~ 10 ~

7.6K 362 13
                                    

Beruntunglah luka di telapak tangan Arya tidak terlalu parah hanya tergores pecahan kaca. Tapi hal itu sempat membuat Marina panik. Setelah mengobati luka Arya, Marina akan mengantarkan Arya pulang. Ia meminta tolong Dika dan Devon untuk mengantar Sita dan Nala.

Dika memapah Sita yang setengah sadar melewati lorong apartemen mereka.

"Sita, password." ucap Dika saat mereka sudah berada di depan pintu unit Sita. Namun tidak ada respon dari Sita.

Dika menengok ke samping dan mendapati Sita yang tertidur. Dika mengguncang badan Sita agar ia terbangun namun gagal.

"Hey Sita bangun, kita udah di depan unitmu. Ta, Sita!" Dika menghela napas dan memapah Sita ke dalam unitnya.

"Ta, aku terpaksa bawa kamu ke unitku ya, jangan salahin aku klo kamu bangun nanti, aku udah berusaha bangunin kamu tapi kamu ga bangun." Dika berbicara pada Sita yang entah bisa mendengarnya atau tidak.

Dika membaringkan Sita di tempat tidurnya, ia melepas sepatu Sita, menyalakan lampu tidur di meja nakas dan menyelimuti Sita. Dika melihat lelehan air mata mengalir dari sudut mata Sita yang masih terpejam. Dika kemudian duduk di tepi ranjang dan memegang tangan Sita.

"Apa yang membuat kamu menangis Sita, bisakah kamu membagi sedikit bebanmu kepadaku? Besandarlah padaku walau hanya sebentar." Dika mengusap air mata Sita dan mengusap rambutnya penuh sayang.

Dika kemudian memasukkan tangan Sita ke dalam selimut dan mengecup kening Sita. Disaat Dika hendak beranjak, ia merasakan cengkraman di pergelangan tangannya.

"Pa, jangan pergi, papa jangan tinggalin Sita." Sita terisak, tangannya yang mencengkeram pergelangan Dika semakin mengerat.

Dika mencondongkan badannya ke wajah Sita, mengusap lembut dahi Sita yang mengkerut dan ia menghapus air mata yang menetes disudut mata Sita.

"Sita aku disini, jangan takut, aku gak kemana-mana." Bisik Dika.

Dika memilih berbaring bersama Sita dan memeluk tubuh Sita. Ia mendekap Sita di dadanya, sambil terus menerus menepuk punggung Sita.

"Apa sebenarnya yang terjadi sama kamu?" Dika mengecup pucuk kepala Sita.

Sita semakin merapat dalam pelukan Dika. Sementara Dika menahan mati-matian hasrat naluri lelakinya yang muncul saat sedekat ini dengan Sita wanita pujaan hatinya. Namun karena terlalu lelah, akhirnya Dika pun tertidur.

.....

Dika terbangun, dengan perlahan ia menarik lengannya yang memeluk Sita semalaman. Dilihatnya Sita masih tidur dengan nyenyaknya. Dika tersenyum hangat, membayangkan hari-harinya yang akan semakin indah jika ada Sita.

Dika kemudian bergegas ke dapur dan menyiapkan sarapan untuknya dan Sita. Ia tersenyum lagi saat mengingat dirinya yang terbangun dan ada Sita dipelukannya.

Setelah selesai membuat sarapan, Dika kembali ke kamar dan mendapati Sita yang masih tidur. Ingin rasanya Dika kembali berbaring dan memeluk Sita. Ia memang menjadi serakah jika semua itu tentang Sita. Dika menggelengkan kepala, dan melangkah ke kamar mandi. Ia harus mandi dan bergegas ke kantor jika tidak ingin terlambat.

Sita perlahan membuka matanya, masih dalam kondisi mengantuk berat ia mengangkat kepalanya, rasa pusing dan mual mendatanginya. Dengan segera Sita berlari ke kamar mandi dan menumpahkan semua dikloset.

Dika yang sedang membilas badannya dibawah guyuran air shower dibuat kaget dengan Sita yang tiba-tiba masuk. Ia segera mematikan shower dan menyambar handuk, kemudian menghampiri Sita yang masih duduk bersimpuh dengan kepala yang menjulur ke kloset.

Pasanganku Cuma Kamu [21+] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang