataan Vael.
"Terimakasih untuk lo yang selalu tungguin gue, padahal lo nggak tau gue akan sadar ataupun tidak." perkataan Vael begitu panjang tetapi terdengar pelan.
"Gue yakin lo bakal sadar, cepet lo bangun, lo pasti bisa El!" nada bicara Risa dengan penuh keyakinan.
Vael mencoba meraih tangan Risa, tapi tubuhnya yang transparan menghalanginya untuk menyentuh tangan sahabat kecilnya. Tangan Vael malah menembus tangan Risa.
"Loh, kenapa lo nggak bisa nyentuh gue? Kemarin kan lo bisa" Risa menatap Vael dengan penuh pertanyaan.
"Karena ini udah sebulan sejak gue koma!" ucap Vael dengan raut wajah sendu.
"Kenapa?" sambar Risa nampak sangat khawatir.
"Lebih lama gue koma, tubuh gue lebih transparan!" Nada bicara Vael semakin melemah
"Dan sekarang gue udah nggak bisa nyentuh tangan sahabat gue!" Vael menundukan kepalanya.
Buliran bening menetes begitu saja dari pelupuk mata Risa. Melihat sahabat kesayangannya menitikkan air mata seketika Vael mengusap air mata Risa tetapi tak bisa ia lakukan.
"Tapi lo bisa sadar kembali kan El!" Tanya Risa dengan air mata itu terus membanjiri pipinya.
"Gue nggak yakin, karena lebih lama seseorang koma, akan membuat orang itu sangat sulit untuk bangun dari komanya!" jelas Vael lalu menunduk, Risa hanya mengeluarkan isak tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLAURARISA [COMPLETED]
Teen FictionNote: Apabila dengan membaca karyaku menjadikan kamu jauh dari Tuhan, maka menjauh dan tinggalkanlah :) Claurarisa Ayudia Amira Firmansyah, cewek bad girl yang kehilangan kehangatan layaknya sebuah keluarga, Risa adalah gadis broken home yang mempun...