Part #6

278 80 6
                                    

Taehyung berjalan dibelakang Dahyun yang sepertinya tidak ingin berbicara dengan Taehyung saat itu. Setelah dari tadi menangis dengan sangat dalam dan cukup lama, Dahyun meminta maaf dan memutuskan untuk pulang, sementara Taehyung mengawasinya dari jauh.

Cara berjalan mereka terkesan lambat, tidak terburu-buru maupun terlihat santai. Hanya lambat seperti merenungkan sesuatu. "It's okay to fall at first~." Terdengar senandung lagu di telinga Dahyun, bukan itu bukan dari lagu yang bergema dari toko-toko yang masih buka itu. Dia tahu siapa yang menyuarakannya, suara khas yang dalam dan serak. "To be alone at first~"

"Lookin' for something, that's make you happy."

"For you only."

Dahyun berhenti sejenak, dan menatap Taehyung. Taehyung yang melihat Dahyun berbalik badan, mulai menghentikan nyanyiannya. Angin yang berselip-selipan diantara rongga-rongga rambut Dahyun membuat wajah Dahyun tertutupi sedikit demi sedikit. "Jangan mencampuri urusanku." Kata Dahyun yang sebenarnya memerlukan keberanian untuk mengatakan itu.

"Aku tidak ingin kau tahu. Bahkan aku tidak akan membiarkan angin tahu. Berhenti memaksaku." Ucap Dahyun kemudian kembali berjalan lurus, Taehyung menghela nafas.

Ada benarnya, Taehyung hanyalah pria yang bahkan belum sebulan berada di apartemen Dahyun, tetapi sudah mencampuri urusan Dahyun seperti itu urusannya sendiri dan menganggapnya terlalu mudah.

Ternyata Dahyun sama sekali belum siap untuk disembuhkan. Mungkin perasaan bersalah atau marahlah yang membuat Dahyun tidak siap.

Terkadang, kita bisa memiliki berbagai emosi. Tetapi satu-satunya emosi yang tidak boleh dipendam terlalu lama adalah amarah. Karena akan menimbulkan masalah yang lebih besar.

***

Tik! Tik! Tik! Tik! Taehyung menekan penanya hingga bagian tajam dari pena itu kadang terlihat kadang tidak terlihat saat ditekan. "Tae, apa kau sudah setuju untuk mengikuti event olahraga tahun ini?" Tanya Yoongi yang tengah meminum es soda berwarna birunya itu. Taehyung yang masih melamun tidak menghiraukan pertanyaan yang diberikan oleh Yoongi.

"Sepertinya ada yang otaknya membeku saat ini." Kata Jungkook mengibaskan tangannya didepan Taehyung namun Taehyung masih belum sadar juga.

"DUAR!" Teriak Jungkook sembari memukul meja keras hingga beberapa orang melihatnya dengan pandangan terkejut yang marah dan kebingungan. Begitu juga dengan Taehyung yang saat itu mengelus dadanya.

"Aish...hampir saja ku tinju dirimu." Kesal Taehyung membuat gerakan seperti ingin meninju Jungkook karena terlewat dari batas toleransinya. "Masih memikirkan tentang perempuan itu?" Yoongi kali ini berbicara.

Taehyung diam sejenak, "Bagaimanapun itu, aku tetap bersalah kepadanya." Ucap Taehyung saat mendapat pertanyaan itu.

Taehyung tahu itu sudah tiga Minggu yang berarti satu bulan lebih sejak Taehyung datang ke apartemen itu. Namun setiap masuk ke apartemen itu sampah mulai tertumpuk di depan kamar Dahyun. Jika dia ingin membuangnya Dahyun pasti akan marah kepadanya dan mengatakan jika dia tidak suka Taehyung yang sok peduli.

"Hah, sudahlah biarkan dia hidup seperti apa yang dia mau. Mari sekarang kita berbicara tentang event olah raga tahun ini. Kau sudah setuju untuk ikut basket atau belum?" Tanya Jungkook yang tidak ingin membicarakan perempuan menyebalkan itu lagi.

"Hmmh, iya aku setuju. Lagi pula kita berhadapan dengan fakultasnya Cha Eunwoo." Setuju Taehyung pada pertanyaan Jungkook. Sebenarnya kalimat Jungkook merupakan pernyataan yang berada di yes or no.

"Benar juga, Eunwoo dari fakultas hukum itu pasti sudah banyak yang mendaftar untuk menjadi pemandu soraknya." Yoongi kali ini menambahi dengan sedikit guyonan pada kalimatnya.

Tahun ini memang fakultas Taehyung akan berhadapan dengan Fakultas anak paling populer di sana. Cha Eunwoo adalah pilihan dari banyak pilihan yang ada, selain tampan laki-laki yang pintar itu juga mahir dalam berbagai bidang olah raga. Seperti sepak bola dan basket.

"Baiklah! Ayo balas dendam!" Kata Taehyung memberikan tangannya untuk bersorak dnegan Yoongi dan Jungkook.

"Gas!!!"

***

Perpustakaan tampak begitu sepi, karena para siswa lebih banyak mempersiapkan event olahraga tahunan itu. Sementara dipojok ruangan tersebut terdapat perempuan yang tengah menatap jendela dengan tatapan nanar. Sama sekali tidak fokus saat dia berada dikelas maupun diluar kelas.

Menyesali tentang apa yang dikatakannya beberapa hari lalu. Dia tahu Taehyung mencoba membantunya dan seharusnya perkataan itu tidak datang seperti itu saja. Dia terlalu malu pada dirinya sendiri untuk mengatakan maaf.

"Sepertinya kita memang dilahirkan untuk bertemu ya? Kim Dahyun?" Tanya seseorang dari belakang Dahyun yang membuat Dahyun mati rasa seluruh tubuh. Nafasnya terasa berat dan tersengal-senggal.

Laki-laki tinggi berrambut hitam pekat itu membuat Dahyun mati kutu rasanya, yang Dahyun pikirkan saat itu hanyalah pergi dari sana. Dia tidak perduli kemana dia akan pergi yang penting dia harus melarikan diri dari biadab itu.

Dengan langkahnya yang tergesa-gesa, Dahyun tak sengaja menabrak Taehyung yang tengah berjalan mundur bersama Yoongi dan Jungkook saat itu.

Bruuk!

Taehyung yang tersadar tengah menabrak sesuatu terkejut dan melihat kebelakang dengan gerakan refleks."Dahyun? Kau-" Taehyung yang tadinya ingin meminta maaf, sangat terkejut saat melihat air muka Dahyun yang putih pucat ketakutan. Apa dia baru saja melihat hantu?

"Dahyun?" Tanya Yoongi melihat Dahyun tidak merespon panggilan Taehyung.

Kaki Dahyun bergetar, dia takut kepada semua orang sekarang. Dia pun dengan gerakan yang kaku berdiri dan kembali berlari entah menuju kemana Taehyung tidak tahu. "Apa kau tadi lihat wajahnya? Wah, dia pasti habis melihat hantu!" Kata Jungkook yang menyadari pucatnya perempuan itu tadi.

"Sedang apa kalian disini?" Tanya Eunwoi yang datang dari arah yang sama dengan Dahyun tadi.

TBC

Lalala~ thanks for reading and thanks for your support.

TRASHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang