Jakarta beberapa tahun yang lalu..
Seorang anak perempuan tampak ikut berkerumun didepan papan pengumuman untuk melihat pembagian kelas. Dan ia bersyukur tidak satu kelas dengan seseorang yang sedang ia hindari, ia tidak mau terjebak dalam keadaan atau suasana yang sama dengan perempuan tersebut.
Waktu itu Sita dibuat terkejut atas perceraian orangtuanya, belum reda keterkejutannya, ia baru mengetahui bahwa orangtua Nala juga bercerai. Dan itu semua disebabkan oleh mamanya Sita yang berselingkuh dengan papanya Nala.
Dua keluarga hancur karena perceraian. Arya dan Sita lebih memilih tinggal bersama papanya. Mereka tidak bisa memaafkan perbuatan mama mereka. Rasa terhianati begitu menusuk, membuat mereka menjadi ragu dengan ikatan pernikahan yang berlandaskan cinta. Mereka tidak pernah menyangka jika mamanya bisa melakukan hal seperti itu.
Enam bulan setelah perceraian itu terjadi, mamanya Sita dan Papanya Nala menikah. Kebahagiaan mereka tidak membawa kebahagiaan bagi keluarga lama yang mereka tinggalkan. Dan dampak dari kejadian itu adalah kondisi ayahnya Sita yang menjadi lebih keras lagi bekerja dan jarang pulang, Arya yang baru saja wisuda dan Sita yang masih kelas 2 SMA menjadi tidak diperhatikan.
Hingga satu minggu kemudian kabar duka itu mendatangi Arya dan Sita, ketika mereka diberitahu oleh sekretaris papanya bahwa papanya meninggal karena bunuh diri dengan cara meminum racun. Ayah Arya dan Sita meninggalkan surat wasiat dan warisan untuk Arya dan Sita. Terlalu banyak luka dan kenangan buruk yang mereka alami. Arya mengajak Sita meninggalkan Jakarta, menjual rumah mereka dan menyerahkan jabatan papanya pada orang lain.
Dari titik itu Arya dan Sita berjuang untuk hidup mandiri hanya berdua. Arya memulai bekerja dengan perusahaan asing sambil merintis bisnisnya, sedangkan Sita berusaha menyelesaikan studinya dengan program beasiswa.
.....
Jakarta sekarang.....
Aldo menatap Sita lekat-lekat. Sita terdiam dan dengan pandangan sedih, kemudian Sita mengenggam tangan Aldo.
"Maafin aku Al, aku tidak bersedia untuk menikah, seharusnya dari awal aku gak menjalin hubungan sama kamu." Sita memeluk Aldo yang masih terdiam karena penolakannya.
"Sekarang lepaskanlah aku Al, aku ga mau menolak kamu untuk yang ketiga kali ato seterusnya. Aku tau orangtua kamu juga tidak suka dengan penolakanku tahun lalu, sebaiknya kita akhiri saja. Aku tidak mau menyakiti kamu lebih jauh lagi." Sita melepas pelukannya. Aldo menyimpan cincin dalam kotak dan memberikan pada Sita.
"Aku sudah tidak membutuhkannya, anggap saja souvenir dari aku. Akan aku buat kamu menyesal karena sudah menolakku Sita." Aldo tersenyum berusaha tegar dan keren dihadapan Sita, walaupun hatinya sakit.
"Baiklah. Akan aku simpan, terima kasih." Sita memasukkan kotak itu ke dalam saku, mereka masih terdiam dengan pikiran masing-masing sambil menghabiskan bir.
Dika tampak tersenyum melihat dua orang yang duduk dibangku taman. Dia sengaja menguping pembicaraan mereka saat tak sengaja melihat mereka, sesaat setelah Dika memarkirkan mobilnya.
.....
"Terima kasih Pak Gunawan atas undangan makan malamnya. Dan terima kasih atas arahannya."
"Iya tidak masalah Pak Dika. Saya senang membantu."
Setelah pertemuan makan malam dengan Pak Gunawan salah satu anggota dewan komisaris, Dika berjalan kembali ke kantor karena lokasinya yang tidak terlalu jauh. Saat ia menuju lift, Dika melihat Sita yang sedang berdiri di depan lift
"Hai Bu Sita, selamat malam, mau lembur bu?"
"Ya betul, saya baru saja bertemu klien dan masih ada beberapa pekerjaan yang saya tunda. Pak Dika juga mau lembur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasanganku Cuma Kamu [21+] (Completed)
RomanceWarning 21+ "Aku kira aku sudah melupakan cinta pertamaku. Dan kemunculanmu kembali membuat jantungku berdebar-debar." (Randika Aradhana Wijaya) "Mengapa lelaki itu ada disini? Siapa dia? Mengapa hatiku tidak tenang setiap di dekatnya?" (Laksita Mah...