Bab 42: Kacau

406 114 8
                                    

"Suka nyesek aja gitu, liat musuh caper sama orang yang gue sayang, sedangkan gue cuma diam nahan cemburu."
...

"Halo El!" sapa Risa pelan disamping tempat Vael, tak lupa senyum manis menggantung disana.

"Bentar lagi hari ulang tahun kita yang paling istimewa, gue cuma mau lo bangun!" Risa menyisir lembut rambut Vael menggunakan jarinya.

Kriettt...........

Risa menoleh ke sumber suara, disana menampilkan wajah seseorang yang sangat ia benci.

"Ngapain kesini?" sindir Risa ketus dengan melirik tajam. Seorang itu menatap Risa dengan tatapan penuh kasih sayang.

Seseorang itu berlari berhambur memeluk tubuh Risa dengan erat dan mengelus pundak Risa hangat.

"Nak, kamu kemana aja, mama cari kemana-mana kamu nggak ada?" tanya Rosa, yah dia adalah mama tiri Risa yaitu Rosa.

"Lepasin gue!" bisik Risa tajam tepat pada telinga Rosa.

"Gue udah bilang berkali-kali, kalo gue itu bukan anak lo!" Risa melepas pelukan Rosa dengan kasar.

Cairan bening meluncur dari pelupuk mata Rosa, Risa hanya mengacuhkan pandangan.

"Beberapa bulan ini, kamu tinggal dimana?" Jevon angkat bicara pada putri semata wayangnya.

"Cih..." decih Risa sambil membuang muka asal.

"Sejak kapan, papa urusin Risa! bukanya papa udah nggak punya anak perempuan!" sindir Risa pedas tanpa melihat kearah papanya.

"Risa, papa cuma tanya!" bentak Jevon ia sudah tak tahan akan kelakuan Risa.

"Apakah anda bisa mengatur volume suara anda!" ucap Risa tajam dengan menatap tajam Jevon

"Ini rumah sakit!" sambung Risa dingin. Dalam ruangan ini sudah menjadi kutub suhunya dibawah rata-rata.

Risa memilih beranjak dari tempatnya berjalan keluar, ia membuka pintu keluar ruangan Vael dengan menarik kenopnya kasar.

Risa terperanjat ketika ia melihat Adel duduk manis dikursi tunggu depan ruangan. Risa kaget sekaligus curiga pada Adel.

"Del?" Risa mengernyitkan keningnya sembari menepuk pundak Adel.

"Eh, Risa!" Adel menyunggingkan senyumnya.

"Lo ngapain kesini?" tanya Risa sinis dengan alis terangkat sebelas.

"Gue mau jengukin Vael!" jawab Adel antusias.

"Lo tau dari mana Vael sakit?" selidik Risa dan melontarkan tatapan maut.

"Ya gue cari informasi, emangnya nggak boleh?" sewot Adel dengan mata melirik kearah Risa.

"Dan kata lo, lo benci sama Vael dan nggak tau Vael ada dimana, tapi kenapa lo ada diruangan Vael?" Sambung Adel curiga dengan nada tak mengenakkan.

"Emmmmm,, ya gue cuma nengokin mantan sahabat gue, apa salahnya!" Risa mencoba beralibi dengan menekan pada kata 'mantan sahabat'.

"Ya udah kalo gitu gue masuk kedalam dulu ya!" izin Adel dengan nada mengejek Risa.

"Jangan dulu, disana ada mama sama papa gue!" larang Risa sembari mencekal lengan Adel agar tak masuk kedalam sana.

"Apa gue nggak salah dengar?" Adel tersenyum kecut.

"Maksud lo?" Risa memicingkan sebelah matanya.

"Setau gue, mama lo udah mati!" Adel melirik kearah Risa.

CLAURARISA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang