Bagian 19.

1.5K 321 215
                                    

Tips baca part ini!!!
Pelan-pelan aja, soalnya banyak dialog panjang yang bakalan susah di mengerti kalau dibaca buru-buru.
So pelan-pelan ya :)💜

NP : Too good at Goodbyes - Sam Smith

****

Hoseok berlari sedikit tergopoh akibat terlalu terburu-buru memasuki gedung apartemen Jennie pagi ini. Langkah besar yang dia ambil rasanya tidak membantu sama sekali, dalam hati dia tetap mengumpat karena merasa menghabiskan terlalu banyak waktu dari parkiran hingga sampai ke unit sang sahabat. Terkadang dikeadaan seperti ini Hoseok menyesali mengapa unit Jennie tidak terletak di lantai dasar saja? Jadi dia tidak perlu menghabiskan lebih banyak waktu hanya untuk menunggu pintu lift yang membawanya sampai ke unit Jennie terbuka.

Sesampainya di depan unit Jennie, tanpa ragu Hoseok menekan beberapa angka yang dia yakini masih menjadi password pintu sahabatnya. Benar saja, setelah digit terakhir Hoseok tekan pintu apartemen Jennie sedikit terbuka. Tidak ingin menunggu lebih lama, Hoseok segera menerobos masuk dan betapa terkejutnya dia mendapati pemandangan unit apartemen Jennie yang benar-benar berantakan. Sementara sang pemilik tampak terbaring dengan kedua mata tertutup di atas sofa. Wajahnya sembab, dan dari sana Hoseok tau Jennie tidak baik-baik saja.

"Jennie? Jennie? Jennie bangun Jen! Jennie kau hanya tidur kan? Jennie jangan membuatku khawatir!!" Hoseok mengguncang tubuh Jennie dengan perasaan takut yang tidak main-main. Ayolah Hoseok pernah melihat Jennie yang gegabah meminum satu botol pil tidur demi mengakhiri hidupnya sendiri. Bayangan itu masih membekas jelas di ingatan Hoseok dan melihat Jennie yang seperti sekarang, demi tuhan Hoseok ketakutan hal itu terulang lagi.

Tapi ketika dua mata kucing Jennie terbuka perlahan-lahan, Hoseok lantas menjerit lega. Tanpa sadar dia menghembuskan nafas yang sejak tadi dia tahan, dipeluknya tubuh Jennie yang masih terbaring di atas sofa sembari terus mengucap beberapa kata syukur kepada tuhan.

"Hoseok, Ini jam berapa?" Tanya Jennie terdengar lirih.

"Setengah enam" jawab Hoseok, suara lelaki itu masih sangat bergetar. "pagi" lanjutnya sebelum Jennie kembali bertanya.

Perlahan Jennie mendudukkan tubuhnya dengan bantuan Hoseok. Bibirnya mengerucut sebelum melayangkan protes pada sang sahabat, "kau datang terlalu pagi, aku masih mengantuk. Aku baru tidur dua jam"

Sementara itu Hoseok berdecak kesal sebelum memberi jentikan kecil di kening Jennie, "sudah bagus aku masih bisa menahan diri hingga tujuh jam sejak kau menelepon ku malam tadi. Demi tuhan semalam aku sudah hampir nekat untuk pergi kemari jika aku tidak mengingat kau mungkin akan membenciku setelah itu" balas Hoseok.

Jennie tidak lagi menjawab, dia hanya membalas dengan seulas senyum yang dipaksa. Setelahnya kedua mata Jennie berpendar ke sekeliling apartemen dan tatapannya berubah sendu.

"Jadi, apa sekarang kau sudah bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Hoseok membuka sesi obrolan serius mereka pagi ini.

Jennie tampak menarik nafas berat, kedua mata sayu nya menatap Hoseok lamat-lamat. Muncul sedikit keraguan di benak Jennie, mendadak dia sedikit takut. Bagaimana jika setelah ini Hoseok membencinya? Bagaimana jika Hoseok tau tentang semuanya lelaki itu justru pergi meninggalkannya seorang diri, begitu pula dengan Suga dan Jisoo? Mereka bertiga sudah sejak dulu memberi larangan keras padanya untuk tidak mendekati Taehyung, tapi dia justru tidak mengindahkan itu hingga dia berakhir seperti sekarang. Jennie takut.

"Jen?" Panggil Hoseok.

"Hoseok, apa yang nanti akan ku ceritakan pasti akan membuat mu kecewa. Tapi boleh aku meminta satu hal?"

"Apa?"

"Jangan meninggalkan ku" lirih Jennie nyaris seperti kehabisan suara.

"Aku berjanji, jadi ayo adik kecil beritahu aku apa yang terjadi"

FAVORITE SINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang