Lamaran ; HYUNSOM

1.3K 166 25
                                    

"Aduh Jimmy, noona mau keluar sebentar doang."

Somi berlutut di depan Kim Ji Mi --- adik laki-lakinya --- yang sedang menahan kaki kirinya.

"Noona! Noona, tidak boleh pelgi~~~" ucap Ji Mi dengan aksen cadelnya yang menggemaskan. Somi terkekeh lalu mengusap kepala adiknya itu dengan lembut.

"Tapi ini urusan kerjaan, Jimmy. Jimmy mau liat noona sedih kalau nanti bosnya noona mecat noona?"

Ji Mi menatap Somi dengan polos lalu menggelengkan kepalanya. Melihat itu, Somi terkekeh karena gemas dengan adiknya yang baru berusia lima tahun ini.

"Yaudah, biarin noona pergi bentar, ya? Nanti noona beliin es krim sama coklat deh..."

"Noona selius?" (re: noona serius?)

"Iya."

Ji Mi bertepuk tangan dengan gembira lalu mencium pucuk kepala adiknya itu.

"KAK LIA! JAGAIN JIMMY NYA! JANGAN BUCIN TERUS!"

"IYA BAWEL!!!"

《》《》

Somi menatap keadaan taman yang akan menjadi tempat ia dan Hyunjin berkencan. Disini sepi dan tidak ada orang satupun.

"Kebiasaan deh Kak Hyunjin telat mulu kalo ngajak ketemuan." gerutu Somi seraya mengambil ponselnya dari tas.

"SOMI!"

Somi menoleh ke belakang dan melihat presensi Hyunjin sedang berlari kearahnya.

"Kamu kenapa lari-lari sih?" tanya Somi bingung. Gadis itu merapikan rambut Hyunjin yang berantakan. Kening laki-laki itu bahkan berkeringat.

"Hehehe.. Maaf ya telat." ujar Hyunjin sambil tersenyum lebar. Somi menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mencubit pipi Hyunjin dengan gemas.

"Iya, gapapa kak."

Kemudian, keduanya berjalan menuju salah satu kursi besi panjang. Mereka berdua pun duduk disitu. Tangan kiri Hyunjin melingkar di pundak Somi, sedangkan kedua tangan Somi melingkari perut kekasihnya itu.

"Kapan ya terakhir kali kita kencan dengan damai kek gini?"

"Hahaha... Pas Jimmy umur dua tahun, dia kayak gak suka gitu sama kamu."

Hyunjin mengerucutkan bibirnya. Memang sejak Ji Mi berusia dua tahun, ketenangan akan kencan Hyunjin dan Somi sirna begitu saja. Bocah kecil itu selalu saja mengacau keromantisan mereka.

"Tapi dia gak ngeganggu kencannya Soobin sama Lia! Curang ih adek kamu!"

"Ya kan keadilan sosial bagi seluruh laki-laki tampan kecuali Min Hyunjin."

"Jadi maksud kamu, aku gak ganteng?!"

"Emang enggak. Gantengan juga Taehyun."

"Oh gitu. Udah sana jadi pelakornya Taehyun Chaeryeong aja."

"Maunya sih. Tapi aku cintanya sama Min Hyunjin. Gimana dong?"

Hyunjin malu. Hyunjin merona. Hyunjin kek cacing kepanasan.

"BELAJAR GOMBAL DARI SIAPA?"

"DARI OKNUM MIN HYUNJIN!"

Hyunjin tertawa lalu memeluk erat kekasihnya itu.

"Aku cinta kamu, Kim Somi."

"Aku lebih cinta kamu, Min Hyunjin."

Kemudian, tangan Hyunjin mengambil kotak berwarna merah dari dalam sakunya.

Ia menyodorkan kotak berisi sepasang cincin itu ke hadapan Somi. Gadis itu terkejut. Somi menutup mulutnya dengan kedua tangan. Kedua mata gadis itu bahkan sudah berkaca-kaca.

"Somi. Makasih untuk semuanya yang kamu kasih ke aku. Waktu, perhatian, cinta, dan semua yang berasal dari kamu membuat aku kadang berpikir kalo aku gak pantes buat gadis selembut kamu. I know kalau aku bukan laki-laki romantis...

Tapi, satu yang pasti. Selama ini aku menginginkan kamu buat jadi istriku. Mommy dari semua anak-anak kita nanti. Aku kerja keras biar bisa menghidupi kamu karna aku tau kamu harus hidup dengan layak bukan karna dari cinta doang.

So, I wanna ask it to you. Do you wanna be my wife? Be a mother for our children?"

Air mata Somi mengalir deras mendengar ucapan Hyunjin. Baginya, Hyunjin adalah kedua kakinya. Yang selalu menopangnya di saat sulit dan senang.

Begitu pun dengan Hyunjin yang sekarang menatap Somi dengan tatapan berkaca-kaca. Gadis itu adalah kedua matanya. Dimana ia tidak bisa melihat apapun jika Somi meninggalkannya.

Mereka saling mencintai, melengkapi, dan mendukung satu sama lain.

"I want..." jawab Somi lirih.

Hyunjin membulatkan kedua matanya lalu langsung memasangkan satu cincin ke jari manis Somi. Kemudian mereka berpelukan. Tangisan Somi pecah saat ia merasakan pelukan Hyunjin mengerat.

"Kita nikah setelah Lia menikah. Aku udah komitmen, chagi."

Lalu, Hyunjin mengangkat wajah Somi dan mendekatkan bibirnya. Ia mencium Somi dengan lembut.

"Love you, Kim Somi."

"Love you, too, Min Hyunjin."

Mereka kembali berpelukan.

"WOY GILA! KOK GAK NGASITAU KALO UDAH SELESAI?! INI GUE DIGIGITIN NYAMUK ANJIR."

"TAU IH HYUNJING MAH GAK MODAL. MASA KITA DISURUH NGUMPET DIBALIK SEMAK-SEMAK?!"

"UDAH KAK SOMI TOLAK AJA TUH SI HYUNJIN! BIAR JADI PERJAKA TUA!"

Yuna menggeplak kepala bagian belakangnya Hueningkai setelah mendengar teriakan laki-laki itu.

"Aduh! Sakit, sayang!"

"Lagian itu omongannya di filter dulu!"

"Maap."

"Yain biar cepet."

Saat Hyunjin dan Somi sedang bertautan tangan dan mau jalan kearah mereka, datanglah Ji Mi.

"Hyung! Jangan nyentuh-nyentuh noona Jimmy!" omel Ji Mi pada Hyunjin. Bahkan bocah itu memukul-mukul tangan Hyunjin yang bergandengan dengan tangan Somi.

"Fix, habis nikah kita tinggal di Australia aja, Som. Biar adek kamu gak gangguin kita mulu."

Somi tertawa mendengar gerutuan Hyunjin. Gadis itu menggendong Ji Mi dan berjalan bersama Hyunjin menghampiri teman-teman dan orang tua mereka.

"Aku ngikut kakak aja. Kamu kan suamiku nanti."

"MAMI JENNIE!!! HYUNJIN BAPER TOLONG!"

《》《》

Stay safe and healthy!

Written by: Tasya

👉💜💙♥💖💛💟💗💚💓💕❤💞💘💝💋👈

[✅] KELUARGA SOSMED || BlackBangtan, Txtzy, & HyunSomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang