Part #12

255 83 6
                                    

Dahyun menangis, tidak ada yang mendengar pertolongannya disana. Meskipun masih termasuk waktu jam siang, ruangan itu termasuk ruangan yang jarang terlihat atau dikunjungi. Beberapa kali dia mencoba untuk mendobrak pintunya, namun tidak ada yang terjadi.

Jendela pun rasanya sangat sulit terbuka karena sudah lama ditinggalkan dan mulai berkarat seperti sudah menyatu dengan dinding. Dahyun mengedarkan pengelihatannya ke arah ruangan itu, ruangannya kosong dan hanya menyisakan papan tulis besar yang menyatu dengan dinding.

"Taehyung.." gumam Dahyun merasa lelah setelah mencoba pergi dari sana. Semuanya seperti terkunci, sementara tangan dan kaki Dahyun sudah lelah menendang dan menarik jendela diruangan itu.

***

Taehyung dan Yoongi melihat ke arah stand-stand yang menjajakan makanan ringan dan berat. Rasanya makan siang di kantin tadi belum cukup untuk memenuhi perut karet mereka.

"Hei, ada yang tahu Dahyun?" Tanya seseorang di salah satu stand yang sepertinya mencari orang yang Taehyung ketahui dan kenal itu.

"Tidak tahu, apa kau sudah lihat di perpustakaan?" Tanya insan lain yang menjaga stand tersebut. "Sudah, tapi kata penjaga perpustakaan Dahyun sudah pergi."

"Apa dia dibuli lagi?"

"Apa mungkin begitu? Kemarin kelompok Mina dan Sana benar-benar menampar dan menyiramnya dengan air pel."

"Apa masih karena rumor tahun lalu?"

"Benar, jika saja Dahyun saat itu mau memberi penjelasan mungkin dia tidak akan seterpuruk ini. Terlepas dari benar tidaknya rumor itu."

"Lagi pula, Mina dan Sana seperti anak SMA saja."

"Bukankah Mina dan Sana dulu berteman dengan Dahyun?"

Percakapan itu membuat Taehyung tidak sadar jika sosis yang dia beli dari stand samping fakultas Dahyun itu sudah meminta uang.

"Permisi, uangnya." Ucap penjaga stand yang kali ini menyadarkan Taehyung, hingga Taehyung memberikan uangnya.

"Apa yang kau lamunkan?" Tanya Yoongi membawa kue cubit di tangan kanannya. "Kau terakhir kali melihat Dahyun dimana?" Tanya Taehyung.

"Hm, pertandingan sepak bola tadi. Di jendela perpustakaan. Wai?" Tanya Yoongi balik kepada Taehyung tidak menyadari jika Taehyung tengah menggerakkan kepalanya ke kanan dan kekiri untuk setidaknya mencari bayangan dari perempuan berambut panjang itu. 

Taehyung mencoba untuk menelponnya, lalu suara dering handphone Dahyun yang Taehyung sangat hafal nadanya bagaimana. Taehyung kembali menelusuri sumber dari dering handphone tersebut. Sayangnya yang dilihat bukanlah Dahyun, melainkan Jungkook yang kemudian mematikan panggilan yang berarti panggilan Taehyung juga terputus dan membuangnya ke tempat sampah. "Hei, Yoongi."

"Hm?" Yoongi yang bahkan tidak menyadari apapun yang terjadi hanya menjawab pertanyaan Taehyung dengan suara kecil itu meskipun matanya melihat ke arah perempuan yang berbaju cheerleader yang mulai naik dan naik itu. "Ikut aku." Tarik tangan Taehyung searah dengan langkah kakinya.

"Mau kau bawa kemana aku?" tanya Yoongi masih dengan kue cubitnya, Taehyung yang masih sempat-sempatnya menggigit sosis bakarnya. "Lihat itu." Tunjuk Taehyung ke arah tempat sampah dan mengambil Handphone yang sangat Taehyung yakini adalah handphone Dahyun.

"Oh? Ada yang membuang handphonenya."

"Ini adalah handphone Dahyun."

"Apa?! Kenapa dia membuang handphonenya?" 

Taehyung yang tadi memperhatikan Jungkook yang datang dari arah yang ada dibelakangnya, "Hei, kau membuatku takut. Ada apa?" tanya Yoongi melihat gerak-gerik Taehyung semakin aneh. 

"Dibagian selatan gedung... di isi apa saja?" tanya Taehyung sedikit bergumam, Yoongi yang sering lalu-lalang di kampusnya itu dapat menjawab pertanyaan itu dengan mudah. "Hm.. yang aku tahu jika kau pakai tangga itu hanya bisa ke empat tempat. Perpustakaan, ruang bahasa, ruang komputer dan ruangan bekas yang mau di renovasi." 

"Lantai berapa ruang bekasnya?" Tanya Taehyung sembari menghabiskan sosis merah besarnya itu dalam 3 kali gigitan.

"lantai 4 d- HEI! AKU IKUT!" Ucap Yoongi ditinggal oleh Taehyung begitu saja di dekat tempat sampah itu.

Taehyung berlari sembari beberapa kali memutar tubuhnya melihat ke sekeliling bagian-bagian lorong perlantai itu. Yoongi yang tidak mengetahui apa yang dicari ikut mengedarkan pandangan siapa tahu dia mengerti apa yang dicari Taehyung.

"Oh? Dahyun?" Suara Yoongi  menghentikan langkah kaki Taehyung yang sempat melewati ruangan itu.

Yoongi yang menyadari jika ada Dahyun yang membuka pintu dengan sedikit terseok. Tatapan kedua orang yang habis berlari itu seketika membesar saat melihat tangan Dahyun yang bersimpah darah.

Benar, Dahyun tidak ingin mati kesepian disana. Karena itu dia mencoba untuk membuka pintu lagi, meskipun jari tangannya retak dan tangannya berdarah hebat akibat meninjuk kaca pintu yang cukup tebal itu.

"Tae..."

"Sialan! Panggil ambulan"

***

Mengenaskan, itulah yang ada di pikiran Yoongi dan Taehyung saat melihat tangan Dahyun yang di lindungi dengan benda berwarna putih itu. Benda yang berfungsi untuk menjaga agar tulang Dahyun tetap pada posisinya.

"Ada apa lagi dengannya?" Tanya kakak Jungkook yang mendengar mantan pasien virtualnya mendapatkan perawatan di ICU. "Aku rasa ada seseorang yang menguncinya di ruangan. Dahyun mencoba menyelamatkan diri karena ruangannya cukup jauh dari pandangan hingga tidak ada yang tahu." Ucap Yoongi memberikan penjelasan karena Taehyung tidak berada di dekat Junhwan.

"Apa kau tahu siapa?" Yoongi menggeleng, sementara Taehyung yang mendengar perkataan itu tidak mengatakan apapun meskipun dia sepertinya tahu siapa yang menyebabkan hal itu terjadi.

"Dia harus disini selama 1 hari penuh. Besoknya dia baru boleh pulang." Ucap salah satu teman Junhwan yang mendapatkan shift pada hari itu.

"Dan kau, ini sudah ke empat kalinya dia disini. Hubungi ibunya." Tunjuk sang dokter kepada Taehyung yang terkejut, empat kali? Sejak kapan Dahyun sesering itu datang ke rumah sakit?

"Empat kali?" Tanya Junhwan yang ikut terkejut.

"Hm, beberapa hari kemarin dia kemari sendiri karena dibuli oleh teman-teman sekampusnya. Alhasil dia punya luka lebam di punggung dan bahunya. Ini tidak baik." Penjelasan itu membuat ketiga orang yang mengetahui keadaan Dahyun saat itu hanya menghela nafas.

"Dia pasienmu?" Tanya dokter itu.

"Ya. Tapi hanya sekedar pengamatan awal selama 1 Minggu lebih dan analisis virtual." Jawab Junhwan yang diangguki oleh Dokter bernama Jaebum itu.

"Diagnosis mu?"

"Hoarding disorder."

Terdengar nafas berat keluar dari kedua orang yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan negara itu. "Orang tuanya tahu?" Taehyung menggeleng.

"Hubungi mereka. Itu adalah cara yang terbaik."

"Tapi pasien mengatakan untuk tidak mengatakan kepada siapapun." Ucap Junhwan menunjukkan kekhawatirkannya.

"Aku tahu, meskipun dia tidak dibawah umur dan sudah memiliki privasi sendiri. Dia butuh perlindungan dari orang lain." Balas Jaebum yang kemudian izin untuk pergi terlebih dahulu.

"Hei, Yoongi." Yoongi menengok ke arah Taehyung yang berdiri. "Kau sibuk?"

"Nope."

"Jaga dia sampai aku datang lagi, aku akan menghubungi orang tuanya juga. Jangan beritahu Dahyun tentang ini." Ucap Taehyung yang diangguki oleh Yoongi dan langsung meninggalkan area ICU itu.

TBC

Thanks for reading guys!!
And thank you for voting and commenting.

Are you a volcano?
Because i lava u <3

TRASHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang