Hembusan angin di daerah Seoul saat itu memang membuat orang merasa sejuk, dan nyaman. Di sebuah jalan dengan deretan lampu yang sudah dimatikan hari itu, Taehyung dan Dahyun menuju ke arah halte bus. "Maaf karenaku, kau harus cuti sehari." Ucap Dahyun meminta maaf.
"Tidak masalah, aku juga tidak begitu menyukai pelajaran wajib hari ini." Kata Taehyung mencoba untuk mengikuti basa-basi Dahyun.
"Ayo duduk disana!" Kata Taehyung menunjuk ke arah tempat yang teduh dekat taman, "Bukankah kita harus pulang?" Tanya Dahyun yang memakai masker hitam dan Hoodie abu-abunya. Sejak tadi dia tidak mau melepaskannya, takut katanya.
Jika diingat-ingat sejak pertama Taehyung datang ke apartemen dan melihat Dahyun keluar rumah memang Dahyun terlihat seperti selebriti yang ingin berkencan diam-diam agar tidak ketahuan orang dispatch.
"Duduk saja, bus masih datang 45 menit lagi." Kata Taehyung yang terlebih dahulu duduk di tempat duduk berbahan baku semen tersebut dengan warna abu-abu seperti belum dicat.
"Ka-kau mau membicarakan apa?" Tanya Dahyun yang was-was dengan arah pembicaraan Taehyung. "Mereka berkata kau punya depresi. Apa itu benar?" Tanya Taehyung yang jujur saja membuat Dahyun sedikit malu, dan takut untuk menjawabnya.
Mendengar tidak ada jawaban yang keluar dari mulut perempuan mungil tersebut, Taehyung menghela nafas dan berkata, "Aku kenal seorang psikolog, jujur saja aku tidak mempunyai kemampuan untuk menyembuhkanmu seperti yang ada di novel atau di film. Ayo bertemu dengannya!"
Dahyun menggelengkan kepalanya dengan cepat, jika bertemu dengan psikolog berarti dia harus mengatakan sesuatu entah itu sadar atau tidak sadar. Dia tidak mau rahasianya terbongkar.
"Kau tidak bisa seperti ini terus Dahyun, aku akan membantu karena aku sudah bersamamu. Aku tidak mungkin bersikap acuh tak acuh saat melihatmu kesakitan seperti ini." Ucap Taehyung mencoba mendorong Dahyun untuk mengikuti keinginannya untuk kebaikan Dahyun sendiri.
"Ji-jika... Aku tidak bersikap aneh, bukankah itu cukup membuatmu hidup nyaman?" Tanya Dahyun yang sepertinya ingin kembali menaikkan darah Taehyung yang sebelumnya sudah normal.
Taehyung menggaruk kepalanya sembari berdiri, bisa-bisa dia yang depresi jika seperti ini. "Dengar, aku ingin menolongmu, oke?" Dahyun masih terdiam.
"Aku... Aku..". "Huh... Baiklah, mungkin lain kali saat kau siap." Kata Taehyung menghela nafas, dia tidak bisa melihat air mata perempuan itu jatuh saat dia sudah membendungnya. Itu sama saja dengan pemaksaan.
"Ayo pulang, bus sudah datang." Kata Taehyung menggandenga Dahyun yang masih menunduk. Perempuan itu memang menyebalkan, dibantu tetapi tidak mau. Kalau tidak dibantu dia bisa mati.
Memangnya pemikiran seperti apa sihhhh yang membuatnya tidak bisa mengatakannya?! Tidak seperti dia membunuh orang dan pergi begitu saja!, Batin Taehyung melihat jendela bus sembari mengepalkan tangannya sebal.
***
Sudah tiga hari sejak kejadian itu, Dahyun tidak mengatakan apapun lebih dari perkataan yang biasanya. Taehyung cukup lega dengan Dahyun yang sudah tidak membuatnya khawatir lagi. Sekarang saja mereka sudah melihat tv bersama di ruang tengah, "Bagaimana keadaanmu?" Tanya Taehyung yang masih mengecek Dahyun hari ke hari dengan keadaan biasa.
"Hem? Baik. Lihatlah, hehe." Kata Dahyun tersenyum dan kemudian kembali melihat ke arah tv.
Bohong? Tentu saja, jika perempuan itu sudah benar-benar baik, sampah tidak akan bergumul dikamarnya.
Taehyung menghela nafas, sepertinya Dahyun tahu jika Taehyung menghawatirkannya. Mungkin bukan perasaan cinta, tapi perasaan teman dekat hang ingin membantunya. Ka Karena itu perempuan itu berakting seperti dia baik-baik saja.
"Hei, aku hari ini tidak ada dirumah." Kata Taehyung memakan camilan yang ada di atas meja depannya. "Oh? Kenapa?"
"Berkumpul dengan teman-temanku." Santai Taehyung yang sebenarnya berbohong, dia punya rencana lain. "Teman-teman ya..." Lirih Dahyun yang tidak begtu didengar Taehyung. "Hah?"
"Hm? Hati-hati." Kata Dahyun tersenyum lagi.
Jadi diapartemen itu sudah terdapat dua pembohong.
Yang satu tidak ingin membuat khawatir, yang satu tidak ingin ketahuan jika dia khawatir.
Setelah jam menunjukkan pukul tujuh malam, Taehyung pamit untuk pergi dan menyuruh Dahyun untuk membuat sampahnya. Dahyun hanya mengangguk melihat kepergian Taehyung yang sebenarnya tidak benar-benar pergi.
"Yup, aku sudah keluar." Ucap Taehyung menaruh handphonenya ditelinga kanannya dengan bantuan tangan kanannya.
"Baik kami tunggu di tempat biasanya."
"Sip."
Sebenarnya hari ini Taehyung melakukan pengintaian pada Dahyun, dia memasang cctv kecil di ruang tengah, kamarnya, kamar Dahyun dan sekitar dapur serta rekaman suara. "Dia sudah tidur." Ucap kakak Jungkook saat Taehyung sampai di apartemen kakak Jungkook.
"Wah, lihatlah sampah ini. Kau yakin disana tidak ada telur lalat?" Tanya Jungkook yang membuat Kakaknya harus memukul kepala adiknya itu dari belakang.
"Aduh..." Ringis Jungkook mengelus rambutnya.
"Dia terlihat tenang, apa mungkin dia memang sudah-". "Tidak, tunggu." Kata kakak Jungkook menghentikan Taehyung berasumsi.
"Dia belum tertidur." Katanya lagi.
2 menit...
5 menit...
10 menit...
30 menit...Ditunggu Dahyun untuk tidur, namun Dahyun hanya terlihat terlentang dan mencoba membuat posisi tidur yang baik. "Hmmh..." Desah mereka lelah menunggu.
"Tidurlah.. " kata Jungkook sudah mulai sebal, dia memang tidak sabaran untuk sesuatu hal yang seharusnya membutuhkan waktu lama. "Diamlah." Kata kakak Jungkook kembali membuat adiknya yang banyak bicara itu kembali diam.
"Oh, dia tertidur." Kata Taehyung yang tidak percaya setelah Jungkook mengatakan sesuatu Dahyun ikut tertidur.
"Tapi, kenapa kita harus menunggunya tertidur? Bukankah lebih baik menemuinya saat bangun?" Tanya Jungkook yang masih saja penasaran dengan ide kakaknya itu.
"Dia tidak mau ditemui, sementara sahabatmu ini masih mendesakku untuk melihatnya. Dan.. lihatlah..." Kata kakak Jungkook mengganti saluran cctv yang lebih dekat dengan jangkauan Dahyun.
Dilihat Dahyun tengah membuat pelukan pada dirinya sendiri, "Jangan mendekat!" Gumam Dahyun yang masih bisa didengar oleh ketiga orang itu.
Setelah itu, Dahyun membuat sebuah gerakan-gerakan yang abstrak seperti tidak nyaman dalam suatu situasi tertentu. Tangisan mulai terdengar, namun kali ini Dahyun sudah terbangun lagi.
Tidur lagi, bangun lagi dan seperti itu seterusnya.
"Hem..."
"Bagaimana?"
TBCLIKE! FALLAW! KOMEN!
Lava u<3
KAMU SEDANG MEMBACA
TRASH
FanfictionDahyun adalah seorang perempuan yang tanpa diketahui oleh Taehyung jika dia sangat kotor dan rumahnya penuh dengan sampah. Awalnya Taehyung berpikir jika perempuan itu sangat malas dan selalu berpikiran sempit. Namun siapa sangka, ada cerita dibalik...