3.

14.3K 1.3K 128
                                    

Ini cerita karangan sendiri.
Aku juga bikin buat hiburan semata, semua kejadian murni imajinasi penulis, kalau ada kesamaan maafkan, karena emang ini cerita aku karang sendiri. Gak ada unsur kesengajaan apalagi plagiarisme.

Akan ada beberapa adegan kekerasan bahkan penyiksaan bikin mual, mohon bijak dalam membaca ya sayang sayang akoh.

Aku juga sadar kalo cerita aku gak bagus, tapi aku tetep mau ngingetin, dilarang jiplak, copas, gak terima plagiat di mari... Makasih 💕

Happy reading 💕💕💕

.

.

.

Sepulang dari makan siang tadi, Baekhyun menjadi pendiam...

Saat ini Baekhyun dan Chanyeol sedang di dalam kamar milik Chanyeol, mereka langsung menuju ke mansion setelah makan siang.

Chanyeol sangat khawatir tentu saja, walau sang king father tak menunjukkan kekhawatirannya lewat ekspresi atau ucapan, namun hatinya gundah melihat sang permata seperti itu.

Ia lebih suka melihat permatanya centil dan menggoda ia hingga miliknya terbangun, dari pada melihat ekspresi dingin dan datar seperti saat ini.

"B... Tidurlah, kemari" titah sang daddy yang sudah tak tahan melihat Baekhyun termenung di balkon kamar sembari menatap langit.

Baekhyun bergeming, ia acuh akan ucapan sang daddy...

"Baekhyun... Kau tak mendengarkan daddy?" tanya Chanyeol lagi sedikit meninggikan suaranya.

Baekhyun menoleh dengan raut wajah datar dan melangkah mendekat dan berbaring di samping daddy-nya.

Chanyeol mengelus surai lembut sang permata dengan terus menatap wajah ayu yang terpejam disampingnya...

Sangat cantik... Chanyeol tak memungkiri pujian semua orang tentang betapa cantiknya wajah Baekhyun, walau nyatanya Baekhyun adalah seorang lelaki.

Drrttt... Drrttt...

Dering handphone mengalihkan atensinya...

Ia segera mengambilnya lalu menggeser ikon berwarna hijau dilayar.

"Ada apa ?"

"..."

"Lalu ?"

"..."

"Hm... Lumpuhkan, lakukan sesuai aturan Camorra"

"..."

"Ya, Jangan mengganggu ku setelah ini"

Memutus sambungan lalu melempar handphone berharga selangit itu ke nakas hingga menimbulkan bunyi cukup nyaring.

"Bolehlah aku ikut serta ?" Chanyeol mengangkat sebelah alisnya kala mendengar ucapan tiba tiba permatanya...

"Melumpuhkan klan lain, bolehkah dad?, sepertinya hatiku akan sangat puas jika melakukannya, aku butuh pelampiasan dad" ia lega, akhirnya sang permata mau berbicara setelah berjam jam lamanya bungkam. Namun, untuk membiarkan Baekhyun ikut serta dalam misi, Chanyeol tak punya jawaban...

CAMORRA (CHANBAEK) END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang