Paris satu tahun kemudian.....
Para model sudah siap berjajar rapi di belakang panggung. Nala yang tampak sibuk memastikan kematangan persiapan Fashion shownya dengan Tema "To Be Honest". Sita dan timnya memastikan kesiapan panggung, musik dan undangan. Sita sengaja mengundang banyak orang penting dengan jabatan tinggi di berbagai negara. Mereka yang hadir rata-rata adalah istri-istri kepala negara, duta besar dan beberapa orang berpengaruh.
Sita juga memastikan dewan juri yang waktu itu tidak meloloskan Nala, hadir dalam acara tersebut. Karena itulah puncak dari balas dendam Nala. Fashion show yang digelar sangat meriah dan banyak media yang tidak mau ketinggalan untuk meliput jalannya fashion show tersebut.
Setelah semua siap dan pagelaran dimulai. Sita memantau jalannya pagelaran. Dika dan Devon juga ikut sibuk membantu memantau.
"Luar biasa Sita. I cant believe Nala bisa melakukan pagelaran semewah dan semegah ini dalam sepanjang sejarah fashion show. Tidak kalah dengan desainer ternama di Paris. Desain yang ditampilkan juga luar biasa, baru satu sesi saja udah banyak yang berminat untuk memesan." ucap salah satu tamu yang duduk di dekat Sita.
"Iya saya percaya dengan bakat Nala sejak kecil dia sudah sangat berbakat. Bahkan yang sesi dua ini hasil rancangannya saat ia masih SMP."
"Oya? Wah saya selalu dibuat terkejut dengan hasil karya Nala. Kalian luar biasa. Saya sangat suka desain Nala. Saya yakin hari ini akan banyak pilihan yang saya minati."
Saat pagelaran selesai, Nala keluar dengan Wedding Dress yang baru Sita lihat. Sita merasa baju itu tidak ada dalam daftar baju baju yang akan tampil hari ini. Dan yang lebih mengejutkan lagi Devon tampil juga dipanggung dengan setelan jas. Mereka berjalan bersama. Sita ternganga melihat mereka tampak luar biasa.
"Para hadirin sekalian saya mengucapkan banyak terima kasih atas semua dukungan dalam pagelaran hari ini. Seperti yang anda lihat tema hari ini to be honest yang saya angkat berkaca dari kegagalan saya di ajang kompetisi ini 7 tahun yang lalu dipanggung ini. Tapi saya tidak menyerah, saya hari ini membuktikan bahwa saya juga berhak berdiri dipanggung ini sebagai pemenang untuk diri saya sendiri." Tepuk tangan riuh memenuhi ruangan.
"Seperti yang kalian lihat. Saya dan Mr. Devon memakai sepasang wedding dress. Saya persembahkan sepasang wedding dress ini untuk sahabat dan sekaligus rekan kerja seperjuangan saya. Laksita Mahadewi Sadana dan Calon suaminya Randika Aradhana Wijaya yang akan segera melangsungkan pernikahan. I give you my blessing. Sita kamu harus raih cintamu atau kamu akan menyesal." ucap Nala dari atas panggung
Gemuruh tepuk tangan kembali menggema di dalam ruangan. Sita sangat terkejut dengan ucapan Nala, ia kemudian menoleh pada Dika yang berdiri di sebelahnya. Dika hanya membalas tatapan bingung diraut wajah Sita dengan senyum misterius. Membuat Sita semakin kebingungan. Karena seingatnya ia belum mengiyakan lamaran Dika.
"Kali ini aku gak tau apa - apa Sita. Beneran!" Dika merangkul bahu Sita dan mengusapnya pelan.
"Wah, Nala bener- bener bikin aku mati kutu. Enaknya di apain ya tu bocah!"
"Aku masih mengharapkan jawaban kamu, seumur hidupku akan aku tunggu." bisk Dika.
"Hem, disini mulai pengap, enaknya kita kabur kemana ya?" ucap Sita mengalihkan pembicaraan dan bergerak melepaskan diri dari rangkulan Dika. Dika tersenyum tipis dan menghela napas, menyadari Sita yang tampak menghindarinya.
"Aku tau tempat yang pas untuk melarikan diri." ucap Dika yang langsung mengajak Sita berjalan-jalan
Beberapa kali ke Paris tidak membuat Sita bosan, Sepanjang jalan ia memperhatikan keramaian yang selalu menarik. Melihat para pecinta seni jalanan dan pertunjukan ditengah halaman atau menyaksikan akrobat di tengah taman. Sitab terus menerus membiarkan Dika memeluk pinnganganya dan tidak menanyakan kemana Dika akan membawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasanganku Cuma Kamu [21+] (Completed)
RomanceWarning 21+ "Aku kira aku sudah melupakan cinta pertamaku. Dan kemunculanmu kembali membuat jantungku berdebar-debar." (Randika Aradhana Wijaya) "Mengapa lelaki itu ada disini? Siapa dia? Mengapa hatiku tidak tenang setiap di dekatnya?" (Laksita Mah...