20.

7.8K 818 71
                                    

"Kemana kita sebenarnya Paman?" pertanyaan itu sudah terucap berulang kali dari mulut Baekhyun.

Namun Kai tak samasekali memberi jawaban pasti.

Hanya...

'Nanti anda akan tahu Prince'

'Anda lihat saja nanti Prince'

Dan jawaban jawaban yang tak membuat Baekhyun puas lainnya.

Wajah Prince B itu tertekuk lantaran tengah kesal.

"Paman dan Daddy sama saja..." ucap Baekhyun pada Kai... Membuat lelaki yang menyandang marga Oh di belakang namanya itu tersenyum maklum.

"Jangan pernah samakan King dengan orang lain terutama kami para bawahannya Prince... Dia berbeda, dan prince B sangat beruntung bisa menjadi permata King, menjadi orang istimewa yang dipilih oleh beliau sendiri untuk mendampingi beliau sepanjang hidup." Alih alih bahagia, Baekhyun justru tersenyum miris mendengar ucapan Kai...

"Jangan bercanda denganku paman... Daddy tak menganggap ku seistimewa itu..."

"Dari mana Prince B berasumsi seperti itu?"

Baekhyun mengedikkan bahu, "sangat jelas dari bagaimana dia bahkan tak sekalipun tersenyum kecuali ketika kami sedang melakukan seks... Dan dia juga tak sekalipun menyatakan perasaannya... Apa susahnya mengatakan sharange... Aih... Lelaki memang sukar dimenger-oh... Bukan kah aku juga laki laki?! Ah... Molla, aku lelah, bangunkan aku setelah kita sampai Paman." Kai menatap Baekhyun yang tengah terpejam.

Tangan Kai terangkat mengelus lembut rambut Blonde sang Prince yang kini tengah berbaring di sampingnya berbantalkan paha miliknya.

"Cinta bukan untuk di dengar Prince B, tapi di rasakan... Saya bahkan pernah mengalami yang lebih menyakitkan dari Prince B, jika kita mencintai Dominan dari klan Camorra kita harus siap menerima konsekuensinya... Bersabar atau mati... Inti dari semuanya adalah sabar, saya harap Prince B dapat bertahan dan bersabar... Sedikit lagi... Tanamkan kesabaran sedikit lagi..." Kai berceloteh dengan tatapan menerawang. Walau Baekhyun terpejam, suami manis Oh Sehun itu yakin jika sang Prince mendengarnya.

.

.

.

Baekhyun terbangun kala merasa sebuah tangan membelai rambutnya...

Permata pemimpin Camorra itu bergerak rendom meregangkan otot ototnya...

"Apa perjalanan kita masih jauh paman?" tanyanya pada seseorang yang mengelus rambutnya.

"Kau sudah sampai B." Mata sipit itu begitu saja terbuka kala mendengar suara husky yang berbisik tepat di telinganya.

Ketika mata itu terbuka sepenuhnya, ia melihat lelaki yang membuatnya kesal setengah mati itu terduduk tepat di sampingnya tidur.

Ah tunggu dulu...

Baekhyun baru sadar bahwa dirinya kini berada di suatu kamar asing yang terbilang megah... Walau tak semegah kamarnya dan King di mension.

"Dimana ini?" tanya Baekhyun sembari mendudukkan dirinya.

"Apartemen kita," sahut Chanyeol dengan masih menatap dalam pada sang permata.

"Apartemen? Sejak kapan kita memiliki apartemen?" Tanya Baekhyun lagi dengan alis terangkat.

"Sejak aku membelinya kemarin tentu saja." oke Baekhyun kini tak mau menyahuti... Gurauan daddynya itu benar benar luar biasa garing.

"Lusa... Persiapkan dirimu untuk hari besar kita. Aku harus pergi sekarang untuk melakukan beberapa hal sebelum besok lusa." Walau Baekhyun masih tak paham dan penasaran akan apa yang Chanyeol rencanakan kali ini namun dia memilih diam dan hanya mengangguk sebagai jawaban.

CAMORRA (CHANBAEK) END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang