Sita mengenali lelaki yang semalam ia maki. Dan lelaki itu juga mengenali Sita sebagai wanita gila yang ia temui di kelab.
"Wah, kalian sudah saling kenal rupanya, hai kenalkan saya Nala, temannya Sita." Nala menyalami Dika dan mengulurkan kue. Dika menyambut uluran tangan Nala dan menerima kue dari Nala.
"Terima kasih, saya Dika, semalam ternyata kita tidak sengaja bertemu ya." Dika dengan canggung ikut memperkenalkan diri sambil melirik ke arah wanita di sebelah Nala.
"Ah iya, saya Sita yang tinggal di sebelah. Terima kasih semalam sudah membantu Nala di kelab, maaf karena saya sudah salah paham dan memaki anda." Sita yang juga canggung dengan perkenalan ini berusaha untuk membuang egonya dan memperbaiki kesalahpahaman antara ia dengan Dika
"Iya, tidak masalah, syukurlah anda sudah tidak salah paham dengan saya." Dika tersenyum dan menggaruk lehernya yang tidak gatal. Ia bisa melihat rona merah di wajah Sita.
Imutnya.
Wanita didepannya ini memang Sita temannya ketika SMA, sosok wanita didepannya ini sangat membekas dalam ingatannya bahkan hatinyapun masih menyimpan desiran yang sama ketika melihat Sita.
"Kami pamit ya, selamat malam." Sita mengajak Nala untuk kembali dan berjalan memasuki unitnya.
"Iya, selamat malam." Dika mengamati Sita hingga sosoknya menghilang dibalik pintu.
Sampai ketemu besok dikantor.
"Woahh.. Gilak, daebak, itu mas-mas yang nolongin gue di kelab? Yang lo bilang mesum itu? Ganteng parah gitu!"
"Daebak pale lo!!! Ahhh sudahlah.. Gue malu banget asli, tu rekan kerja pula. Gegara elo nih La."
Sita merebahkan tubuhnya, ia akan melupakan kejadian absurd itu. Nala ikut nimbrung berbaring disebelahnya.
"Not bad." Nala tersenyum penuh arti dan menatap langit-langit kamar Sita.
Sita memutar bola matanya jengah dengan ucapan gak berbobot sahabatnya itu. Sita memilih diam dan tidak berkomentar. Ia kemudian menghubungi Aldo tapi tidak ada jawaban. Dan ia pun mengirimkan pesan untuk Aldo dengan sedikit harapan akan dibalas. Sita menarik selimut dan memejamkan mata, lebih baik ia segera tidur dan berharap ia amnesia.
.....
Sita menyeduh coklat dan membuat sandwich untuk sarapan. Setelah melihat Nala yang selesai mandi, ia pun menyambar handuk dan memulai acara mandinya. Nala tampak menghubungi asistennya untuk menanyakan jadwalnya hari ini.
Sebagai desainer dari sebuah bisnis fashion online yang ia dirikan bersama Sita, Nala yang lebih banyak berperan untuk mengurus internal butik mereka, sedangkan Sita lebih berkontribusi dalam pemasaran dan pencarian investor.
Dalam waktu 5 tahun, Sita dan Nala berhasil membawa brand lokal hasil karya mereka menjadi brand internasional. Tidak tanggung-tanggung Nala sering menerima pesanan untuk merancang pakaian khusus atas permintaan artis dan anggota kerajaan dibeberapa belahan dunia.
Setelah menyelesaikan sarapan, Sita dan Nala berangkat kerja. Mereka berangkat lebih pagi karena Sita harus mengantar Nala ke butik.
"La, gue udah atur interview buat lo minggu ini ama majalah fashion, ini ada hubungannya ama rancangan lo yang pake tema forest season."
Nala menghentikan kegiatannya yang sedang membaca materi meeting hari ini, dan menatap Sita.
Sita melirik ke kaca spion sebelah kiri kemudian berbelok kiri perlahan menuju ke sebuah bangunan berlantai dua tempat butik mereka berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasanganku Cuma Kamu [21+] (Completed)
Storie d'amoreWarning 21+ "Aku kira aku sudah melupakan cinta pertamaku. Dan kemunculanmu kembali membuat jantungku berdebar-debar." (Randika Aradhana Wijaya) "Mengapa lelaki itu ada disini? Siapa dia? Mengapa hatiku tidak tenang setiap di dekatnya?" (Laksita Mah...